The Hamster

1K 100 35
                                    

Pagi itu Milk kembali di kamarnya pukul 8 pagi. Setelah absen malam Milk langsung bergegas keluar kamar dengan alasan ingin membeli sesuatu diluar. Nyatanya ia berbohong, terlalu canggung untuknya sehabis berciuman dengan Love secara sadar. Malam itu Milk hanya duduk di kursi Lobby sampai larut malam lalu kembali ke kamar. Bukan kamarnya melainkan kamar View dan June. Semakin larut malam semakin di landa kantuk, ia pun memutuskan untuk tidur di kamar View. Opsi yang terbaik adalah kamar View dan June, jika di kamar Prim dan Tu sudah pasti tidak akan aman karena dua manusia itu pasti mengadu ke Love bahwa ia tidak ingin tidur di kamar mereka.

Namun kenyataanya tak segampang itu bagi Milk untuk menumpang dikamar View dan June. View tidak membiarkan Milk masuk. Selama hampir 1 jam baru lah View mengizinkan Milk masuk ke kamarnya.

View sempat mengusir Milk dengan alasan tidak ada space kosong untuk Milk tidur. Sedangkan Milk tetap memaksa meminta tidur di lantai atau di bathup pun boleh. Ia hanya tidak mau kembali di kamarnya. View dan Milk sempat berdebat untuk masalah itu. Setelah melihat Milk yang keras kepala menunggu di depan pintu kamarnya selama satu jam akhirnya View pun mengizinkan Milk masuk.

Sedangkan malam itu di kamar lain Love menunggu Milk kembali sampai ia tertidur karena terlalu lelah.

.

.

Milk kembali ke kamarnya dengan mengendap endap sembari berdoa dalam hatinya semoga saja Love belum bangun.

"tidur Dimana?"

Sial sekali doa nya tidak terkabulkan. Milk terperanjat mendengar suara itu saat ia sedang menutup pintu diam diam.

"kabur karena tadi malam hemm?" tambahnya lagi karena Milk hanya diam di tempat, lebih tepatnya Milk masih terkejut. Tidak ada ekspresi dari wajah Love membuat Milk menelan ludah secara paksa. Sebenarnya bukan karena ekspresinya saja, rambut Love yang masih basah tergerai bebas dengan bathrobe yang ia kenakan sekarang rasanya membuat ia merasa haus. Entah haus apa, pokoknya haus wkwk.

"aku melakukan kesalahan Milk?" mata Love mulai berkaca kaca karena sedari tadi Milk hanya diam saja, mengingat Milk yang menghindarinya karena ciuman tadi malam membuat hatinya seperti ditusuk sesuatu yang tajam. Padahal mereka melakukannya secara sadar tapi kenapa Milk malah menghindarinya.

"hmm?" bingung Milk. Bukanya ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Love namun otaknya masih belum sepenuhnya berproses dengan sempurna.

Love menghela nafasnya panjang lalu membuangnya kasar. "maaf aku udah buat kamu risih" Ia menghapus kasar butir air yang mulai keluar dari sudut matanya.

"cepat kamu mandi sebentar lagi kita disuruh kumpul,kan?" Lanjutnya mulai berbalik meninggalkan Milk yang masih diam di depan pintu.

Entah kenapa terasa sakit di dada melihat gadis di depannya menahan tangis. Tangan Milk meraih lengan Love dan mulai mengelusnya dengan lembut. Milk tepat berada di belakang Love dengan jarak yang tipis. Mendapati perlakuan Milk reflek akan membalikan badannya menghadap ke Milk. Namun sayangnya Milk menahan pundaknya dengan cepat.

"tolong jangan berbalik sekarang Love" pintah Milk.

"lo ga salah, gue yang salah, maaf" lirih Milk.

Deg...!! Mereka terdiam beberapa saat.

Bukankah semalam Milk membalas ciumannya? Kenapa sekarang ia mengaku salah? batin Love. Sebenarnya ia sudah siap jika ia harus di tolak Milk, dilihat dari sikap Milk yang selalu dingin terhadapnya apalagi semalam Milk yang tidak kembali ke kamar mereka setelah berciuman. Love sudah memikirkan bahwa Milk pasti merasa risih dengannya yang selama ini selalu mengganggunya.

Tentu saja terasa sakit mendengarkannya langsung dari pada membayangkan saja, itulah yang di rasakan Love sekarang. Tubuhnya bergetar mencoba melawan tangis yang akan keluar.

Cold BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang