Hanina melihat pel di tangannya dengan seksama, untuk pertama kalinya Hanina menyentuh benda itu.
Baik di kehidupan pertamanya hingga kehidupan keduanya, Hanina paling menghindari pekerjaan satu ini. Selain itu di dunia aslinya sudah ada ART yang tiap pagi datang dan akan mengepel tiap satu kali satu hari."Semangat Hanina!" serunya menyemangati dirinya sendiri.
Pada akhirnya Hanina menerima tawaran Arian, sebab bila di pikir dirinya sudah merubah penampilan besar-besaran juga ketika mendapat misi Hanina tidak perlu repot lagi.
"Kira-kira Kailas gimana ya kabarnya? Eh, aku udah resmi jadi janda belum sih?"
Di sela membersihkan lantai, Hanina bergumam.
"Sistem.."
"Ya, Hanina."
"Aku melihat statusku." ujarnya yang kali ini menegakkan badan.
Sebuah hologram muncul di depannya, pandangannya langsung menjurus pada kotak berisi balok-balok berharganya. Di sana pointnya telah mencapai 60%, sebuah angka yang tidak Hanina sangka.
"Itu berarti aku sudah resmi bercerai." monolognya dengan suara lirih.
Entah mengapa Hanina merasa hambar, seharusnya ia senang.
Menggelengkan kepalanya ribut, Hanina kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tepat ketika jam istirahat tiba, Hanina akhirnya bisa mendudukkan pantatnya sekaligus mengistirahatkan betisnya yang telah berlalu-lalang sejak tadi. Di sela ia mengipasi lehernya, maniknya tak sengaja menangkap sosok Camilia yang tengah berjalan di lobi kantor.
Di tangan perempuan itu ada bekal yang Hanina tebak adalah untuk Arian.
"Camilia berkeliaran bebas tanpa pengawal? Bukankah dia tidak dibiarkan keluar sebelum keduanya menikah?" Hanina berujar penuh tanya.
Pasalnya, kehadiran sosok Camilia cukup membuatnya terkejut. Terlebih tanpa ada tekanan sedikitpun ataupun pengawal di sekitar gadis itu yang malah membuat Hanina teheran-heran.
Apa hubungan keduanya sudah berkembang besar hingga Arian membiarkan Camilia melenggang bebas seperti sekarang?
Memilih tak ambil pusing, Hanina bangkit dengan tujuan ke kantin. Hari ini dirinya baru tau, orang yang melakukan pekerjaan keras membutuhkan makanan yang banyak.
Contohnya saja Hanina, sejam lalu dia masih sempatkan makan bubur sum-sum, dan setengah jam kemudian Hanina kembali makan sandwich. Ternyata semua itu masih belum mampu menutupi keroncongan perutnya.
"Ina, tolong antarkan makanan ini untuk pacar si bos. Sekretaris Nita sudah menghubungi saya. Balik nanti saya traktir."
Nasib sial bagi Hanina yang menjadi OG. Baru saja mendudukkan pantatnya, dirinya malah mendapwt tugas. Bukannya istirahat, Hanina masih dihadapkan dengan pekerjaan. Alhasil, mau tak mau sambil memasang senyum cringe-nya Hanina menerima sodoran nampan dari kepala OB.
Beruntung ada sogokan jalannya, jadilah Hanina dengan lapang mengerjakan tugasnya.
Menaiki lift yang langsung mengantarkannya langsung pada ruangan Arian, Haninq melempar senyum ramah pada sekretaris Arian yang sedang makan.
"Mba, ini gak apa-apa kan saya masuk?"
"Gak papa, kamu langsung masuk aja. Ketuk aja pintunya pasti udah ngerti." jawab Nita yang mendapat anggukan paham dari Hanina.
Kembali memajukan langkahnya, Hanina kini berdiri di depan pintu ruangan pria itu. Namun karena pintunya tidak tertutup rapat, tanpa sengaja Hanina melihat pemandangan mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giona: Second Lead My Husband
FantasyDemi membantu kesulitan ibunya, Hanina-gadis yang belum lulus SMA itu terpaksa mengikuti saran sang ibu untuk bekerja di sebuah club. Lalu sebuah kecelakaan yang tak disangka menimpanya. Yang lebih mengejutkannya lagi, jiwanya malah nyasar di sebuah...