bab 26 | rencana liburan

799 88 8
                                    

Hari ini adalah jadwal Lian kembali ke klinik untuk melepas jahitannya. Dan sekarang Lian sedang duduk di ruang tamu rumah Salsa menunggu perempuan tersebut.

"Lian, kamu sering pergi sama Salsa memangnya pacar kamu ga marah?". Tanya mamah Salsa dengan rasa ingin tahunya yang begitu tinggi.

"Haha engga Tante, saya ga ada pacar". Lian menjawab dengan sedikit kikuk.

"Masa sih? Ganteng kaya gini masa ga ada pacar".

"Serius Tante, lagi kosong ini".

"Teman Tante ada beberapa yang punya anak perempuan, nanti kapan kapan Tante kenalin ya".

Lian hanya diam tersenyum kikuk menanggapi pernyataan mamahnya Salsa.

"Tante bercanda Li, abisnya mubazir banget ganteng gini ga punya pacar".

"Tante bisa aja".

"Saya maunya sama anak Tante, jodohin saya sama anak Tante aja". Batin Lian

Salsa menuruni anak tangga satu persatu, kemudian berjalan ke arah mamahnya dan juga Lian.

"Ayo Li".

"Yaudah Tante kita pamit dulu ya, pinjem Salsanya dulu sebentar Tante hehe".

"Iya hati-hati kalian ya".

"Iya Tante".

Salsa dan Lian berjalan keluar setelah mencium tangan mamahnya Salsa.

Mobil Lian bergerak keluar area rumah Salsa menuju klinik.

"Ngapain pake bawa laptop segala?". Tanya Lian

"Semalem kan gua bilang kalo hari ini seharusnya gua ada kelas cuma karena dosennya berhalangan hadir jadinya kita dikasih tugas seabrek jadi gua bawa laptop ya buat ngerjain tugas lah".

"Nanti selesai dari klinik lu drop gua di coffeeshop Deket Deket situ aja". Lanjut Salsa

"Oke".

***

Sesampainya di klinik mereka menunggu sebentar sebelum akhirnya dipanggil masuk ke ruang dokter. Disana sudah ada dokter yang biasa mereka temui.

"Mas Mba, apa kabar".

"Baik dok". Jawab mereka berbarengan

"Oke saya lihat dulu jahitannya mas".

Dokter tersebut memeriksa kondisi jahitan ditangan Lian dan memutuskan untuk melepas jahitannya karena dirasa kondisi lukanya sudah baik dan mengering.

Semua prosedur telah dilaksanakan, mereka berdua kembali ke parkiran dan masuk ke mobil.

"Li nanti berhenti di coffeeshop yang tadi kita lewatin aja ya".

"Iya tadi kan udah ngomong".

"Ya siapa tau lu lupa".

"Udah diem aja duduk yang manis".

Mobil Lian berhenti di parkiran coffeeshop yang jaraknya sekitar 200 meter dari klinik tadi.

Salsa turun kemudian dia mengernyitkan alisnya sambil menatap Lian.

"Lu ngapain turun juga?"

"Lah emangnya ada larangan?". Lian balik bertanya

Salsa tak menjawab dia memilih untuk masuk ke dalam dan diikuti oleh Lian.

Salsa hendak duduk di salah satu spot meja yang tidak terlalu besar disertai dengan 2 kursi disana. Namun pergerakannya terhenti karena pergelangan tangannya di cekal oleh Lian.

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang