Setelah Hanina terbang ke alam mimpi, Arian baru beranjak dari tempat tidur. Sebelum itu, Arian memegang kaki Hanina yang membengkak. Jari jempolnya mengelus halus permukaan pergelangan kaki Hanina.
Badannya merunduk lalu melabuhkan tiga kecupan di sana. Setelahnya Arian berlalu keluar sebab telinganya samar mendengar suara kendaraan.
Berlalunya Arian, Hanina cepat membuka matanya bahkan deru napasnya terkesan cepat lantaran Hanina menahan agar tidak menjerit.
Melirik ke arah pintu, Hanina gegas bangun lalu berlari. Bunyi pintu yang terkunci terdengar, seketika itu juga tubuhnya merosot ke lantai.
Dengan badan bersandar sepenuhnya pada daun pintu, Hanina memijit pelipisnya. Helaan napas frustasi selalu terdengar dari bibirnya.
Ternyata menjadi figuran masih memiliki kisah tersendiri bagi para tokoh utama.
"Hanina..."
Bola mata Hanina memutar jengkel, di saat dirinya berada dalam situasi genting, sistem-nya itu malah menghilang bak ditelan bumi.
"Saya tidak bisa ikut campur tentang apa yang terjadi di sekitar Anda."
"Diam, Tem. Aku masih gemetar. Mending tampilkan statusku." sela Hanina yang memang benar adanya. Bahkan jari-jari tangannya masih bergetar setelah menghadapi Arian mode menyeramkan.
Sebuah hologram yang sudah sangat akrab bagi Hanina, muncul. Matanya gegas turun ke bawah melihat persentase point-nya.
Dan itu baru 15% dari sekian banyaknya bahkan puluhan misi yang Hanina kerjakan. Jika begini, Hanina bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun berada dalam novel. Bahkan keberadaannya saja di dunia ini sudah setengah tahun.
"Sebenarnya saya ada berita baik bagi Anda, Hanina."
Alis Hanina mengkerut, tubuhnya menegap menunggu kira-kira apa yang akan sistemnya itu sampaikan.
"Meniliki dari semangat dan ketangkasan Anda dalam menjalankan misi, Anda mendapat keringanan."
"Keringanan apa itu?"
"Keringanan yang berhubungan dengan balok kotak Anda. Selain mempersatukan Kailas dengan cinta sejatinya yang memiliki persentase cukup tinggi, juga ada misi lain yang bila Anda berhasil maka bisa mendapatkan point yang cukup banyak...."
Hanina mulai tertarik, bila memang misi kali ini lebih mudah untuk dikerjakan maka Hanina bisa kembali ke dunianya secepatnya.
"....misi ini cukup menguntungkan 40% bila Anda berhasil melakukannya,"
"Misi apa itu, Sistem?" Hanina bertanya tak sabaran.
"Ajukan surat cerai pada Kailas."
🔗🔗🔗
Menatap gedung tinggi di depannya, Kailas perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Trisaka Company, adalah tujuan Kailas menginjakkan kakinya di perusahaan raksasa tersebut. Kedatangannya sambil membawa proposal tentang pembatalan kontrak. Dua perusahaan yang mana Kailas sudah menjalin kerjasama dengan Trisaka Company selama bertahun-tahun.
Pemimpin TC sendiri tak lain Arian Trisaka-sepupunya. Meski Kailas masih memiliki hubungan keluarga yang teramat kental dengan Arian, tapi tidak menjadikan keduanya menjadi pewaris Trisaka.
Kailas mengambil marga almarhum ayahnya-Hander. Sementara untuk mamanya Arita merupakan keturunan Trisaka.
Sudah bukan hal biasa bila anak perempuan Trisaka menikah, maka kelak anak mereka akan mengikuti marga sang ayah. Hal itu pun berlaku pada Kailas yang sejak awal kelahirannya, marga Hander langsung tersemat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giona: Second Lead My Husband
FantasyDemi membantu kesulitan ibunya, Hanina-gadis yang belum lulus SMA itu terpaksa mengikuti saran sang ibu untuk bekerja di sebuah club. Lalu sebuah kecelakaan yang tak disangka menimpanya. Yang lebih mengejutkannya lagi, jiwanya malah nyasar di sebuah...