bab 18 | the truth

787 65 2
                                    

Tw🚫

****

Pagi ini Salsa tengah terburu-buru memakai sepatunya karena dia kesiangan untuk berangkat ke kampus. Mamahnya sedang mengantarkan kue ke rumah tetangga yang jaraknya tidak terlalu jauh dan Salsa sudah memberitahu mamahnya bahwa dia akan berangkat ke kampus, Salsa takut dia tidak sempat berpamitan jadi dia memberitahu mamahnya terlebih dahulu. Tahu sendiri jika ibu-ibu sudah berkumpul pasti banyak yang dibicarakan.

Salsa meminta tolong dengan salah satu pekerja yang sedang menyiram tanaman di depan untuk membukakan gerbangnya supaya dia tidak harus bolak-balik.

"Pak iman tolong bukain gerbangnya ya saya mau keluarin mobil".

"Oh iya neng siap". Balas pak iman.

Salsa menuju ke mobilnya kemudian masuk ke dalam dan mengeluarkannya dari garasi. Saat mobilnya berbelok tiba-tiba ada orang tak dikenal yang mengetuk kaca mobilnya dan hal itu menarik perhatian pak iman yang hendak ingin menutup kembali gerbang rumah itu namun kegiatannya terhenti dia memilih menghampiri orang yang sedang mengetuk kaca jendela mobil dari anak bos nya itu.

"Ibu maaf, ibu ngapain kaya begitu". Tegur pak iman. Si ibu itu menoleh. Salsa belum berani membuka kaca mobilnya dia takut terjadi hal diluar dugaannya.

"Pak saya mau ngomong sebentar sama mba Salsa".

"Ibu siapa?".

"Saya ibu temannya mba Salsa pak".

"Mba, mba tolong buka kacanya mba". Teriak si ibu itu dan kembali mengetuk-ngetuk kaca mobil Salsa.

"Bu jangan buat keributan disini". Pak iman mulai menarik tangan si ibu tersebut. Salsa yang melihatnya sedikit tak tega, dia membuka Setengah kaca mobilnya.

"Mba tolong mba, saya mau ngomong sebentar". Ucap si ibu itu dengan kondisi tangan yang masih terus di cengkram oleh pak iman. Salsa memberi kode kepada pak iman untuk melepaskan tangan si ibu itu dan kemudian pak iman pun menurut.

"Mau ngomong apa Bu?".

"Mba saya minta tolong sama mba untuk jangan mengusik hubungan anak saya mba". Si ibu itu berbicara dengan nada yang sangat pelan tidak ngotot sama sekali, dia terdengar seperti seseorang yang sudah pasrah dengan kondisinya.

"Ibu masuk aja kesini". Salsa meminta si ibu itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Mba". Interupsi pak iman, dia khawatir karena Salsa mengizinkan orang asing itu untuk masuk ke mobilnya.

"Gapapa pak, aman kok saya berangkat dulu ya, ini ibunya teman saya pak". Pak iman sebenarnya tidak sepenuhnya rela dia takut terjadi sesuatu pada Salsa.

"Saya pamit ya pak".

"Hati-hati mba". Salsa kembali melajukan mobilnya.

Ketika mobilnya sampai di taman perumahan, Salsa berhenti di bahu jalan.

"Bu, ada apa ibu mencari saya dari kemarin?". Salsa membuka percakapan.

"Mba saya mohon banget sama mba, tolong mba jangan hancurin kebahagiaan anak saya". Jawab si ibu itu dengan kepala yang terus tertunduk.

"Saya ga ngerti maksud ibu apa". Salsa mencoba terus menggali apa maksud dari perkataan ibunya Alessa, dia sudah bisa menebak bahwa ibu-ibu yang ada dihadapannya saat ini adalah ibunya Alessa.

"Mba, saya sebagai ibu sudah sejak lama merasa gagal dalam membahagiakan anak saya, Alessa terlalu banyak merasakan kesakitan selama hidupnya".

"Beberapa hari belakangan ini dia selalu menangis meraung-raung meneriakkan nama mba dan juga Lian disertai dengan sumpah serapahnya, saya sebagai ibu merasa sakit sekali melihat kondisi anak saya yang seperti itu dia tidak mau makan setiap hari hanya menangis dan tidur lalu bangun kemudian menangis lagi".

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang