𝟑𝟐

106 9 1
                                    

Janendra yang baru saja memasuki ruangannya seketika mengangkat sebelah alisnya heran, saat melihat Felix yang duduk di sofa ruangannya tengah senyum senyum sendiri sambil memandangi ponselnya

Merasa sedikit penasaran, Janendra kemudian melangkahkan kakinya mendekat ke arah Felix untuk melihat apa membuat laki-laki itu senyum senyum sendiri seperti orang gila

Saat Janendra sudah berhasil mengintip dan melihat room chat Felix dengan nama kontak seorang gadis yang ia kenal seketika Janendra menunjukkan senyum tipisnya

"Dilarang pacaran dengan teman satu kantor", ujar Janendra pelan tepat di telinga Felix yang membuat laki-laki itu tersentak kaget hingga hampir menjatuhkan ponselnya

"Sejak kapan disini", tanya Felix pada Janendra

"Dari tadi", jawab laki-laki dengan santainya lalu ikut duduk di sebelah Felix

"Sejak kapan?", tanya Janendra sambil menoleh ke arah Felix

"Sejak kapan apanya?", ujar laki-laki itu bingung dengan pertanyaan Janendra

"Sejak kapan jadiannya"

Jelas Janendra yang membuat Felix seketika salah tingkah sambil membenarkan posisi dasinya yang padahal tidak miring

"Baru kemarin"

Janendra kemudian tersenyum seraya menepuk pelan pundak laki-laki itu

"Congrats ya bro", ujar Janendra

"Thanks ndra, hubungan lo sendiri sama dia gimana?"

"Ada perkembangan?", tanya Felix menatap lekat ke arah Janendra

Sedangkan Janendra, laki-laki itu langsung mengalihkan pandangan nya dan membuang nafasnya gusar lalu menyenderkan dirinya pada punggung sofa

"Kenapa?, ada masalah sama dia?", tanya Felix memastikan

"Entahlah, dia kayak lagi narik ulur, disisi lain dia bertingkah seolah ngasih harapan, tapi disaat yang sama dia juga berusaha ngejauh"

Ujar Janendra menjelaskan yang membuat Felix jadi ikut berpikir

"Coba cara terakhir ndra", ujar laki-laki itu yang membuat Janendra langsung menengok ke arahnya

"Gimana caranya?", tanya Janendra antusias

Felix kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Janendra dan membisikkan sesuatu yang membuat Janendra terlihat sedikit ragu setelah mendengar rencana yang Felix katakan

"Yakin berhasil?, gimana kalau malah ngebuat dia makin ngejauh", tanya Janendra

"Coba aja dulu, ini cara terakhir yang ada", ujar Felix meyakinkan

Sedangkan Janendra hanya diam sambil memikirkan kembali rencana yang dikatakan Felix.

_______________________

"Sialan si Naya awas aja tuh bocah, besok kalau ketemu gue jedotin kepalanya ke tembok", ujar Erlin dengan emosinya yang sudah meluap pada Naya

"Udah jangan marah-marah, ayo aku traktir ice cream", Netha berkata dengan nada tenangnya berusaha untuk menenangkan Erlin

"Gimana gue ngga marah coba, dia ngejebak gue buat ketemuan sama orang yang ngga gue suka demi figure anime loh Neth"

"Kayak tega banget tuh bocah, nukarin sahabat baik kayak gue ini sama figure anime, mana sekarang dia kabur lagi sama si gery gery itu"
"Besok kalau ketemu dua duanya gue semprot pakai baygon", ujar gadis itu dengan wajah kesal nya namun masih terus melangkahkan kakinya mengikuti Netha menuju ke sebuah kios ice cream yang berada tidak jauh di depan mereka

Sedangkan Netha, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan saat mendengar Erlin yang terus mengomel tentang Naya sejak tadi

Tidak heran lagi, tentu saja karena itu bukan yang pertama kalinya Netha menjadi penengah dia antara Naya dan Erlin yang seringkali bertengkar seperti anjing dan kucing.

.
.
.
.
.

Janendra yang baru saja kembali ke ruangannya setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya di luar kantornya, namun saat memasuki ruangannya laki-laki itu dibuat mematung seketika saat mendapati Felix yang tengah duduk di sofa ruang kerjanya dengan Clara yang duduk di sampingnya sambil menyuapi laki-laki itu beberapa potong buah

Janendra kemudian memutar matanya malas lalu melanjutkan kembali langkahnya yang tertunda menuju ke meja kerjanya

"Dilarang bermesraan di kantor, lagipula ruangan ku juga bukan tempat untuk berpacaran", ujar Janendra dengan nada sedikit sinis

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan orang yang berciuman dengan anak sekolahan di ruangan ini juga", sindir Felix yang membuat Clara tertawa pelan sekaligus membuat Janendra terbungkam saat itu juga

"Tapi dia sudah legal", ujar laki-laki itu

"Yaa tapi sayang sekali, berciuman di saat belum memiliki status, sungguh menyakitkan", balas Felix tidak mau kalah dan membuat laki-laki yang kini tengah duduk di meja kerjanya itu semakin naik pitan

Namun Janendra masih berusaha untuk sabar dan menahan emosinya, membiarkan kedua sahabatnya itu kembali bermesraan di ruangannya

Namun seperti sengaja, Felix yang kini malah semakin manja kepada Clara, dengan Clara yang juga merespon baik prilaku manja Felix yang membuat Janendra menatap geli ke arah Felix

Hingga kemudian Janendra yang sudah tidak tahan menyaksikan kemesraan di antara keduanya itu pun memutuskan untuk keluar dari ruangannya sendiri meninggalkan Felix dan Clara yang masih berada di sana.

"Sial", umpat Janendra yang kini sudah berada di depan pintu lift.

____________________

Sore harinya, langit yang awalnya cerah kini sudah berubah menjadi gelap, terlihat Netha yang baru saja pulang dan mendapati Miranda yang tengah sibuk membersihkan sebuah cangkir yang seperti baru saja digunakan untuk menghidangkan teh

"Kok baru pulang?", tanya Miranda saat melihat Netha yang sudah berdiri di hadapannya

"Iya ma, tadi ngerjain tugas sekolah dulu sama temen", jawab gadis itu

"Habis ada tamu ma?", Netha bertanya dengan bingung

"Iya tadi temannya Janendra mampir kesini, tapi kayaknya tadi mama lihat lebih ke pacar nya sih, soalnya kelihatan deket banget, terus tadi katanya mereka juga mau pergi kencan"

Jawab Miranda dengan senyum bahagianya tanpa ia sadari raut wajah Netha yang kini sudah berubah menjadi muram saat mendengar ucapannya

"Kamu kenapa sayang?, apa mama ada salah ngomong?", tanya Miranda khawatir saat melihat wajah murung Netha saat ini

"Gak kok ma, Netha baru inget ada barang Netha yang ketinggalan di rumah Erlin"
"Netha pergi dulu"

Ujar Netha sedikit berteriak sambil melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut dengan tergesa-gesa tanpa menghiraukan Miranda yang memanggilnya dari belakang.

𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐨𝐮𝐬.

𝐉𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 || Step Brother(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang