The Scraf

1K 107 25
                                    

Pagi itu Milk terbangun dengan mata yang masih sedikit perih. Ia memang biasa bangun jam begini, alaram tubuhnya bekerja sangat bagus. Matanya terasa perih, mungkin karena ia tidur terlalu larut semalam.

Sementara mengusap matanya ia baru sadar ada tubuh lain yang memeluknya. Itu adalah Love. Penampakan wajahnya sedikit berantakan, rambutnya tersebar ke wajahnya, tidur degan mulut sedikit menganga dengan suara dengkuran kecil bisa di dengarnya namun itu semua tidak mengurangi cantik seorang Love Pattranite.

Milk menyelipkan rambut yang menghalangi wajah cantik itu. Ia memperhatikan wajah yang terlihat Lelah itu. Melihat itu membuat Milk sedikit tersenyum mengingat apa yang mereka perbuat semalam. Ada perasaan aneh disana ia tak tau harus bersikap seperti apa saat Love bangun. Persetan dengan itu, nanti saja dipikir lagi harus bagaimana. Saat ini tubuhnya mulai merasa gerah,dia butuh mandi sekarang. Milk dengan perlahan bangkit dari Kasur agar tidak mengganggu tidur Love.

Setelah 20 menit kemudian Milk kembali dengan tubuh yang segar. Ia melihat Love masih tertidur masih dengan posisi yang sama. Ia duduk di sudut Kasur menatap Love sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk di tangannya.

"apa gak pegel itu badan"

Milk merasa ngilu melihat posisi tidur Love. Tapi ada yang kurang disana, tidak terdengar lagi suara dengkuran Love. membuat Milk sedikit panik. Apa dia mati? Gak mungkin kan? batin Milk ragu. Milk perlahan mendekatkan telinganya di wajah Love bermaksud mendengarkan apakah masih ada bunyi nafas disana.

Tak di duga Love tiba tiba memeluk lehernya, membuat ia jatuh sepenuhnya berbaring di samping Love.

"pegel lah, sampe gak bisa gerak aku tuh" rengek Love dengan mata yang masih terpejam.

"ehmmm, kok kamu wangi banget sih" Love mengendus leher Milk yang wangi sabun yang ia pakai masih menempel disana.

Ini terlalu bahaya kalau dibiarkan. Milk kembali berdiri membiarkan Love di Kasur.

"mandi sana, bau keringat tau" ucap Milk membelakangi Love, itu hanya sekedar alasan saja yang sebenarnya ia malu.

"ouhhh, yang buat aku bau keringat siapa?. Bantuin sini, masih perih loh ini" ucap Love sementara mencoba duduk.

Mendengar kata "perih" membuat Milk merasa bersalah atas ulahnya semalam. Seganas itukah ia bermain semalam? batin Milk. Ia pun berbalik menghadap Love.

"pake dulu bajunya" ucap Milk tak mau menatap Love.

"apaan sih, ini mau mandi juga kok" rengek Love memanyunkan bibirnya. Sepertinya si Bodyguard pemalu itu datang lagi.

"gak usah malu gitu, lagian udah kamu icip semuanya semalam kan" lanjut Love dengan senyum nakalnya.

Mau tidak mau Milk harus membantu Love bagaimanpun juga ia merasa harus bertanggung jawab karena ulahnya. Milk buru buru mengangkat tubuh si kecil untuk di bawa ke kamar mandi.

"pelan pelan dong" ucap Love saat Milk tak sengaja mengangkatnya kasar. Milk hanya diam lalu mulai berjalan ke kamar mandi

"kamu kok bisa sejago itu sih semalam" goda Love. Melihat sisi pemalu Milk adalah candu baginya sekarang. Pipi orang yang di puji jago itu memerah.

"ihh lucu. Merah gitu pipinya" ucap Love menoel pipi Milk. 

"diem gak" ucap Milk meletakan Love di kamar mandi. Dia benar benar seperti seorang kurir yang sekedar mengantar barang.

"sekarang kamu mandi, habis itu kita makan" Milk mulai berjalan

Mendengar itu seketika perasaan Love menjadi hangat. Tapi dia gak salah dengar kan?

Cold BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang