🔗08

5.1K 560 110
                                    

Misi selanjutnya!

Buat Kailas marah dengan mengganggu Camilia!

Hanina yang sedang buang air besar nyaris melompat lantaran misi yang ia dapatkan memiliki resiko cukup besar.

"Yang benar aja, Tem?"

"Saya serius, Hanina. Segera laksanakan!"

"Tapi tai-nya baru keluar setengah."

"Iuwh! Itu bukan urusan saya. Tugas ya tugas, Anda bisa memilih tidak mengerjakannya dengan catatan Anda siap balok kotak Anda berkurang satu."

Hanina tentu tidak mau selama perjuangannya sebulan ini menjadi sia-sia. Alhasil, meski hajatnya belum rampung Hanina segera membersihkan diri kemudian gegas keluar.

"Ngomong-ngomong Camilia ada di mana?" Hanina bertanya pada sistem yang entah masih mendengarnya atau tidak.

"Sekarang sudah memasuki part 20, tempat favorit Camilia yang sering gadis itu datangi."

Kedua alis Hanina sempat menyerngit, tapi tak lama kepalanya mengangguk paham.

Panti asuhan.

Sudah menjadi rutinitasnya, maka setiap sebulan sekali Camilia akan mengunjungi panti asuhan. Camilia sosok yang menyukai anak kecil, tau bahwa panti asuhan merupakan tempat untuk menaungi anak-anak yang kurang beruntung, Camilia jadi menaruh rasa iba dan menjadi donatur tetap di tempat tersebut.

Setelah menempuh perjalan selama 40 menit, Hanina akhirnya tiba pada bangunan yang terlihat asri di pandang. Terlihat juga beberapa anak berlari ke sana kemari lengkap dengan tawa ceria. Momen yang membuat Hanina sempat terdiam mengamati dari dalam mobil.

Tak lama netranya menangkap sosok Camilia yang keluar dari dalam dan bergabung bersama anak-anak untuk bermain. tidak heran bila perempuan itu menjadi rebutan dua pemeran utama Jerat, pada dasarnya kebaikan hati serta sifat keibuan-lah yang mengantar Camilia pada Arian Trisaka.

Menghela napas pelan, Hanina keluar lalu mengedarkan pandangan, dia sedang mencari Kailas juga Arian yang rela menyisingkan waktu di tengah kesibukan demi menemani Camilia.

Ternyata kehadirannya menarik salah satu anak di sana dan segera memberitahukan hal tersebut pada Camilia.

"Giona!"

Si empunya nama menoleh pada sumber suara, Hanina mengerjap lalu segera melangkah angkuh. Pokoknya misi hari ini akan Hanina pastikan bakal berhasil.

"Lo liat Kailas?" tanyanya dengan dagu terangkat tinggi ditambah suara yang terdengar arogansi. Bahkan karena tingkahnya tersebut, Hanina mendapat tatapan tidak suka dari anak-anak di sana.

"Eh? Ohh, Kailas. Dia ada di belakang sama Arian bantu bapak bikin kandang," jawabnya meski sempat nge-lag.

"Aku panggilin dulu." ujarnya hendak pergi tapi Hanina menahannya.

"Kagak usah, gue kemari cuman mau ingatin. Jauhin Kailas, dia itu gak cocok sama lo." ucapan yang sudah dirancang Hanina sejak dalam perjalanan terealisasi juga.

Ekor matanya menangkap kehadiran Kailas yang sepertinya terkejut melihat kehadirannya.

"Maaf? Sepertinya ada kesalahpahaman di sini."

"Salah paham?! Lo itu pelakor. Kagak usah pick me, gue muak liat wajah sok kecakepan lo itu." sembur Hanina diikuti dalam hatinya yang mengucap seribu maaf.

Sementara itu, Camilia menggeleng pelan lantaran merasa miris melihat perempuan yang tengah melabraknya tersebut berstatus sepupu Kailas.

"Terserah kamu mau menganggapku bagaimana, terpenting aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Bila kamu masalah dengan kedekatan kami, maka aku siap menjauh." paparnya dengan intonasi cukup tenang. Camilia jelas masih mengingat di mana ia berada. Tidak elok rasanya bila perdebatan didengar anak-anak.

Giona: Second Lead My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang