|~12•

105 7 0
                                    

Ternyata mereka bertiga naik ke atap sekolah dan duduk di lantai sambil melihat kendaraan yg lalu-lalang.

Sebenarnya Taufan heran karena atap sekolah ini dijadikan markas oleh mereka berdua? Taufan lantas bertanya kepada Fang

"Fang, ini Atep sekolah, lu jadiin markas? Seluas ini?" Tanya Taufan sambil berbalik menatap fang dengan tatapan bertanya-tanya

"Ya.. bukan disini sih, tapi juga bisa dibilang gitu" jawab fang

"Bukan disini? Lalu dimana?" Tanya Taufan sekali lagi

Fang beralih menatap Gopal dengan tatapan meminta jawaban. Lalu Gopal menatap fang balik dan mengangguk.

"Di gudang ituu," ucap Fang sambil menengok kearah gudang yg ada di pojokan

"Hm? Lah sejak kapan ada gudang disini? Perasaan dulu ga ada" ucap Taufan kebingungan sambil menengok kearah yg fang tuju

"Itu lah gara-gara lu ga pernah ke atep bareng kita pas jam istirahat" jawab Gopal sambil menepuk pundak Taufan

"Hehe, yha.. mau gimana coba, mending gue ke kantin sih dari pada disini. Eh btw kalian disini ngapain aja" ucap Taufan sambil terkekeh diawal kalimat nya

"Hmm... Ya.., ga ngapa-ngapain sih" jawab fang "Paling cuma cerita-cerita doang disini" lanjutnya

"Ohh" balas Taufan sambil mengangguk

-
_

-

Tak terasa ternyata sudah 15 menit mereka di atap dan bel sudah berbunyi berarti ini saatnya jam pelajaran bahasa Inggris dikelas Taufan.

Taufan, fang dan Gopal pun pergi ke kelasnya.
Taufan merasa kesepian saat hanya dirinya yg bersekolah tanpa kedua saudara kembarnya yg lain yaitu Gempa dan Halilintar, Taufan hanya duduk menghadap kedepan atau lebih tepatnya ke papan tulis. Entah ia memperhatikan atau tidak, karena tatapan matanya terlihat kosong, mungkin sedang melamun?

Sampai akhirnya sang guru memberikan 10 soal untuk mereka semua yg ada dikelas, tentu Taufan panik karena tak memperhatikan guru yg menjelaskan materi pelajaran tadi.

Ditambah tidak boleh membuka buku. Taufan menjadi frustasi karena tak bisa menjawab soal-soal yg diberikan.

Taufan lantas menengok kearah belakangnya yg ditempati oleh tamannya, lalu ia bertanya kepadanya jawaban dari beberapa nomor.
Namun bukannya menjawab, ia malah mengangkat bahunya pertanda tidak tau jawabannya.

Taufan berdecak kesal kerena sama sekali tak mengetahui jawaban soal-soal pelajaran bahasa Inggris nya itu.

Sampai akhirnya waktu mengerjakan pun habis dan selesai atau tidak selesai harus tetap dikumpulkan ke guru. Taufan hanya pasrah, entah jawabannya benar atau salah. Yg ada dipikirannya saat ini hanyalah 'yabg penting udah jawab, bodo Amato mau bener atau salah.'

"Baiklah semuanya, bukunya ini akan ibu berikan besok. Dan ada pr di halaman 34 sampai 36, semuanya ya, paham?" Ucap guru bahasa Inggris itu sesaat sebelum bel berbunyi. Dan para siswa-siswi pun menjawab paham saja kepada sang guru.

Ini waktunya istirahat kedua, dan saat nya para siswa-siswi pergi kekantin untuk membeli makanan. Namun, beda hal nya dengan Taufan, dia sama sekali tak pergi ke kantin seperti siswa-siswi yg lainnya. Ia lebih memilih duduk di belakang sekolah.

Sunyi dan sepi... Itu yg dirasakan oleh Taufan sekarang yg sedang berada dibelakang sekolah sendirian sambil memakan bekal yg ia siapkan tadi pagi sebelum berangkat sekolah.

Taufan memakan bekalnya sambil melihat kearah hutan lebat yg tepat berada dibelakang sekolahnya, rasanya ia ingin pergi kedalam hutan dan melihat-lihat isi didalam hutan tersebut. Mungkin didalam imajinasinya jika para saudaranya berada disini bersamanya sekarang mereka pasti sudah masuk kedalam hutan itu. Apa lagi thorn, ia sangat menyukai alam, sama sepertinya.

Where Are You? [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang