𝟒𝟏

89 6 0
                                    


Hari pertama ujian pun dimulai, terlihat suasana masing-masing kelas yang sunyi dan hening saat ini, dengan siswa-siswi yang tengah fokus dengan ujian mereka masing-masing

Tidak terkecuali dengan Netha yang juga hanya memfokuskan pikirannya pada soal-soal ujian yang ada di hadapannya saat ini, tentu saja itu karena ia ingin bisa mendapatkan nilai terbaik dan bisa melanjutkan pendidikannya di universitas yang gadis itu impikan dengan usahanya sendiri.

Setelah ujian berakhir seperti biasanya Netha, Erlin dan Naya selalu berjalan bersama menuju gerbang sekolah

"Lo ngga dijemput sama dia?, tumben ngga ada di depan biasanya udah nunggu aja", tanya Erlin pada Netha

"Kak Janendra lagi ke luar kota"

"Pantes", ujar Naya

"Kalau gitu gimana bareng gue sama Naya aja", ajak Erlin kemudian Netha megganggukkan kepalanya setuju.

_______________

Disisi lain,

Janendra yang baru saja keluar dari mobilnya segera melangkahkan kakinya menuju ke sebuah gedung perusahaan diikuti oleh Felix yang membawa beberapa dokumen di belakangnya.

"Selamat datang tuan muda Charlieston", sambut seorang pria paruh baya saat melihat kedatangan Janendra dan sekertaris pribadinya Felix

"Silahkan duduk, saya merasa terhormat seorang tuan muda dari keluarga Charlieston mau datang ke perusahaan kami secara langsung", sanjung pria itu

"Tidak perlu sungkan, saya hanya memegang perusahaan kecil saat ini, seharusnya saya yang berterimakasih karena anda mau menanam saham di perusahaan kami", ujar Janendra yang membuat pria paruh baya itu menyunggingkan senyum nya

"Anda begitu rendah hati"

"Baiklah saya langsung katakan saja, jika anda bisa menghasilkan seperti apa yang anda paparkan dalam waktu satu bulan ini, saya akan menambah saham saya dua kali lipat", ujar pria itu

"Tentu saja, saya pastikan tidak akan mengecewakan anda", ujar Janendra tanpa sedikitpun keraguan di wajahnya, kemudian pria itu menjabat tangan Janendra sebagai persetujuan dan awal dari kerja sama mereka.

Setelah kembali ke hotel yang Janendra sewa selama perjalanan bisnisnya, laki-laki itu langsung merebahkan tubuhnya dan menutup matanya sejenak

'Kira-kira apa yang sedang gadis itu lakukan saat ini'

Ujar Janendra dalam hatinya sambil membayangkan wajah Netha dengan senyum tipisnya saat ini

Namun hayalan manisnya seketika rusak saat mendengar suara Felix yang tiba-tiba berada di samping nya

"Klien dari grup B'scot mengundur waktu pertemuan", ujar Felix yang membuat Janendra langsung bangun dari tempat tidurnya

"Diundur kapan?"

"Dua hari lagi, direktur mereka meminta maaf dan bilang kalau besok dia ada kepentingan mendadak", jawab Felix

Janendra menghembuskan nafasnya pelan

"Baiklah, perpanjang sewa kamar hotel ini", ujar Janendra kemudian Felix menganggukkan kepalanya pelan dan lansung keluar dari kamar tersebut untuk mengurus reservasi kamar hotel Janendra dan kamarnya.

Setelah kepergian Felix, laki-laki itu langsung merogoh saku celananya dan mengambil sebatang rokok

Janendra melangkahkan kakinya menuju balkon lalu menyalakan rokoknya, laki-laki itu menghembuskan asap rokoknya dengan perlahan, entah kenapa akhir-akhir ini seperti ada yang mengganggu perasaannya

Ia sangat takut, takut untuk kehilangan gadis itu

Mengingat bahwa ayahnya dan ibu tirinya sendiri lah yang akan menjadi ancaman besar untuk hubungannya dengan Netha.

_____________

Tidak terasa tiga hari terlewati begitu saja, yang artinya juga hari ini adalah hari terakhir Netha mengerjakan ujian sekolahnya.

Netha yang awalnya berjalan dengan lesu menuju gerbang sekolah setelah menyelesaikan ujian terakhirnya, namun semangatnya seketika kembali saat melihat seorang laki-laki yang sudah tidak ia temui empat hari ini kini sedang menunggunya seperti biasa

Gadis itu seketika mengembangkan senyum di wajahnya dan langsung berlari kecil menghampiri Janendra

"Kak Janendra kapan pulang?", tanya gadis itu dengan antusias

"Baru saja"

"Aku sangat merindukanmu, jadi aku langsung ke sini untuk melihat gadis kecil ku", ujar Janendra yang seketika membuat pipi gadis di hadapannya menjadi semerah tomat

"Ayo, aku akan memberikan mu hadiah karena telah menyelesaikan ujian mu dengan baik"

Ujar laki-laki itu kemudian ia membukakan pintu mobilnya untuk Netha.

.
.
.
.
.

Netha mengarahkan pandangannya ke segala arah melihat lihat suasana mall dengan Janendra di sampingnya yang tengah menggengam erat tangannya , gadis itu kini tercengang saat Janendra membawanya ke area deretan store barang-barang branded

"Pilihlah apapun yang kamu inginkan", ujar Janendra

"Tidak perlu barang-barang yang terlalu mahal seperti ini"

Janendra menaikan sebelah alisnya saat mendengar ucapan Netha

"Apa kamu pikir setelah kamu membeli beberapa barang yang ada disini akan membuat ku bangkrut?", tanya Janendra yang membuat gadis itu langsung menggelengkan kepalanya cepat

"Tidak bukan itu maksud ku"

"Hanya-"

"Hanya apa?, jangan pikiran tentang harga atau uang, uangku uangmu juga", ujar Janendra, lalu laki-laki itu langsung menarik Netha masuk ke dalam store dan menyuruh gadis itu untuk mencoba beberapa dress, tas dan membelikan beberapa perhiasan yang dilirik oleh gadis itu.

𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐨𝐮𝐬.

----------------

Hii, happy Reading all.......
jangan lupa vote nya yaa, biar makin semangat buat lanjutin sampai End 💜

𝐉𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 || Step Brother(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang