|~18•

85 9 0
                                    

Sebelumnya...


"Kak Hali?!



•|---_---|•

Blaze terkejut melihat ada kakaknya yg sperti sedang bersembunyi dibalik semak-semak.

Halilintar yg merasa kalau dirinya sudah ditemukan tempat persembunyiannya hanya mengangkat tangan dengan tersenyum mengejek. "Ups.. ketahuan ya?"

"Kak? Ini kau kan?" Blaze berusaha memastikan kalau yg dihadapannya benar kakak sulungnya. Namun, ia berbeda dengan halilintar yg ia kenal. Pasalnya ia berambut putih dengan sehelai rambut hitam, dan dengan iris nya yg merah darah.

Memang iris milik Halilintar sudah bewarna merah sejak lahir, namun ini lebih ke merah pekat.
Ditambah dengan senyuman mengejek namun terkesan sinis. Membuat blaze naik pitam.

"Menurutmu? Apa aku ini kakakmu, atau bukan? Menurut sudut pandang mu saja~" halilintar menjawab, masih mempertahankan senyumannya yg menyebalkan itu.

"Baiklah. menurut sudut pandangku, kau bukanlah kakakku yg asli!" Seru blaze diakhir kalimat.

"Ohh~ apa benar begitu?" Halilintar sepertinya sedang berusaha memancing emosi blaze.

"Entahlah, bisa jadi begitu. Kalau benar kau kakakku, bagaimana rambut mu bisa bewarna putih dan hanya dengan sehelai rambut hitam?! Dan juga warna matamu, kenapa bewarna merah pekat?! Kenapa tak seperti warna mata kak Hali yg biasanya merah menyala, atau biasanya dibilang warna merah ruby?" >Blaze

Halilintar terkekeh geli mendengar semua pertanyaan yg dilontarkan oleh blaze kepadanya. "Haha.. sepertinya, kau belum mengetahui ini, ya?" Gantian halilintar yg bertanya pada blaze sambil menurunkan kedua tangannya.

"Belum tau apa?!" Blaze mulai mundur perlahan saat halilintar mulai berjalan mendekat dengan perlahan.

"Belum tau kalau, kakakmu ini punya dua sisi. Atau.. bisa disebut dua jiwa didalam dirinya." Halilintar mulai menjelaskan dan, Blaze membelalakkan matanya karena tak percaya.

"Ya, dua jiwa. Salah satu jiwa itu adalah aku, yg sedang kau lihat sekarang ini. Aku sengaja keluar karena dia atau kakakmu yg asli ini sudah lelah dengan keadaan. Entah itu disekolah, bahkan dirumah. Itu sebabnya aku meminjam tubuh ini untuk membiarkan dia beristirahat sebentar." Halilintar menjeda kalimatnya sejenak, lalu tak lama ia melanjutkannya.

"Dan, ada satu orang lagi yg punya dua jiwa seperti hali. Hanya saja jiwa keduanya sangat jarang keluar, bahkan saat pemilik tubuhnya itu sudah sangat lelah dengan keadaan. 'Dia' tak seperti hali, mentalnya lebih kuat dari hali. Itu yg aku tau. Oh iya! Aku hampir lupa, panggil aku reverse." Akhirnya halilintar atau revers sampai di penghujung kalimat panjang nya.

"'Dia'? Siapa yg kau maksud?" Blaze nampak kebingungan dengan siapa yg dimaksud oleh reverse

"Kau akan tau diwaktu yg tepat. Dan kurasa aku tau dimana salah satu saudaramu yg sedang dicari-cari itu." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, reverse berjalan meninggalkan blaze.

"Maksudmu? Kak gem.., Kau serius?" Blaze berjalan mengikuti reverse dari belakang.

"Hmm.. kenapa lu ga kaya mau nyerang atau ngapa-ngapain gue gitu? Kaya.. lu udah pernah akrab banget sama gue." Heran blaze.

"Ya.. mungkin itu yg membedakan gue sama hali yg cuek itu, gue itu agak beda sama hali. Contohnya, gue bisa akrab sama siapapun asalkan dia percaya sama gue. Hali cuek banget sama kebanyakan orang, kalo gue kadang cuek kadang perhatian, tergantung mood.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Where Are You? [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang