16. Jangan terjadi

40 46 0
                                    

-Happy Reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-

Hanni dan Juan menaiki mobil taksi sedangkan Daniel sendiri mengendarai motornya. Sempat merasa bingung di mana rumah Layla, Juan tidak pernah datang ke sana juga tetapi entah dari mana Daniel mengetahuinya.

Daniel jalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh mobil taksi yang di tumpangi Juan dan Hanni. Tenang saja, dia tidak ngebut kali ini agar pak supir tidak kehilangan arah.

Tidak lama mereka sampai di depan rumah Layla. Juan turun dari mobil dan di susul oleh Hanni. Daniel memarkirkan motornya di depan pagar rumah Layla.

Begitu laki-laki itu melepaskan helm, dia terkejut mendapati Hanni dan Juan di hadapannya yang awal mula mereka berdiri jauh dengannya.

"Setan lo pada ngagetin gue aja." celetuknya.

Juan mengernyitkan dahi, menatap Daniel penuh tanda tanya. "Lo tahu rumah Layla dari mana?" tanyanya serius.

Hanni memandangi Daniel yang sedang di interogasi oleh Juan. Melipat kedua tangannya di depan dada seraya menaikkan satu alisnya, ekspresi itu sangat menyebalkan bagi Daniel.

"Kata lo Layla adik Harsa kan? Gue tahu rumah dia." jelas singkat Daniel.

Saat Juan ingin bertanya lagi, Daniel segera mencegahnya. "Gue sama Harsa musuhan mungkin sampai sekarang masih." ujarnya.

"Hah?! Lo musuhan? Kenapa kok bisa?" pertanyaan berturut-turut dari Hanni membuat Daniel muak untuk membahasnya lagi tetapi jika tidak di bahas mereka bisa mencurigai hal yang aneh-aneh pada dirinya.

Laki-laki itu turun dari motornya, lalu menghela napas dalam-dalam. "Dulu gue musuhan sama Harsa karena geng motor kita saling musuhan."

"Lo dulu anak geng-"

"Diem bocil Australia! Gue mau jelasin." potong Daniel pada Hanni, dia sekarang sangat kesal.

"Iya dah."

"Gue dari geng Mortal Enemy dan Harsa dari geng Dark Vargar, awal mulanya baik-baik aja cuman karena ada anak geng dari Dark Vargar yang ngebunuh anak geng gue jadi kita tempur."

"Terus-terus?" Juan dan Hanni memandangi Daniel yang sedang bercerita.

"Iya tentunya Mortal Enemy menang jadi dari sini kita musuhan."

"Gue dulu sering main ke rumah Harsa."

Juan mengangguk kukuh. Dia merasa kalau Daniel benar-benar bercerita dengan kenyataan. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. "Sebentar..."

"Jadi lo tahu tentang Harsa banyak dong? Tapi kenapa lo baru tahu kalau Layla itu adik Harsa?"

Oh? Benar sekali pertanyaan ini.

Hanni ikut greget saat mendengar pertanyaan yang cukup sensitif dari Juan. Ini bisa jadi hal yang menarik. Kenapa Daniel sampai sekarang tidak tahu keberadaan Layla yang menjadi adik Harsa? Padahal dia bercerita kalau dia sering main ke sini?

Dear Layla [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang