08. Hampir Tidak Bisa Menahan

4.3K 537 55
                                    

Malam Penduduk! Duh maaf banget ya udh telat up, di jam 11 gini masih ada yang bangun gak sih?

Terimakasih buat semua dukungan yang kalian berikan di Part sebelumnya, Ka Neo seneng baca komenan kalian yang banyak bangett, bikin semangat❤🫶

Votenya pun udh nambah banget, makasih ya penduduk🙏

Part ini boleh nembusin 500 vote sama 100 komen penduduk? Mohon dukungannya ya penduduk❤

Yuk sebelum di baca vote sama komennya dulu, penuhi setiap Part ya!😋🫶

Yaudah selamat membaca, semoga suka penduduk❤

Selamat Menikmati🪶

oOo


Dari sekian banyaknya orang yang sedang berada di rumah Ibu Ani dan Pak Satyo yang sesak dengan keberadaan orang-orang rewangan di nikahannya Juragan Danu dan Laras, yang digelar juga di rumah orang tua sang Juragan, hanya ada satu orang yang mulai tadi menatap tajam pada Laras yang ikut membungkus kue.

Itu Buk Dhenya sang suami Ibu dari Andre mantan suaminya sekaligus mantan mertuanya, terus menatap dirinya dengan sinis bahkan tidak ragu untuk membuka suara demi sebuah ejekan yang ditunjukkan pada Laras, seolah benar-benar menunjukkan kalau tidak sudi menerima baik Laras di keluarga besarnya sekalipun sudah sah menjadi istri dari Juragan Danu.

Padahal sejak tadi Laras hanya diam saja bahkan terlihat nampak diam tidak membuka suara, hanya membantu sekiranya apa yang dia bisa dibantu sekalipun tidak usah karena ini acara untuk dirinya dan sang suami Juragan Danu, setelah kemarin berjarak istirahat satu hari, besok adalah resepsi untuk dirinya dan sang Juragan dari pihak laki-laki.

Melelahkan memang tapi mau menolak mana bisa, Juragan Danu dan Laras tidak punya pilihan lain selain menurut ketika pesta pernikahan itu dipersiapkan sejak kemarin, Laras dan sang Juragan pun sudah menginap di rumah Bu Ani sejak kemarin, tentu saja atas perintah dari Ibu Ani yang tidak bisa dibantah sama sekali.

Harus menurut demi kelancaran acara katanya.

"Aku sih yakin Lis, pasti gak lama juga bakal pisah, ya gimana ya nanti juga Danu sadar siapa yang dia nikahi, gak usah heran kenapa bisa nikah, yang pasti pakai pelet sih, mana mungkin Danu mau kalau tidak pakai dukun!" Dengan sengaja Bu Rani-Ibu Andre mengeraskan suaranya agar orang-orang mendengar apa yang dirinya katakan.

Matanya memincing pada laras yang semakin menunduk dengan hembusan nafas lelah, wajah Bu Rani makin julid bahkan terang-terangan mendecih melihat sikap Laras yang seolah tidak peduli dengan ucapannya, padahal dia sudah mempermalukan tapi tetap saja Laras tidak membuka suara sama sekali, seolah tuli dengan sebuah ujaran kebencian.

Begitu fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya sekalipun telinganya panas mendengar semua ucapan Ibu Andre, ingin membalas pun percuma Laras tetap akan ada di pihak yang kurang ajar, begitu tidak pantas membuka suara di depan sang mantan mertua.

"Ndak usah di dengerin, ini rumah mertuamu sekarang, kamu punya hak buat menegur loh Laras." Salah satu ibu-ibu yang ada di sana berbisik pada Laras dengan suara sepelan mungkin, melirik pada Bu Rini dengan wajah yang begitu tidak habis pikir.

Bu Rini terlalu berani berucap kasar begitu padahal ada Laras di sini, dan ini rumah Juragan Danu orang yang sudah menjadi suami sahnya Laras, ponakannya Bu Rini juga bagaimana bisa berucap sekasar itu di tengahnya banyaknya orang begini? Sungguh keterlaluan.

Sang Juragan (Gibran Danuarta) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang