𝟒𝟒

83 5 1
                                    

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan sebuah gedung hotel tempat acara tersebut berlangsung

Janendra kemudian turun lebih dulu dari mobilnya dan bergegas membukakan pintu untuk Netha, setelah gadis itu turun, Janendra kemudian memberikan lengannya untuk di gandeng oleh gadisnya.

Saat mereka memasuki aula gedung tersebut terlihat banyak mata yang langsung melihat ke arah mereka, jujur saja itu membuat Netha gugup dan tidak nyaman saat ini, samar-samar Netha juga banyak mendengar bisik-bisik para gadis gadis yang memuji ketampanan laki-laki yang berada di sebelah nya

Netha hanya memutar matanya malas dan berusaha tidak perduli

Sedangkan Janendra, laki-laki itu hanya menyunggingkan senyum kecilnya saat melihat ekspresi wajah Netha yang tiba-tiba berubah karena cemburu

Sangat lucu, ujar Janendra dalam hatinya merasa senang

Saat mereka tengah berjalan bersama mengitari tempat tersebut, datang dua orang laki-laki yang satu diantaranya terlihat seumuran dengan Janendra sedangkan yang satunya adalah pria yang tampak sudah paruh baya, dua orang tersebut menghampiri mereka dan menjabat tangan Janendra dengan akrab

"Lama tidak bertemu anda terlihat makin tampan tuan muda Charlieston", sanjung pria paruh baya tersebut

"Dan ini, apa ini adik mu itu?", tanya pria itu sambil menoleh ke arah Netha

"Buk-"

"Iya", jawab gadis itu spontan memotong ucapan Janendra, yang seketika membuat Janendra menoleh ke arah nya dengan wajah yang sedikit kesal

"Sangat cantik, pantas saja dari tadi Deon selalu menatap ke arah mu, ternyata karena ada adik mu ini", ujar pria itu blak blakan yang membuat Deon yang berada di samping pria itu langsung salah tingkah

"Jangan harap"

Janendra berkata dengan nada yang menekan seraya merangkul erat bahu Netha dengan satu tangannya, yang membuat Netha menelan saliva nya kasar saat gadis itu melihat dua orang di depannya yang tercengang saat melihat apa yang Janendra lakukan saat ini

"Sepertinya Janendra sangat posesif", ujar Deon dengan sedikit candaan nya, untuk sedikit mencair kan suasana.

"Kak Janendra lanjutkan saja mengobrol nya, aku akan mencari teman-teman ku", ujar Netha sambil melepaskan tangan laki-laki itu dari bahu nya dan dengan cepat pergi menjauh dari mereka.

Saat Netha tengah mengalihkan pandangannya ke segala arah untuk mencari keberadaan dua sahabatnya tersebut, terdengar sebuah suara panggilan nyaring dari seorang gadis yang membuat Netha membalikkan tubuhnya untuk menoleh ke belakang

Benar saja, gadis yang memanggil namanya adalah Erlin yang saat ini tengah berdiri tidak jauh darinya dengan Naya dan Gery yang berada di samping gadis tersebut, dengan cepat Netha melangkahkan kakinya menghampiri mereka

"Kemana aja Neth, kita udah nungguin tau dari tadi", celetuk Naya saat melihat Netha yang sudah berada di hadapan mereka

"Aku baru sampai si", jawab Netha dengan sedikit canggung seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Udah-udah, sekarang yang penting udah lengkap, ayo lebih baik kita cari tempat duduk", ajak Erlin, kemudian mereka berempat pun berjalan bersama melewati keramaian di antara banyak nya siswa dan siswi yang ada di sana

Setelah duduk, gadis itu tidak hentinya memutar pandangannya ke seluruh area gedung yang sudah dihiasi dengan dekorasi berwarna hitam dan emas yang tampak elegan dengan panggung besar yang ada di hadapan mereka.

Saat ketiga gadis tersebut tengah asik mengobrol, terlihat sepasang mata yang tengah memperhatikan gadis dengan dress hitam tersebut

Tentu saja orang tersebut tidak lain adalah Zero, laki-laki yang sejak awal melihat kedatangan Netha seakan ia tidak ingin melepaskan pandangannya dari gadis tersebut, namun kini Zero mengalihkan pandangannya dan menatap bengis laki-laki dengan setelan jas rapi dan tubuh jangkung nya yang kini terlihat tengah berbincang dengan para petinggi sekolah

'Kenapa perasaan ku mengatakan hubungan mereka tidak terlihat seperti seorang saudara', ujar Zero dalam hatinya yang membuat laki-laki itu semakin resah.

Beberapa saat berlalu, setelah selesainya acara penyambutan, pengumuman kelulusan dan pidato dari kepala sekolah tersebut, akhirnya kini tibalah di acara puncak untuk pengumuman lulusan murid berprestasi

"Baiklah, acara selanjutnya adalah pengumuman tiga murid lulusan berprestasi dengan skor ujian tertinggi tahun ini"

"Untuk siswa atau siswi yang namanya akan disebutkan silahkan naik ke atas panggung", ujar MC tersebut, kemudian MC tersebut kembali menarik nafasnya sejenak sebelum kembali membaca teks nya

"Dimulai dari peringkat ketiga, dengan nama Darel Anderson, silahkan maju kedepan"

"Kemudian di peringkat kedua diraih oleh Netha Natasya", ujar MC tersebut membuat Naya dan Erlin yang duduk di samping Netha itu pun bersorak paling keras saat nama Netha disebutkan

"Cepetan maju Neth", ujar Naya dengan semangat di wajahnya

Gadis itu pun menganggukkan kepalanya sekilas, lalu mulai melangkahkan kakinya untuk naik ke atas panggung.

"Dan peringkat pertama diraih oleh Olivia Auri, silahkan maju ke depan dan mengambil tempat di paling utara", ujar MC tersebut memberikan arahan

Setelah ketiga siswa dan siswi tersebut berada di atas panggung, datanglah seorang pria berambut putih yang sudah terlihat cukup tua yang merupakan direktur dari sekolah tersebut dan pria paruh baya dengan jas rapi nya yang merupakan kepala sekolah, mereka pun menyerahkan sebuah piagam dan trophy graduations dengan bentuk yang berbeda dengan trophy yang diserahkan ke seluruh siswa dan siswi lulusan lainnya

Setelah penyerahan penghargaan tersebut selesai, mereka pun kembali ke tempat duduk nya masing-masing untuk menantikan acara terakhir mereka, yaitu acara hiburan dan acara bebas bagi para siswa dan siswa, juga para guru-guru dan para petinggi sekolah yang hadir di sana.

𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐨𝐮𝐬.



𝐉𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 || Step Brother(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang