•HAPPY READING•
***
Beberapa bulan setelah galeri "Cahaya dalam Kehampaan" diresmikan, kehidupan Repal berjalan dengan ritme yang baru.
Ia kini menghabiskan sebagian besar waktunya di galeri, mendampingi anak-anak yang berkunjung, berbagi cerita, serta membantu mereka mengekspresikan emosi mereka melalui seni.
Lukisan "Pelukan dalam Kegelapan" yang baru saja ia selesaikan menjadi pusat perhatian di galeri, menggambarkan sosok pelukan di tengah bintang-bintang yang gemerlapan di langit malam.
Karya tersebut menggambarkan tema keabadian, cinta, dan harapan, yang mulai menjadi karakter utama dari semua karya seni yang Repal hasilkan.
Suatu sore, Dila datang ke galeri lagi, kali ini dengan senyum di wajahnya. Ia membawa sebuah gambar baru yang ia buat.
Di gambar tersebut, terlihat seorang anak kecil yang berjalan di bawah langit malam, dikelilingi oleh bintang-bintang, tetapi kali ini ada sebuah bintang yang bersinar lebih terang daripada yang lain.
"Ini mama," kata Dila, sambil menunjuk bintang yang paling terang di atas gambar itu.
"Mama bilang, bintang paling terang adalah pelukan dari orang yang mencintaimu."
Repal terdiam, merasakan kehangatan menyebar di dadanya. Kata-kata Dila mengingatkannya pada ayahnya sendiri, yang sering mengajaknya melihat bintang di masa kecil.
"Mereka tidak pernah benar-benar pergi," gumam Repal dalam hati, merasakan betapa besar cinta yang terus hidup di antara kenangan dan pelukan yang abadi.
Semakin banyak anak-anak yang datang ke galeri, dan setiap hari Repal semakin menyadari bahwa tempat ini menjadi lebih dari sekadar ruang seni.
Ini menjadi tempat di mana mereka yang merasakan kehilangan menemukan komunitas, tempat di mana perasaan sedih, cemas, dan hampa dapat diubah menjadi sesuatu yang indah.
Para orang tua dan wali juga ikut merasa terbantu, karena anak-anak mereka mulai tersenyum lagi setelah menemukan cara untuk menyampaikan perasaan yang sulit mereka ungkapkan.
Repal tahu bahwa galeri ini sudah jauh melebihi impiannya. Ini bukan hanya tentang karyanya sendiri lagi, tapi tentang bagaimana seni bisa menjadi medium penyembuhan bagi banyak orang.
Ia memutuskan untuk membuat pameran khusus dengan tema "Bintang yang Selalu Ada," di mana anak-anak yang datang ke galeri bisa memamerkan karya-karya mereka.
Pameran "Bintang yang Selalu Ada" dibuka dengan suasana yang penuh haru. Lukisan-lukisan anak-anak menghiasi dinding, menggambarkan kenangan, harapan, dan impian mereka.
Beberapa lukisan menceritakan tentang kehilangan orang tua, beberapa tentang hewan peliharaan yang meninggal, dan ada juga yang menggambarkan keindahan sederhana dari cinta dalam kehidupan sehari-hari.
Dila, yang menjadi salah satu anak yang paling aktif di galeri, ikut memamerkan karyanya yang terbaru. Ia berdiri di samping lukisannya dengan bangga, senyum menghiasi wajahnya. Lukisan tersebut menggambarkan seorang anak yang dikelilingi bintang-bintang, dengan satu bintang yang bersinar terang, persis seperti yang ia ceritakan kepada Repal sebelumnya.
Saat Repal berkeliling, melihat karya-karya anak-anak yang penuh dengan emosi dan makna, ia merasa bahwa perjalanan hidupnya kini menemukan arah yang jelas.
Ia tidak lagi mencari pengakuan atau ketenaran melalui seni, tetapi menemukan kepuasan yang jauh lebih mendalam-yaitu melihat bagaimana karyanya dan tempat yang ia dirikan bisa memberikan harapan kepada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Terakhir [on-going]
De TodoDalam "Pelukan Terakhir," kita mengikuti perjalanan emosional seorang anak yang berjuang menghadapi kenyataan pahit ketika ayahnya didiagnosis dengan penyakit ginjal. Meskipun hubungan mereka pernah terjalin erat, konflik dan kesalahpahaman di masa...