(06)-Langkah baru

5 7 0
                                    

•HAPPY READING•

***

Setelah berhasil memenangkan lomba seni, Repal merasakan semangat baru dalam hidupnya.

Karya “Pelukan Terakhir” menjadi simbol keberanian dan pengingat akan perjalanan emosional yang telah ia lalui. Dengan dukungan Hilda dan teman-teman, Repal semakin percaya diri untuk melanjutkan karier seninya.

Suatu pagi, Repal menerima email dari sebuah galeri seni terkemuka yang ingin mengundangnya untuk memamerkan karyanya.

“Kami sangat terkesan dengan lukisan Anda di lomba seni dan ingin mengundang Anda untuk pameran solo di galeri kami,” tulis mereka.

Repal terkejut dan tidak bisa menahan kegembiraannya.

“Hilda! Lihat ini!” Ia menunjuk layar laptopnya kepada Hilda yang sedang duduk di sebelahnya.

“Mereka ingin aku melakukan pameran solo!”

Hilda tersenyum lebar. “Aku tahu kamu bisa! Ini adalah langkah besar untukmu, Repal. Kau harus mengambil kesempatan ini!

Setelah beberapa hari merencanakan pameran solo, Repal mulai menyusun tema dan memilih lukisan-lukisan yang akan dipamerkan. Dia memutuskan untuk membuat tema “Pelukan: Cinta dan Kehilangan” sebagai penghormatan kepada Ayahnya dan perjalanan hidupnya.

Selama beberapa minggu berikutnya, Repal bekerja keras untuk menyiapkan pameran tersebut. Dia menciptakan beberapa lukisan baru yang menggambarkan perjalanan emosionalnya, menggabungkan elemen kebahagiaan dan kesedihan.

Setiap lukisan menceritakan kisah yang berbeda, dan dia merasa terhubung dengan setiap goresan kuas yang dia buat.

Hilda selalu berada di sampingnya, memberikan dukungan dan saran. “Repal, setiap lukisanmu memiliki jiwa. Ingat, ini adalah tentang perjalananmu, jadi jangan takut untuk menunjukkan dirimu yang sebenarnya.”

Ketika hari pameran tiba, Repal merasakan campur aduk antara kecemasan dan antusiasme. Galeri dipenuhi oleh pengunjung, dan Repal merasa jantungnya berdebar-debar.

Dia mengenakan pakaian sederhana namun elegan dan mengambil napas dalam-dalam sebelum memasuki ruang pameran.

Saat Repal menyapa pengunjung, ia merasa betapa pentingnya momen ini. Banyak dari mereka mengagumi karyanya dan berbagi cerita tentang bagaimana seni dapat menyentuh hati mereka.

Repal merasa terhubung dengan setiap orang yang datang, dan saat mereka berbicara tentang lukisan-lukisannya, dia merasakan kehadiran Ayahnya di sampingnya, memberi semangat dan cinta.

Di tengah pameran, Repal melihat seorang wanita tua yang berdiri lama di depan lukisan “Pelukan Terakhir”.

Wanita itu tampak emosional, dan Repal merasa tertarik untuk mendekatinya.

“Apakah Anda suka lukisan ini?” tanyanya lembut.

Wanita itu mengangguk dengan air mata di matanya. “Saya sangat terhubung dengan karya ini. Saya kehilangan anak perempuan saya beberapa tahun yang lalu, dan ini mengingatkan saya pada cinta kami. Saya merasa seolah dia ada di sini dengan saya.”

Repal merasakan hatinya bergetar. “Saya sangat menyesal mendengar itu. Saya menciptakan lukisan ini sebagai penghormatan untuk ayah saya yang telah pergi. Ini adalah cara saya untuk mengenang cinta yang kami miliki.”

Mereka berdua berbagi cerita tentang kehilangan dan cinta, dan Repal menyadari betapa seni dapat menyatukan orang-orang. Dia merasakan kekuatan dalam koneksi itu, dan harapannya semakin tumbuh.

Pelukan Terakhir [on-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang