05. Mas Danu

3.7K 437 24
                                    

Selamat Malam Penduduk❤🫶

Sebelumnya makasih banget yang udh bertahan sama cerita ini, buat semua dukungannya maksih banget penduduk🫶

Tanpa kalian cerita ini gak seramai ini😋

Sebelum baca vote sama komennya jangan lupa ya, ayo bantu Ka Neo buat meramaikan semuanya, votenya jangan ketinggalan plus komen di setiap Part🍁

Dukungan kalian berarti banget buat Ka Neo❤🫶

Yaudah, selamat membaca, semoga suka❤

Selamat Menikmati🪶

oOo

Seminggu lalu sudah diadakan acara lamaran dari pihak keluarga Juragan Danu ke rumah Laras, iya jawaban yang ditunggu selama tiga hari lalu dibalas iya oleh laras yang membuat keduanya kini terikat satu hubungan serius, tinggal menunggu tanggal yang sudah disiapkan untuk sebuah pernikahan.

Iya hubungan mereka memang sudah sejauh itu, bahkan mendekati sah.

Dan rumor itu tersebar hampir seluruh desa ah bahkan desa sebelah juga, mendengar kabar Juragan Muda mereka sudah menjadi tunangan dari seorang Ayudia Larasti, mantan istri sepupunya sendiri, sebagian menggunjing sebagian lagi tidak ingin ikut campur.

Toh mereka bukan keluarga Juragan Danu ataupun Laras, jadi ya hanya ingin mendengar kabar baiknya saja.

"Sudah mau berangkat Le?" Bu Ani bertanya ketika melihat sang putra sudah berpakaian santai sebagaimana mana hendak ke sawah, rencananya hari ini ada panen dibagian sawah Juragan Danu yang lain, semua ikut bahagia dengan acara panen ini.

"Iya Bu, bagus Ndak baju Danu?" Di lihat sang Ibu mengerutkan dahi dengan heran, merasa aneh mendengar pertanyaan sang putra yang terdengar tidak biasa, maksudnya lelaki itu ingin ke sawah lalu kenapa juga harus ditanyai bagus apa tidak bajunya, bukankah itu terdengar sangat aneh?

"Opo toh pertanyaanmu, orang mau ke sawah pakai segala ditanya bagus apa ndak, aneh! Sebentar lagi juga pasti kotor terkena tanah, kok ya masih ditanyakan." Berbeda dengan Bu Ani yang heran, Juragan Danu berdecak langsung duduk di sofa ruang tamu, berhadapan dengan sang Ibu yang nampak benar-benar tidak habis pikir dengan pertanyaannya.

"Kan Danu gak pengen kelihatan jelek Bu sekalipun ke sawah."

"Bilang aja mau sok ganteng di depan Mbak Laras nanti." Sahutan itu dari adik bungsu sang Juragan yang baru keluar kamar, menatap pada sang Mas dengan tatapan jahilnya yang membuat Juragan Danu berdecak malas, kenapa adiknya bisa menebak begitu?

Bu Ani sendiri tidak berkomentar banyak hanya menatap pada sang putra dengan helaan nafas yang begitu berat, lamaran putranya dengan Laras memang sudah diselenggarakan apalagi tanggal pernikahan sudah ditentukan, hanya saja hati kecilnya masih banyak ragu, gunjingan yang dia dengar semakin membuat perasaan Bu Ani merasa tidak nyaman sendiri.

Walaupun memang gunjingan itu tidak akan di hadapkan langsung padanya, kuasa yang dia punya membuat semua orang merasa akan segan karena harus membicarakan dirinya dan keluarganya, tapi tetap saja di belakang sana masih saja ada yang bebal menggosipkan, tapi mau bagaimana lagi hal itu sudah seharusnya dimaklumi.

Terlalu biasa juga terjadi di desa begini, sudah harusnya tidak heran.

Lagi pula melihat banyaknya perubahan Juragan Danu dari mulai kecil sampai keputusan besar karena atas nama Laras, membuat hatinya perlahan juga menerima walaupun tidak seratus persen, setidaknya adalah hal yang disukai dari Laras.

Sang Juragan (Gibran Danuarta) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang