bab 35

413 49 3
                                    

Setelah liburan dua Minggu. Salsa kembali menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswi.

Salsa ada kelas pagi hari ini, namun Salsa tetaplah Salsa kebiasaan telatnya masih sering muncul sampai detik ini.

"Mah Sasa berangkat yaaaa". Teriak Salsa sambil menuruni anak tangga.

"Sarapan dulu sa". Jawab mamah Salsa yang saat ini sedang berada di dapur.

"Nanti aja, Sasa udah telat".

"Huhh Salim hh duhhlu". Ucap Salsa dengan nafas yang terengah-engah.

"Makanya kalo dibangunin langsung bangun". Ucap mamah Salsa sambil mencubit pipi anak gadisnya pelan.

"Namanya juga ngantuk".

"Bye mah, assalamualaikum". Lanjut Salsa

"Waalaikumsalam".

Singkat waktu Salsa kini sudah duduk dibangku kelasnya menunggu dosennya tiba.

Salsa sedang memainkan ponselnya dan kemudian muncul pesan dari Abang menyebalkannya itu.

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Aneh". Gerutu Salsa

Dosen tiba kemudian kelas dimulai.

Sementara itu dilain tempat Lian dan Aro masih bersantai menghabiskan kopi mereka sambil menghisap rokok yang terletak disela jari mereka.

Saat ini mereka sedang berada di warung kopi dekat kampus.

Kelas mereka akan dimulai setengah jam lagi namun mereka masih terlihat tidak ingin beranjak dari tempat duduk mereka.

"Li, gua mau bikin pengakuan".

"Kenapa? Hamilin anak orang lu?". Jawab Lian asal

"Mulut!". Ucap Aro sambil menoyor kepala Lian yang dibalas oleh cengiran khas Lian.

"Ya terus apaan anjing".

"Ya sabar dulu babi".

Gelud aja teros gelud. - author

"Lu inget Sara?".

"Sara?". Lian balik bertanya sembari mencoba mengingat siapa Sara karena namanya terdengar tak asing.

"Iya, teman SMA kita".

"Oh iya iya inget gua, kenapa?".

"Gua baru jadian sama dia".

"Uhukk uhukk". Lian tersedak kopi yang tengah dia seruput.

"Lebay banget si anjing". Ucap Aro sambil menepuk-nepuk punggung Lian.

"Gua kaget setan".

"Random banget tiba-tiba pacaran sama si Sara". Lanjut Lian.

"Gua ngincernya udah lama, baru kebidik sekarang". Ucap Aro sambil menaik turunkan alisnya tengil.

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang