Di ruang UKS terdengar suara keributan, dan pelaku dari keributan itu tidak lain adalah Albara dengan entek anteknya, ada juga Karin dan kawan kawan, ada Clara beserta para sahabatnya.
Mereka saat ini tengah berdebat satu sama lain, dan suara Karin lah yang terdengar paling nyaring dalam perdebatan tersebut. Perdebatan tak berujung ini bermula ketika Bara bersikeras untuk mengantarkan Clara tanpa memberikan penjelasan apapun terhadap kekasihnya, alhasil Karin merasa cemburu dan membuat keributan di UKS.
Disaat semua orang sibuk untuk menenangkan Karin yang tengah cemburu buta, Clara malah asik menonton sambil memakan beberapa camilan yang dibawa teman temannya dari kantin, kelakuan Clara lagi lagi membuat emosi Karin tak terkendali.
"Bara! Apa yang Lo lihat dari cewek cupu itu? Kurang cantik apa gue? Kenapa Lo malah kekeh mau anterin cewek itu padahal ada gue disini? Gue sengaja kesini buat lihat keadaan Lo tau, dan ternyata Lo di sini selingkuh!" Ujar Karin menggebu gebu.
Teriakan Karin sudah kesekian kalinya, Bara berusaha menjelaskan namun tidak diberikan kesempatan oleh gadis itu.
Bara memijit pelipisnya pasrah, ia tidak tau harus berbuat apa lagi untuk menjelaskan semuanya kepada Karin yang tidak mau mendengarkan perkataannya sama sekali. Bara melirik Clara mang malah asik memakan camilannya dengan wajah berseri, seolah keributan ini memang hal yang seru untuk di tonton.
Seketika Bara merasa kesal setengah mati saat Clara menatapnya dengan penuh ejekan, ingin sekali Bara memukul kepala gadis itu jika saja ia tidak ingat kalau Clara saat ini sedang sakit.
"Bara! Kamu dengerin omongan aku gak sih?! Kenapa kamu malah tatap cewek cupu itu? Apa yang kamu lihat dari cewek itu? Aku lebih cantik Bar!" Lagi lagi Karin berteriak dengan keras, bahkan pengurus UKS puh sampai harus menutup telinganya.
"Kamu pasti kena pelet kan? Pasti cewek ini pakai susuk dan segala macamnya!" Pekik Karin sekali lagi, Clara akhirnya terkejut mendengar penuturan Karin.
Clara akhirnya tersulut emosi, gadis itu langsung membalas perkataan Karin tak kalah keras.
"Lo bilang apa tadi Mak lampir? Gue? Pakai susuk? Yang bener aje lu, kalau gue pakai susuk muka gue gak bakalan seburuk ini woi, kalau gue pakai susuk muka gue pasti lebih glowing dari Lo!"
"Nyaut aja lu, muka aspal!" Pekik Dewi yang membantu Karin.
"Tau Lo, kalau Lo gak pakai susuk kenapa Bara sampai mau anterin Lo?" Mita ikut menambahkan.
"Ya mana gue tau tanya aja sama si batu Bara itu, gue juga ogah kali dianterin sama ketos galak yang sok dingin kayak dia," Clara mendengus dan memalingkan wajah, berusaha tidak melihat tatapan datar Bara saat ini.
"Udah stop stop! Kalian ini kayak anak kecil tau gak, apa apa bertengkar! Bisa gak sih kita selesaikan baik baik? Kalian udah dewasa! Jangan kekanakan!" Teriak Lulu yang kesabarannya sudah habis. Clara melihat Lulu berteriak dengan wajah merahnya cukup terkejut, sebab ini kali pertama Clara melihat Lulu berteriak dan marah seperti ini.
"Wow impresif," celetuk Radit dengan wajah cengo.
"Gue baru tau kalau Lo bisa marah Lu," ujar Sasa yang sama terkejutnya dengan temannya yang lain.
"Diam kalian diam! Gue belum selesai marah! Kalian ini, apa tidak pernah di ajarkan untuk berbicara baik baik sama orang tua kalian? Setiap ada masalah perasaan menyelesaikannya selalu dengan teriak terik," ujar Lulu, setelahnya menarik napas dalam dalam mencoba mengontrol emosinya.
"Lo kan tau Bunda gue sama barbarnya kayak gue Lu, dan Bapak gue kan udah jadi ubi," ujar Clara, masih dengan wajah tercengangnya.
"G-gelap!" Gumam Karin dan teman temannya.
"Dan Lo mungkin gak tau orang tua gue itu super sibuk, gak punya waktu buat sekedar kasih tau cara menyelesaikan masalah dengan baik baik," ujar Karin menambahkan.
"Bener orang tua kita sibuk, biasa orang kaya," ujar Dewi menambahkan.
"Y-ya kan kalian masih punya pengasuh dan pembantu, pasti di ajarin lah," kali ini Lulu yang gelagapan karena tidak tahu harus menjawab bagaimana. Lulu pikir keluarga orang lain harmonis seperti keluarganya yang lebih mementingkan anak anaknya dari pada pekerjaan.
"Gue punya pengasuh, tapi gue diajarin main tanah. Itu loh buat kue kue dari tanah," ujar Mita.
"Gue malah di ajarin nyapu," ujar Karin.
Clara melihat perdebatan mereka dengan jengah, oh ayolah dirinya merasa tidak pantas berada disekitar orang orang kaya ini.
"Ck udahlah mending kalian semua pergi, kepala gue pusing lama lama dengar perdebatan gak bermutu kalian," Clara memijit pelipisnya yang memang terasa sedikit pusing. Clara pun berjalan ke ranjang UKS dan merebahkan dirinya.
"Eh Clara Lo gak bertanggung jawab benget ya jadi orang, harusnya Lo kasih penjelasan ke gue tentang hubungan Lo sama cowok gue," lagi lagi Karin memulai perdebatan.
"Ck Lo bisa diem sebentar gak sih Rin? Kepala gue pusing, kalau Lo mau ngajak gue bertengkar nanti aja oke? Lagian gue bener bener gak ada hubungan apapun sama ketos jelek itu Rin," Clara berkata dengan sungguh-sungguh, mencoba meyakinkan Karin.
"Oke untuk sekarang Lo gue kasih dispensasi, tapi awas aja kalau Lo udah sembuh, gue cakar muka jelek Lo biar tambah jelek!" Ujar Karin penuh penekanan.
"Fisik lagi fisik lagi," gumam Clara.
"Yaudah sih Rin, terserah Lo aja yang penting Lo bahagia dan gak tantrum lagi. Jujur ya Rin, Lo kalau lagi tantrum kayak monyet," ujar Clara.
"Lo-" belum selesai Karin berbicara sudah dirinya sudah dipelototi oleh Lulu.
"Jangan berisik Karin, Clara nya lagi sakit. Mau gue jedotin kepala lo ke dinding biar wajah Lo gak cantik lagi?" Tanya Lulu dengan senyum misterius.
"Psst si Lulu kalau lagi mode psikopat gini kelihatan Badas gak sih?" Tanya Ares pada Raka yang diam diam memperhatikan Lulu.
"Diam Ar, jangan sampai kepala Lo yang dijedotin ke tembok," bisik Raka.
"Elah soalnya gue baru tau kalau Lulu bisa semarah itu, setau gue Lulu itu orangnya lemah lembut, anggun, bijaksana, positif vibes," sambung Ares.
"Dia lagi pms, makanya jangan coba coba ganggu dia," ujar Raka.
"Aneh, Lo tau dari mana kalau Lulu lagi datang bulan? Apa jangan jangan...." Ares menatap Raka curiga.
Plak
Raka memukul kepala Ares pelan, mencoba menghilangkan pemikiran aneh Ares.
*******
Bara dan Karin saat ini tengah berada di taman rumah sakit, dengan Bara yang menatap intens Karin yang sedang merajuk.
"Hey Lo gak ada keinginan buat dengar penjelasan gue?" Tanya Bara.
"Apa lagi yang mau dijelasin? Semua udah jelas kalau kamu selingkuh sama cewek cupu itu," protes Karin.
"Dengar gue sama Clara gak ada hubungan apapun, tapi ada alasan kenapa gue mau nganterin dia," ujar Bara pada akhirnya.
"Lalu? Apa alasan Lo?" Akhirnya Karin mau menatap Bara.
"Saat ini gue belum bisa kasih tau Lo, soalnya ini masih rahasia, tapi gue jamin gue gak selingkuh sama Clara," Bara mengelus rambut Karin.
"Tuh kan!" Pekik Karin lalu pergi dari sana dengan kaki di hentakkan.
Bersambung.........
![](https://img.wattpad.com/cover/376620159-288-k835471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Konyol Dan Pangeran Pulu-pulu
Teen FictionClara, gadis berpenampilan nerd yang suka membuat ulah, tiada hari tanpa membuat onar dan bertingkah konyol baginya. Terlebih lagi, saat ibunda tercintanya menikah lagi, Clara semakin menjadi-jadi tingkah konyolnya. "Hehehe, mari kita ber-eksperimen...