𝟓𝟏

66 3 1
                                    

"Sudah sejauh mana hubungan kalian", tanya Daren dengan tatapan sengitnya pada Janendra

"Sejauh apa yang papa lihat di foto itu", jawab Janendra dengan nada tenangnya

"Bajingan, dari banyaknya gadis di luar sana kenapa harus Netha?, dia adik kamu Janendra", ujar Daren dengan sengit tanpa melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju Janendra

"Dia bukan adik ku, lagipula kami tidak ada hubungan darah dan kami juga saling mencintai"

Jawab laki-laki itu yang semakin membuat Daren naik pitan saat ini

"Cinta?, apa yang kau tentang cinta hah!"

Pria itu berteriak dan hampir kembali melayangkan pukulan nya namun untung saja dengan cepat Miranda menahan pria itu

Daren yang kini menatap mata sendu Miranda dan entah bagaimana hatinya luluh seketika.

Tidak ingin membuat keadaan semakin keruh, akhirnya Daren memutuskan untuk membawa Miranda kembali ke kamar mereka dan meninggalkan Janendra yang masih berdiri di sana

"Jangan biarkan Janendra masuk ke kamar Netha ataupun bertemu dengannya", ujar Daren pada asisten rumah tangga yang membawa Netha masuk ke kamarnya tadi

Sedangkan wanita paruh baya itu hanya bisa mengangguk patuh pada perintah Daren dan bergegas untuk berjaga di depan pintu kamar gadis itu.

------------

"Kita harus gimana?", yang Miranda sendu pada Daren saat baru saja masuk ke dalam kamar

"Tenang saja, aku sudah memikirkan sebuah cara", ujar Daren berusaha menenangkan sang istri

Pria itu diam sejenak

"Tapi sebelumnya, kamu tidak keberatan jika aku akan mengirim Netha untuk melanjutkan kuliahnya di Universitas luar negeri?", tanya pria itu

"Apa itu satu satunya cara?"

Daren mengangguk

"Perasaan mereka bisa saling tumbuh mungkin karena terlalu sering bersama, aku yakin setelah mereka di pisahkan untuk beberapa tahun dan jika mereka masing-masing bertemu dengan orang baru maka perasaan mereka juga akan hilang satu sama lain", jelas pria itu yang membuat Miranda menganggukkan kepalanya paham

"Kalau begitu aku setuju setuju saja", ujar Miranda menyetujui rencana Daren

Daren mengangguk sekilas, "Baiklah aku akan mengatur pendaftaran nya sekarang juga", ujar pria itu kemudian ia sedikit menjauh dari Miranda dan memanggil beberapa kontak dari ponselnya

Setelah Daren berbicara dengan beberapa orang yang berbeda dari sebrang ponselnya, kini pria itu kembali menghampiri Miranda untuk berbicara dengan wanita itu

"Aku sudah memesan tiket pesawat untuk Netha, pesawat nya akan take off jam 3 dini hari"

"Kamu bilang lah pada Netha dan bantu dia untuk menyiapkan semua keperluannya, Janendra biar aku yang urus", ujar pria itu kemudian Miranda lansung mengiyakan ucapan Daren dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar sang putri

Setelah melihat kepergian Miranda, pria itu kembali mengambil ponselnya, dan memanggil sebuah kontak

"Buat sedikit masalah di pembangunan, dan pastikan agar Janendra datang kesana malam ini juga", ujar Daren sekilas pada seseorang di seberang ponselnya.

---------------

Beberapa saat kemudian akhrinya Janendra menerima sebuah panggilan yang membuat laki-laki itu harus pergi ke lokasi proyek pembangunan yang berada di luar kota malam itu juga tanpa berpamitan dengan Netha

Sejujurnya Janendra sedikit ragu untuk meninggalkan Netha saat mereka masih dalam masalah seperti ini, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya yang bisa saja membuat kerugian besar untuk beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan nya

Akhirnya malam itu Janendra pergi meninggalkan rumah tersebut, tanpa mengetahui bahwa itu semua adalah rencana dari ayahnya, Daren.

Sedangkan disisi lain, terlihat Netha yang kini hanya menundukkan kepalanya saat Miranda mengatakan bahwa ia sudah di daftarkan di Universitas luar negeri

Gadis itu hampir menjatuhkan air matanya saat memikirkan bagaimana ia akan berada jauh dari Janendra dan Miranda juga, namun entah kenapa Netha seakan tidak bisa mengatakan tidak, saat bagaimana kini Miranda berbicara dengan tegas dan dapat dilihat dengan jelas juga raut wajah kekecewaan dari wanita itu

"Berikan ponsel mu", ujar Miranda yang membuat Netha mendongakkan kepalanya bingung, namun dengan perlahan gadis itu tetap mematuhi ucapan Miranda dan memberikan ponselnya pada sang ibu

Setelah Miranda menerima ponsel tersebut, wanita lalu memberikan sebuah ponsel baru pada Netha, kemudian wanita itu langsung pergi tanpa sepatah katapun pada Netha

Namun saat akan membuka pintu kamar gadis itu Miranda menarik nafasnya dalam

"Tidurlah sekarang, besok pagi mama dan papa akan mengantar mu ke bandara", ujar wanita itu sebelum akhirnya menghilang dari balik pintu tersebut.

----------------

Di sisi lain, terlihat Zero yang baru saja kembali ke rumahnya dengan di papah oleh seorang pria yang merupakan supir pribadi keluarga Cornald, setelah beberapa hari ia di rawat di rumah sakit

Lalu dibelakang Zero terlihat wanita paruh baya yang yang merupakan istri dari Devan tengah berjalan mengikuti Zero setelah beberapa saat yang lalu wanita itu pergi bersama supirnya untuk menjemput Zero dari rumah sakit

Devan yang melihat itu langsung bangkit dari duduk nya dan melangkah kan kakinya menghampiri Zero

"Bagaimana keadaan mu?", tanya pria dengan lembut seraya menepuk pelan pundak Zero

"Sudah lebih baik", jawab laki-laki itu dengan sedikit senyum tipis pada wajahnya

"Baguslah"

"Ada yang ingin papa katakan padamu", ujar pria itu kembali, membuat Zero kini mengerutkan keningnya

"Papa sudah tau semuanya, jadi papa sarankan sebaiknya kamu jauhi gadis bernama Netha itu mulai sekarang"

Pria itu berbicara dengan sedikit tegas.

Sedangkan Zero, laki-laki itu seketika membulat kan matanya terkejut saat mendengar apa yang ayahnya ucapkan barusan

"Bagaimana papa tau?", tanya Zero

"Kamu tidak perlu tau, lebih baik sekarang ke kamar dan istirahatlah", ujar Devan sekilas, lalu pria itu berlalu begitu saja meninggalkan Zero dan sang istri yang masih berada di sana

"Sudahlah, jangan membantah papa mu, turuti saja apa yang dia katakan", ujar wanita paruh baya itu dengan lembut sebelum akhirnya ia membantu putranya untuk berjalan ke kamarnya.

-----------

𝐭𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐨𝐮𝐬.

𝐉𝐚𝐧𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚 || Step Brother(On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang