Malam Penduduk! Ka Neo balik ya😘🫶
Terimakasih yang udah kasih dukungan buat Ka Neo di Part kemarin, yang belum ngasih jangan lupa dikasih ya penduduk, dukungan kalian berarti banget buat Ka Neo loh, terimakasih ya😋🫶
Pssttt! Di Karyakarsa udh part 13 loh, yang penasaran jangan lupa mampir ya penduduk, dukungan kalian sangat beharga buat karya Ka Neo❤🫶
Sebelumnya jangan lupa vote sama komen ya penduduk🫶
Semoga suka😘
Selamat Menikmati🪶
oOo
"Gus, nanti bawa ke sini saja pupuknya biar langsung bisa diambil sama pekerja lain." Agus mengangguk ketika mendengar perintah dari sang Juragan yang saat ini memantau salah satu sawahnya yang sedang masa memberi pupuk, di hitung ada 15 pekerja yang ada di sawah sang Juragan sekarang.
Kali ini ada dua lahan berbeda yang digarap oleh Juragan Danu, satunya masa pupuk satu lagi masih menanam padi, beda waktu ketika panen membuat perbedaan waktunya cukup banyak.
Tidak perlu kaget kenapa bisa sebanyak itu, sawah yang begitu luas jelas membutuhkan banyak pekerja yang berada di bawah perintah sang lelaki muda, semua di atur sendiri oleh Juragan Danu, bahkan terkadang bisa saja pria itu turun sendiri ke sawah untuk ikut melakukan satu pekerjaan.
Ya walaupun harusnya tidak usah karena dirinya sudah menjadi seorang Juragan Muda, tapi lelaki itu tetap melakukannya, lebih nyaman dilakukan bersama katanya.
Tidak ada atas bawah bila bersama dengan Juragan Danu justru semua sama dengan kududukkannya masing-masing, itu kenapa Juragan Danu banyak disukai oleh para warga desa, selain ramah dan menjadi Juragan muda lelaki itu juga bersikap baik pada siapapun.
Membuat siapa saja senang ketika berada di dekatnya.
"Juragan, kirimannya katanya sudah siap, apa harus saya jemput?" Pekerja lain datang yang membuat Juragan Danu menatap pada lelaki itu. "Iya jemput saja, sekalian bawa teman karena kirimannya banyak."
Pekerja itu mengangguk lantas langsung berpamitan pada sang Juragan yang sedang mengawasi semuanya, arti dari sebuah 'kiriman' itu adalah makanan yang akan diberikan untuk para pekerja nanti setelah mendekati jam makan siang, dan itu dibuat di rumah sang Ibu.
Karena dirinya masih belum punya istri jadi setiap memasak besar akan berada di rumah sang Ibu bukan rumahnya, tradisi yang memang sering terjadi di desa, para pekerja sawah akan diberikan makanan yang nantinya di santap di samping sawah, ah sungguh terkadang hal itu menjadi kesukaan Juragan Danu.
Makanannya memang simpel tapi tidak dengan kebersamaannya yang terasa begitu istimewa, membuat siapa saja suka ketika berada di sana.
"Danu." Sang pemilik nama menoleh ketika ada yang memanggil, sang Bapak yang berada di atas sawah memanggilnya dengan raut serius. "Naik dulu, ada yang ingin Bapak bicarakan sama kamu." Juragan Danu yang sedang ikut mencangkul lahan yang belum sempurna lantas mengangguk.
Mengikuti sang Bapak yang langsung berpindah ke saung, ikut melihat pada para pekerja yang sedang begitu semangatnya menanam padi di tengah lumpur sawah, tidak ada yang terlihat mengeluh, semua jelas karena sebuah bayaran yang dijanjikan sang Juragan begitu besar.
Mereka tidak akan berani membukan satu keluhan ketika sang Juragan sangat memperlakukan mereka begitu baik, justru yang ada ingin selalu dipekerjakan oleh lelaki itu karena bayaran yang tidak main-main, mereka amat begitu senang dengan hal itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Juragan (Gibran Danuarta) 21+
RandomJanda Series by: Neo Ka🪶 Beda dari yang lain nih😋🫶 oOo Gibran Danuarta. Dia seorang Juragan tanah Muda yang sangat disegani di desa Kamboja, parasnya yang tampan serta memiliki banyak aset membuat Juragan Danu banyak disukai oleh para gadis at...