Misi selanjutnya!
Bantu Kailas buang air!
Hanina yang sedang khusyuk memotong daging di piringnya, tanpa sadar menghela napas. Terpaksa dia berdiri meninggalkan makanannya kemudian berjalan menuju kamar Kailas.
Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Hanina menyolonong masuk tepat Kailas melorotkan celananya di depan pintu kamar mandi.
Mata pria itu melotot horor, tetapi Hanina terlihat biasa saja.
"Lo ngapain masuk Monyet!" pekiknya berusaha meraih celananya yang sudah teronggok dilantai. Namun karena tangannya yang di gips sedikit menyulitkannya.
"Bantu Suamiku buang air."
"Kagak perlu! Mending lo keluar!" sentaknya yang masih ribut memasang kembali celananya. Padahal bila di pikir pake otak pintar, pria itu bisa tinggal masuk ke dalam kamar mandi dibanding bersusah payah memakai kembali celananya.
Saat Kailas sibuk mengomel, Hanina dengan entengnya menarik sebelah tangan Kailas yang tidak di gips alias satu-satunya tangan yang Kailas gunakan untuk beraktivitas. Akibatnya, celana yang belum sempurna terpakai kini harus melorot kembali menampilkan kolor biru milik Kailas.
"Gila ya lo! Keluar sekarang!"
Suaranya begitu menggema di dalam toilet tetapi alih-alih menurut, Hanina malah sibuk menyiapkan segala keperluan yang bisa Kailas gunakan. Seperti tisu, sabun, dan terakhir menyediakan handuk cadangan.
Dirasa sudah beres, Hanina beralih pada Kailas yang sejak tadi masih menatapnya galak.
Informasi tentang keberhasilan misinya belum juga muncul.
Pandangan Hanina kemudian turun, nampak celana Kailas masih tersangkut di mata kaki. Dan entah dorongan dari mana, kedua tangan Hanina bergerak menuju pinggiran boxer pria itu lalu menariknya ke bawah.
Tuingg...
Baik Kailas maupun Hanina sama-sama terdiam.
Misi berhasil!
Penambahan satu balok kotak!
Hanina gegas menegakkan badannya, dia tidak lagi berani menatap ke arah lain selain kaca yang menampilkan wajahnya yang memerah.
Karena tak sanggup berada di situasi yang teramat canggung, Hanina ngacir dari sana meninggalkan Kailas yang masih terbengong-bengong di tempatnya.
🔗🔗🔗
"Naik kereta api~ tut tut tutt~ sia—"
"Gue bukan Tayo." sela Kailas yang sekaligus menghentikan Hanina dari nyanyiannya pun sendok yang berisi nasi beserta lauk di atasnya mengambang di udara.
Keduanya sekarang ini berada di ruang santai dengan Hanina yang ingin membantu Kailas makan. Tetapi sejak Hanina ingin membantunya makan, Kailas selalu menolaknya. Alhasil, perempuan itu menyanyikan lagu dengan harapan agar nafsu makan Kailas kembali.
"Kalo gitu buka mulutnya lebar-lebar. Aaa..." mulut Hanina terbuka lebar saat mempraktekan bagaimana Kailas harus mengikuti instruksinya.
"Ck, gue bisa makan sendiri." balasnya ketus seraya mengambil alih sendok dari tangan Hanina secara tidai halus.
Hanina hanya mengedikan bahunya acuh, terpenting dia sudah berperan sebagai istri yang ikut andil merawat suaminya.
Sambil menunggu Kailas selesai, Hanina beralih menatap tayangan televisi di depannya.
"....Bila Anda merasa bahwa pernikahan Anda sudah toxic, maka segeralah akhiri sebelum terlambat. Pernikahan tidak sehat juga bisa mempengaruhi mental pada salah satunya yang tidak bahagia dengan pernikahannya. Bila memang pasangan kalian mulai menunjukkan gelagat KDRT ataupun bibit selingkuh, maka jalan yang terbaik adalah per—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Giona: Second Lead My Husband
FantasiDemi membantu kesulitan ibunya, Hanina-gadis yang belum lulus SMA itu terpaksa mengikuti saran sang ibu untuk bekerja di sebuah club. Lalu sebuah kecelakaan yang tak disangka menimpanya. Yang lebih mengejutkannya lagi, jiwanya malah nyasar di sebuah...