17. Deep Pain

38 46 0
                                    

-Happy Reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-

Suara melangkah derap kaki terdengar mendekat dengan halus.

Kedua netra Layla terbuka perlahan. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menetralkan pandangan kearah atas.

Dia terbelalak saat melihat seseorang tersenyum miring di sebelah bangsal.

Orang itu tertawa menyeramkan, tangan kanannya terangkat dan terlihat membawa pisau.

JLEB

"ΑΚΗ!!"

"Suster! Ambil obatnya!"

Gadis itu terbangun dari mimpi buruknya. Langsung duduk di bangsal dengan napas yang sudah memburu. Keringat dingin pun sampai memenuhi dahinya saking seramnya mimpi itu.

Untung saja hanya mimpi.

Dengan badan yang gemetar hebat, dia mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan dengan hati-hati.

"Jangan sentuh!" Layla yang baru sadar, menepis tangan dokter Alana ketika ingin mengecek suhu tubuhnya.

Dokter muda itu tersenyum tipis saat melihat Layla sudah tersadarkan diri walaupun sadar karena telah mimpi.

"Layla? Saya mau ngecek suhu badan kamu." ucapnya sembari menunjukkan alat termometer digital pada Layla.

Layla yang belum tenang hanya mengangguk kecil untuk mengiyakan kemudian Alana langsung mengecek suhu badannya.

"Udah berjam-jam kamu belum sadar tapi akhirnya sadar juga, Juan dan lainnya datang ke sini cuman udah pulang"

Setelah selesai, dokter Alana menyodorkan sebuah tablet obat pada Layla. "Minum dulu obatnya.." pintanya.

Gadis itu mendengus, dia sangat bosan dengan obat. Dari kecil sampai sekarang obat itu bagikan air putih, yang dia minum setiap hari.

Tapi apa boleh buat?

Layla meneguk segelas air putih setelah menelan obat tersebut.

Lalu matanya mengarah ke pintu ruangan.

"AAA!!"

Dugh!

"JA- JANGAN BUNUH AKU!!"

Dokter Alana dan kedua susternya menoleh kearah pintu. Nihil, tidak ada siapapun di sana.

Layla menggigit jari-jemari karena saking ketakutan. Dia melihat orang itu lagi setelah tadi dalam mimpinya.

Bersembunyi di balik selimut sampai kepalanya terbentur dinding. Apa seseram itu?

"Dok? Dia sepertinya trauma berat."

Dokter Alana hanya mengangguk kaku, lalu menatap tubuh Layla yang terlihat meringkuk di dalam selimut. Dia sangat terluka melihat Layla saat ini.

Dear Layla [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang