Riuh yang terdengar dari seluruh siswa dan siswi kelas 12 saat mendengar pengumuman prom night party yang akan diadakan tiga hari lagi.
"Ngga kerasa ya cepet banget kita udah mau lulus", ujar Naya sambil menyeruput minumannya
"Iya tuh"
"Eh ngomong-ngomong kamu udah milih universitas?", tanya Erlin pada Netha
"Mama sama papa si nyuruhnya buat kuliah di luar kota aja biar universitas nya lebih bagus, tapi kayaknya ngga dulu deh, aku masih pengen satu universitas sama kalian", ujar Netha yang membuat Erlin dan Naya langsung memeluk gadis itu manja
"Aaaa so sweet nya", ujar Naya manja
"Baguslah kalau gitu, kita bisa satu kampus lagi, ya walaupun beda jurusan setidaknya kita tetap bisa sering ketemu" ,ujar Erlin
Kedua gadis itu pun tersenyum dan mengangguk saat mendengar ucapan dari Erlin.
___________
Disisi lain, Clara yang baru saja pulang dan menginjakkan kaki di rumahnya seketika mengerutkan keningnya bingung saat melihat ibu dan ayahnya yang kini tengah duduk di ruang tamu dengan tatapan mengintimidasi mereka, seolah olah mereka memang sudah menunggu kepulangannya
"Ma, pa ada apa?", tanya Clara dengan nada penasarannya
"Papa sudah tau semuanya", ujar pria paruh baya itu dengan lantang
"Maksud papa?"
"Kamu sekarang malah pacaran sama sekertaris nya Janendra itu kan?", tanya pria itu tegas
Mendengar perkataan sang ayah, gadis itu hanya bisa memeguk salivanya kasar
"Papa tau darimana?"
Gadis itu bertanya dengan nada pelannya
"Tadi saat papa melewati perusahaan Janendra, papa lihat kamu berpelukan dan mencium laki-laki miskin itu"
"Pa!"
Emosi gadis itu seakan naik begitu saja saat mendengar ayahnya yang menghina Felix
"Kenapa?, bukankah yang papa katakan benar, laki-laki itu sama sekali tidak sebanding dengan kamu"
Ujar pria itu dengan nada remehnya, kemudian ia kembali berbicara yang membuat Clara semakin emosi
"Laki-laki miskin itu tidak akan bisa menjamin masa depan mu, papa sangat heran kenapa putri ku dua-dua nya sangat suka berkencan dengan orang kelas bawah"
"PAPA!"
Gadis itu berbicara dengan nada tingginya
"Cukup pa, papa tau?, ngga semua hal harus dinilai dengan materi, Felix adalah laki-laki yang pekerja keras dan bertanggung jawab, Clara yakin dia pasti bisa bahagiain Clara nantinya",
gadis itu berbicara dengan nafasnya yang terengah-engah menahan emosi
"Jadi papa stop ngurusin tentang hubungan Clara", ujar gadis itu sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya pergi menaiki tangga meninggalkan keduanya, tanpa kembali menoleh sedikitpun pada ayahnya yang kini masih memanggil nama gadis itu
"Anak itu benar-benar", ujar pria itu dengan kesal sedangkan wanita itu hanya bisa mengelus pelan bahu suaminya untuk menenangkan.
_______________
Malam harinya, Netha yang baru saja memasuki kamarnya setelah menyelesaikan makan malamnya, gadis itu terlihat bingung saat melihat sebuah kotak putih berisi dress berwarna hitam dengan desain yang elegan
"Suka?", ujar Janendra secara tiba-tiba di telinga gadis itu yang membuat Netha terkejut untuk kesekian kalinya"Ini dari kak Janendra?", tanya gadis itu sambil membalikkan badannya menghadap Janendra
"Dari siapa lagi?", ujar Janendra sambil menaikan sebelah alisnya
"Tapi baru kemarin kak Janendra beliin banyak baju", Netha memelankan suaranya
"Itu beda, pakailah ini besok untuk prom night mu"
Janendra berkata dengan suara lembutnya lalu mencium sekilas bibir gadis yang sudah menjadi candu baginya.
___________
Di rumah keluarga Callion, Clay putri sulung dari keluarga Callion yang baru saja memasuki ruang kerja ayahnya untuk memberikan beberapa berkas pada pria itu
"Ini semua laporan bulan ini", ujar Clay lalu meletakkan semua berkas-berkas yang ia bawa di atas meja kerja ayahnya.
"Tunggu"
Terdengar suara bergema dari pria itu yang membuat Clay seketika menghentikan langkahnya dan kembali membalikkan tubuhnya menghadap ayahnya
"Kenapa?", tanya Clay singkat
"Suruh adik mu untuk turun dan makan malam, jangan melakukan hal bodoh dengan mengurung diri di kamar hanya karena laki-laki sialan yang tidak sebanding itu", ujar pria itu dengan nada angkuhnya pada sang sang putri sulung
Clay yang mendengar ucapan yang begitu arogan keluar dari mulut ayahnya itu hanya menyunggingkan senyum kecilnya
"Apa papa tau siapa Felix?", tanya gadis itu
"Maksud kamu?", tanya balik pria itu dengan bingung
"Aku akui, laki-laki yang waktu itu papa larang dengan ku memang laki-laki berengsek"
"Tapi tidak dengan pacar Clara yang sekarang, apa papa tau?, Felix adalah anak dari Damian orang yang pernah membantu papa dulu saat hampir bangkrut"Mendengar kata Damian membuat pria itu terdiam seketika
Tentu saja, pria itu tidak akan bisa melupakan nama pria yang benar-benar membantunya di saat perusahaannya hampir bangkrut waktu itu, Damian adalah orang yang membujuk Daren Charleston untuk menyuntikkan dana pada perusahaannya hingga akhirnya perusahaannya bisa bangkit dan sebesar sekarang
Namun sayangnya, belum sempat ia bertemu kembali dengan Damian, pria itu mendapat kabar bahwa Damian dan istrinya meninggal dalam kecelakaan pesawat dan dimakamkan di luar negeri
'Apakah laki-laki itu benar-benar adalah putra nya Damian?', batin pria itu bimbang
Clay yang melihat ayahnya hanya terdiam dengan pandangan kosong nya, ia kembali membuka suaranya
"Jika papa tidak yakin, silakan cari tau sendiri biar lebih jelas", ujar Clay sebelum akhirnya gadis itu melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan tersebut.
Setelah kepergian Clay dari ruangannya, pria paruh baya itu dengan cepat merogoh sebuah ponsel yang ada di saku celananya dan memanggil sebuah kontak yang ada di ponselnya
"Cari semua informasi tentang Felix sekertaris dari Janendra", ujar singkat pria itu pada orang di seberang telepon nya.
_______
𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐨𝐮𝐬.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 || Step Brother(On Going)
Novela Juvenil"If loving you is a mistake then let me go to hell" "Jika mencintaimu akan membuat kita dibenci seluruh dunia biarkan aku yang akan menanggung semua kebencian itu" Kata kata seorang Janendra saat ini ,yang telah Jatuh cinta pada seorang gadis yang...