15. Bara Dikejar Bencong

10 1 0
                                    

Setelah sarapan, kini Clara sedang membantu bundanya membawa beberapa makanan yang akan di bawa piknik di halaman belakang mansion.

"Bun mau bawa apa lagi?" Tanya Clara, dia menoleh melihat bundanya yang sedang membuat minuman dingin.

"Eh? Bawa yang udah Bunda siapin aja Clara, itu yang ada di meja, taruh di keranjang ya." Bunda Naura menunjuk makanan yang ada di meja.

"Oh oke Bun," ujar Clara. Dia pun mulai memasukkan makanan ringan ke dalam keranjang rotan,  dan membawanya ke halaman belakang. Di sana Clara bisa melihat papa Bagas dan Bara sedang menggelar tikar dan membersihkan sekitar.

"Papa, ini mau ditaruh dimana?" Tanya Clara pada Bagas. Dan Clara melirik Bara sinis.

"Eh taruh dimeja aja Clara, kamu gak usah bantu ya nak, kamu duduk manis aja," ujar bagas penuh perhatian.

"Oke Pah," ujar Clara. Dia menaruh keranjang yang berisi makanan kering dan kembali ke mansion.

Sedangkan Bara, dia tidak tahan melihat perlakuan Clara yang seolah menganggap dirinya musuh. Bara pun memilih mengikuti gadis mungil itu.

Clara yang menyadari bahwa Bara mengikutinya, mempercepat langkahnya. Namun, apalah daya, Bara masih bisa menyusul langkah Clara.

"Heh bocil, kenapa malah menghindar hm? Emang Abang kamu yang ganteng ini punya salah apa?" Bara menarik kerah belakang Clara, membuat langkah gadis itu otomatis terhenti.

"Ck apaan, emang Lo ganteng? Menurut gue nggak tuh, lagian menurut gue Lo itu kayak musang bertanduk kok," ujar Clara ketus. Dia menepis tangan Bara yang memegang kerah belakangnya.

"Kalo ngomong itu yang sopan dikit dong, masak kamu ngomong sama orang yang lebih tua begitu. Lagian nih ya, mana ada musang bertanduk," ujar Bara tak habis pikir, entah dari mana adik tirinya ini mendapatkan kata kata tersebut.

"Terserah gue dong, mau bilang Lo mirip kelelawar kek, atau musang bertanduk kek. Kan gak bikin Lo rugi," ujar Clara.

Perdebatan itu terus berlanjut, sehingga Naura yang sedang membawa minuman tiba di dekat mereka.

"Astaga kalian ini, udah pada gede masih aja bertengkar. Gak malu?" Ujar  Naura.

"Ini nih Bun si Bara, masak Clara lagi enak enak jalan malah ditarik dari belakang, untung Clara gak jatoh," ujar Clara mengadu.

"Apaan, Lo kali yang salah. Masak iya gue yang ganteng gini malah disamain sama musang bertanduk," ujar Bara.

"Sudah cukup! Kalian ini kenapa hobinya bertengkar sih? Kalian udah pada gede loh padahal," ujar Naura. Dia menggeleng tak habis pikir, lalu berlalu dari sana menuju halaman belakang.

"Ini semua gara gara Lo," ujar Clara sinis.

"Enak aja, Lo kali," ujar Bara. Dia menoyor kepala Clara membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Ck, tega bener Lo ya. Gue benci sama Lo," ujar Clara sambil mengelus-elus dahinya yang sakit. Setelah itu, Clara meninggalkan Bara disana dengan berlari kecil.

Bara yang membuat Clara semakin merajuk padanya pun gelagapan sendiri, dia mulai mengejar Clara.

"Eh Clara! Tungguin gue elah, gue gak sengaja, adek ku tersayang tunggu Abang dong!!" Teriak Bara.

Clara mengabaikan teriakan Abang ya itu dan memilih menonton televisi, Bara yang sudah berhasil mengejarnya duduk di sebelahnya.

"Hei masih ngambek? Gak ada niatan buat baikan? Aku Abang kamu loh, masak gak kasihan sih?" Ujar Bara. Clara yang terlanjur kesal pun mengabaikannya. Bara yang tak mendapat respon pun menghela napas.

"Kenapa sih semua cewek suka ngambekan?" tanya Bara tiba tiba, Clara melirik sekilas Bara yang bersandar pada sofa, tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan Bara.

"Tau gak? Kemarin cewek gue ngamuk gara gara gue gak ajak dia jalan akhir akhir ini, padahal kan gue lagi sibuk nyiapin acara buat peringatan anniversary sekolah, eh dia malah bilang kalo kesibukan gue itu lebih penting dari pada dia," ujar Bara.

"Emang semua cewek gitu ya?" Bara menoleh kearah Clara. Clara hanya diam, dan tidak menjawab.

"Heh udah dong ngambeknya, gue berasa ngomong sendirian ini, seenggaknya ditanggepin dong walau cuma satu atau dua kata," ujar Bara. Clara masih belum merespon.

"Huff. Oke, gue harus gimana biar Lo gak ngambek lagi hm? Bilang Sampek hitungan ketiga, gue gak mau nawarin lagi loh," ujar Bara.

"Ck pelit!" ujar Clara tiba tiba, dengan wajah datarnya.

"Satu.....," Bara mulai menghitung.

"Ck Lo pelit banget sih Bar, niat ngasih gak sih?" ujar Clara dengan sinis.

"Waktu semakin berjalan Clara, Lo tinggal sebutin mau kemana," ujar Bara.

"Dua...."

"Ajak gue jalan jalan," ujar Clara.

"Nah gitu dong, kalo gini kan bagus, yaudah nanti sore kita jalan jalan ya, sekarang kita piknik dulu, kasian mama sama papa," ujar Bara. Dia beranjak dan mengajak Clara untuk bergabung dengan orang tua mereka.

*******

Sore harinya, seperti yang sudah Bara janjikan, kini Bara dan Clara tengah berjalan jalan di taman, dengan banyak orang berjualan di sekitarnya.

"Gimana? Seneng? Jangan ngambek lagi ya, Abang gak suka," ujar Bara. Clara sedikit geli mendengar Bara menyebut dirinya sendiri dengan sebutan 'abang'

"Yah, lumayan," ujar Clara disertai anggukan.

"Nah Lo kan suka makan, jadi gue sengaja bawa Lo ke sini, jadi silahkan jajan sepuasnya, princess. Tenang aja, gue yang bayar," ujar Bara.

Clara menurut, dia mulai mengitari stand makanan dan membeli makanan yang menurutnya enak. Tentu saja menggunakan uang yang diberikan oleh Bara.

Sedangkan di posisi Bara. Setelah kepergian Clara tadi, kini Bara kembali mendatarkan wajahnya.

Tak jauh dari tempatnya, berdiri seseorang yang memandangnya penuh binar. Orang itu pun mendekati Bara, lalu memeluk Bara dari belakang. Bara yang sedang bermain hp tentu saja terkejut.

Bara menoleh dengan cepat dan mendapati wanita jadi jadian tengah memeluknya, tak lupa senyuman genit tercetak di wajah berkumis orang itu.

Mulut Bara berkedut, dia menepis kasar bencong itu. Namun, tenaga si bencong lebih kuat dari dirinya, sehingga Bara ditempeli oleh bencong itu bak ulat bulu yang menempel pada daun.

Sudah tidak kuat lagi, akhirnya Bara pun berteriak sekencang mungkin, berharap ada yang menolongnya.

"Aaaaaaa, tolong! Lepasin gue bencong berkarat! Gak malu sama kumis Lo itu apa!!" Teriak Bara, dia menarik narik bajunya yang di pegang oleh si bencong.

"Iih si mas ganteng tega sama eke, padahal kan eke suka sama situ," ujar si bencong.

Bara berlari ke sana ke mari tak tentu arah, sembari mencoba melepaskan pegangan si bencong. Namun apalah daya, bencong itu malah memeluk kaki Bara, membuat Bara semakin histeris.

"Cuih, mimpi apa gue semalem, sampe ditempeli bencong!!" Sekali lagi Bara berteriak.

Bara masih berlari, membuat si bencong terseret seret dengan posisi tengkurap sambil memegang kaki Bara.

"Aduh ganteng, jangan begitu lah. Muka eke yang cantik jadi cium rumput nih," ujar si bencong.

Clara yang melihat itu tak bisa menahan tawanya, seketika tawanya meledak.

"Buahahaha, Bara! Itu karma buat Lo, hahaha!!" Teriak Clara dengan tertawa keras.

Bersambung.....


Cewek Konyol Dan Pangeran Pulu-pulu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang