|~15•

85 6 0
                                    

Selanjutnya ia pergi ke kamar blaze.
Ternyata blaze sedang bermain hp nya dikasur dengan posisi menghadap ke arah jendela kamarnya yg masih terbuka.

"Blaze? Cepet tidur." Ucap Gempa dan mendapat anggukan dari adik pertamanya.

Gempa heran, mengapa adiknya yg bar bar ini terlihat lebih menurut tak seperti biasanya? Ia lalu mendekati blaze dan duduk di sampingnya. Ia lalu mengelus punggung sang adik lalu bertanya

"Kenapa? Hmm.. karna ice ya?" Tanya gempa lalu diangguki lemas oleh adiknya. "Ga papa, ice pasti sembuh nanti. Jangan terlalu khawatir kepadanya ya?" Ucap Gempa berusaha menenangkan blaze.

Blaze menghembuskan nafasnya dan mengangguk sambil tersenyum lalu memeluk kakaknya dengan erat.


















"Makasih, bang.."

————

♥~skip~♥

23.58

GEMPA POV

Sepertinya aku tak bisa tidur. Aku duduk di tepi ranjang milikku yg kebetulan berada di samping jendela kamarku. Aku duduk menghadap kearah jendela yg juga belum ditutup dan menampakkan sinar bulan dan bintang yg menghiasi langit malam yg indah.

Angin menerpa wajahku serta tubuhku, Dingin. itu yg aku rasakan saat angin menerpa diriku. Wajar saja karena aku hanya menggunakan baju dengan lengan pendek dan celana yg hanya setinggi lutut.

"Gem"

Tiba-tiba terdengar suara yg berada di sampingku namun sedikit lebih jauh. Aku menengok dan ternyata itu adalah Halilintar kakak pertama ku yg juga belum tertidur sama seperti ku.

"Ya?" Jawabku

"Kau kenapa belum tidur?" Tanya nya balik kepadaku "belum, ga bisa tidur. Lalu kakak kenapa belum tidur juga?" Jawab sekaligus tanya ku balik.

"Sama, gak bisa tidur." Jawabnya sebelum duduk di tepi ranjang sepertiku.

"Btw.. gem," aku menengok sekali lagi kearahnya. "Gwe udah Nemu pengganti wakil ketua OSIS nya. Jadi.. apa gwe pake uang tabungan ku dulu ya? Itung-itung nyicil." Lanjutnya.

"Pake uang kakak semua?! Ga, kami bisa bantu kakak kok! Jangan asal-asalan gitu bang, kita semua kan bisa bantu." Jawabku dengan sedikit membelalakkan mataku.

"Ya.. mau gimana lagi? Uang tabungan mu kan buat dirumah kaya bahan dapur atau sejenisnya. Lalu Taufan uangnya buat beli skateboard baru sama seragamnya yg udah mulai rusak. Blaze buat beli ayam.. eh maksudnya buat beli bola voli nya. Ice buat beli lemari baru, karna lemarinya yg itu udah dirusak blaze. Thorn buat beli tanamannya, beberapa udah layu dan mati soalnya. Solar buat bayar olimpiade sama buat beli buku dan alat-alat eksperimen nya.
Semuanya dipakai buat keperluan masing-masing, gem. cuma gwe doang yg ga butuh apa-apa buat di beli." Ucap kakakku panjang kali lebar menjelaskan apa yg akan dibeli oleh seluruh adiknya termasuk aku.

"Tapi.. bukankah kakak seorang OSIS? Bahkan ketua OSIS." Kata ku. Kak Hali terdiam seketika sambil menunduk.

"... Ga papa, gem. Itu semua bisa diatur.. kamu tidur sana, kakak mau kebawah dulu." ucapnya lalu berdiri dan pergi keluar kamar. Aku tidak menjawab ataupun mengangguk, aku masih dalam posisi yg sama yaitu duduk di tepi ranjang milikku.

Aku akhirnya mengambil handphone ku lalu kembali ke ranjang ku lalu merebahkan tubuhku sembari bermain hp.

GEMPA POV END

.

.

Halilintar pergi ke dapur dan membuka lemari es untuk mengambil segelas air dingin. Setelah mendapatkannya ia pun duduk di meja makan lalu meminumnya.

"Hahh..." Satu helaan nafas berat dari Halilintar menandakan ia lelah dengan keadaan dirumahnya saat ini.

Dua adiknya masih sakit, ditambah biaya pengobatan dan keperluan sekolahnya yg bisa dibilang sedikit kurang. Seperti dasinya yg sudah sedikit robek, sepatunya sudah usang, bahkan beberapa bukunya ada yg sobek. Apa lagi halilintar masih kekurangan uang untuk membeli semua itu sendiri.

.

.

.

.

"Sepertinya.. aku harus minta bantuan ayah." Halilintar menyerah dengan keadaan. Ia lebih memilih meminjam uang kepada ayahnya yg saat ini entah pergi kemana.

Halilintar mengambil ponselnya yg terletak di meja depan sofa lalu berusaha menelpon ayahnya.

Namun hasilnya tak di jawab oleh sang ayah meskipun sudah berusaha di telpon berkali-kali tapi, sama saja tak dijawab sama sekali.

Untuk yg terakhir kalinya halilintar mencoba menelepon ayahnya dan tetap tak ada yg berbeda. Di layar ponsel milik Halilintar hanya menampakkan kontak yg bernama 'Ayah' dengan tulisan kecil dibawahnya yaitu 'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif'

Halilintar menyerah sudah. Ia merasa kalau memang hidup tanpa ayah itu sangat berat, meskipun ayahnya sepertinya masih hidup ini tetap sama saja seperti hidup yatim piatu didalam rumah yg cukup besar hanya bersama adik-adiknya.

.

.

"Hahh.... Gak ada cara lain."































TBC



Maaf part ini pendek bgt 😭

Ga ada ide+Senin depan mulai ujian :› jadi mon maap klo mulai jarang update.

Ya... Se sempat mungkin ku update kapan² :)




Sekali lagi mon maap🙏🏻

Where Are You? [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang