Felix yang saat ini tengah mengendarai mobilnya dengan Clara yang duduk di sampingnya, namun laki-laki itu mengkerutkan keningnya heran saat melihat Clara yang sejak awal perjalanan hanya diam termenung tanpa mengucapkan sepatah kata pun
"Kamu gapapa?, ada masalah?"
Setelah beberapa saat laki-laki itu enggan untuk bertanya akhinya kini ia membuka suaranya untuk mengetahui apa yang tengah mengganggu pikiran gadisnya
Clara yang akhirnya baru tersadar dari lamunannya saat mendengar pertanyaan dari Felix, membuat gadis itu gelagapan dan hanya menatap Felix dengan tatapan sendu nya
"Gak ada apa-apa hanya ada sedikit masalah di rumah"
Clara menjawab dengan suara pelannya membuat Felix kini mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu, namun baru saja Felix ingin berbicara gadis itu dengan cepat menyela dan mengalihkan topik
"Ngomong-ngomong kita mau kemana?"Felix yang menyadari bahwa Clara juga tidak ingin membahas masalah tersebut pun mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal yang ingin ia tanyakan pada gadis itu
"Nanti kamu tau sendiri", jawab Felix dengan senyum di wajahnya dan menatap Clara sekilas lalu kembali fokus untuk mengemudi
Sesampainya di tempat tujuannya, Felix langsung memasangkan sebuah penutup mata pada gadis itu yang membuat Clara bingung
"Kenapa mata ku di tutup", tanya gadis itu bingung namun tetap membiarkan Felix mengikat kain hitam itu pada matanya
"Karena ini kejutan untuk mu", jawab Felix lalu menuntun gadis itu untuk turun dari mobil dan berjalan beberapa langkah hingga sampai di tempat yang Felix siapkan
Laki-laki itu kemudian membuka penutup mata Clara secara perlahan dan membiarkan gadis itu membuka matanya dan melihat kejutan yang sudah ia persiapkan.
Clara menerjapkan matanya perlahan, gadis itu menarik kedua sudut bibirnya ke atas saat melihat begitu banyak lilin dan sebuah meja yang sudah dihias dengan sangat indah
"Bagaimana, suka?"
Tanya Felix yang dibalas dengan anggukan antusias oleh Clara
Felix kemudian memutar bahu gadis itu dengan perlahan untuk menghadap dirinya, kini pandangan mereka saling bertemu dan keduanya sama-sama menatap dalam, laki-laki itu mengusap lembut pipi gadis yang berada di hadapan nya dengan senyum yang tidak luput dari bibir nya saat melihat wajah cantik gadis nya
"Selamat ulang tahun, aku harap bisa menjadi seseorang yang selalu mendampingimu di setiap tahunnya", ujar Felix dengan nada lembutnya tanpa melepaskan pandangannya dari Clara
Tanpa berpikir gadis itu langsung memeluk erat laki-laki di hadapannya, sungguh perlakuan manis Felix membuat gadis itu seakan terbang saat ini
'Tentu saja, aku akan membuat hanya kamu yang akan ada disisi ku'
'Apapun yang terjadi'
"Setelah dinner bagaimana jika kita nonton film?, aku sudah punya dua tiket nya untuk kita", ujar gadis itu sedikit merenggangkan pelukannya untuk menatap wajah Felix namun tanpa melepaskan pelukan tersebut
Felix mengganggukkan kepalanya perlahan
"Apapun yang kamu mau hari ini"
________________
Disisi lain___
"Titipan mama dapet semua sayang?", tanya Miranda saat melihat Netha yang baru saja kembali dengan dua kantong belanja yang penuh di kedua tangannya
"Dapet semua kok ma"
Jawab gadis itu lalu meletakkan semua kantong belanjanya di atas meja dapur tersebut
Netha kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah Miranda, namun gadis itu mengerutkan dahinya bingung saat tidak mendapati Didy bersama Miranda, bukankah tadi sebelum ia pergi ke supermarket ia sudah menitipkan Didy pada ibu nya
"Didy mana ma?", tanya gadis itu
"Didy tadi dibawa sama Janendra"
Jawab Miranda yang membuat Netha mengangkat sebelah alisnya heran
'Bukannya kak Janendra ngga suka kucing', ujar gadis itu dalam batinnya
"Terus sekarang kak Janendra dimana ma?"
"Kayaknya dia ada di kamarnya, coba kamu cari", ujar Miranda kemudian gadis itu langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Janendra.
Sesampainya di kamar Janendra, gadis itu mengarahkan pandangannya ke semua sudut kamar itu namun tidak mendapati Janendra ataupun Didy disana
'Kemana mereka', batin gadis itu bertanya tanya.
Baru saja Netha akan membuka pintu untuk keluar dari kamar tersebut, namun langkah nya terhenti saat mendengar pintu kamar mandi yang terbuka dan menampilkan Janendra dengan pakaian setengah basahnya dan Didy yang terbalut handuk di gendongan laki-laki itu
Gadis itu mengerutkan dahinya bingung
"Apa yang kak Janendra lakukan padanya?"
"Aku hanya memandikan nya"
Janendra menjawab dengan nada tanpa dosa nya
Namun bukannya senang gadis itu malah menatap Janendra dengan tatapan bengis nya
"Kak Janendra aku baru memandikan nya tadi pagi, dia bisa sakit kalau terlalu sering di mandikan", ujar Netha sambil mengambil alih Didy dari gendongan Janendra
"Aku, aku tidak tahu", ujar Janendra pelan, lagipula tidak mungkin juga jika ia mengatakan memandikan kucing itu karena ia tidak ingin jika hewan berbulu itu menginjak injak tempat tidurnya saat ia belum tahu jika kucing itu benar-benar bersih.
Jika bukan karena pemilik kucing itu adalah Netha mungkin makhluk berbulu itu sudah diusirnya dari dari rumah ini, apalagi saat tadi Didy mencakar tangannya habis-habis an saat memandikannya, sungguh kesabaran nya benar-benar di uji
Tapi sepertinya usahanya untuk membuat Netha semakin terkesan padanya dengan berbaik hati juga pada Didy sia-sia saja, bahkan kelihatannya gadis itu sekarang malah marah padanya.
𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐨𝐮𝐬.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 || Step Brother(On Going)
Teen Fiction"If loving you is a mistake then let me go to hell" "Jika mencintaimu akan membuat kita dibenci seluruh dunia biarkan aku yang akan menanggung semua kebencian itu" Kata kata seorang Janendra saat ini ,yang telah Jatuh cinta pada seorang gadis yang...