"Asiik! Makan kue kita!" Ujar Boby semangat dan langsung memotong dan mengambil sepotong kue."Ahaha iya bro, gue baru tau kalau si Clara bisa masak," sambung Romi, dan mengambil sepotong kue buatan Clara.
Begitu juga dengan Rendi yang juga mengambil sepotong kue. Albara, menatap kue buatan Clara dengan perasaan was-was, pemuda itu menatap intens kue buatan Clara yang terlihat meyakinkan.
Bara jadi terpikirkan dengan Clara yang tiba-tiba keluar tadi, kemudian pemuda itu mengurungkan niatnya untuk mengambil kue buatan Clara. Bara menoleh pada Samuel dan menggeleng, sebagai kode agar pemuda itu tidak memakan kue buatan Clara.
Sedangkan Rendi, Romi, Boby, dan Dodit terlihat melahap kue itu. Sesaat kemudian, ekspresi dari ke empat pemuda itu langsung berubah, dari yang awalnya sumringah, langsung mengernyit seketika.
"Huek! Kue apa ini?! Huek!" Pekik Rendi sembari memuntahkan kue di mulutnya.
"Kue apa ini sih? Kok rasanya aneh, bukan rasa kue malah asin banget!" Pekik Romi.
"Ada rasa bawang juga cuy!" Sambung Dodit.
"Tunggu-tunggu, ini kue dari Clara kan? Terus tadi orangnya pergi keluar tanpa alasan kan? Terus si Clara, yang biasanya cari masalah sama kita, tiba-tiba jadi baik dan ngasih kue ke kita semua. Nah ini fiks!" Pekik Boby.
"Kita di kerjain!!" Pekik ke empat pemuda itu, Rendi, Romi, Dodit, dan juga Boby.
"Sialan tuh cewek! Awas aja, gue balas dia ntar," ujar Boby.
"Bener! Eh Bara, kita harus kasih pelajaran sama adik Lo yang nakal itu! Pokoknya harus, Lo gak boleh halangin kita buat balas dendam!" Ujar Romi.
"Hm," gumam Bara yang saat ini kembali ke setelan cuek nya.
"Oke! Kita harus balas perbuatan dia," seringai muncul di wajah Rendi saat mengatakannya.
Sedangkan Clara.
"Aduh gue gak bisa bayangin gimana ekspresi mereka setelah makan kue gak enak itu, hahaha," ujar Clara sambil tertawa terpingkal.
Gadis itu saat ini tengah berada di taman yang ada di dekat rumahnya, Clara duduk di kursi taman sembari menatap sekitar.
Kemudian Clara mengernyit, lalu terkejut saat melihat orang yang di kenalnya.
"Oh my Gosh! What the-" ujar Clara sembari menutup mulutnya tidak percaya.
"Wah parah si Karin, bisa-bisanya dia jalan sama aki-aki, padahal Abang gue ganteng banget! Kok bisa masih cari cowok lain? Mana cowoknya udah aki-aki lagi. Gak bisa! Gue harus labrak tuh orang!" Pekik Clara. Dengan langkah lebar, Clara menghampiri Karin yang tengah mengobrol dan tertawa bersama lelaki tua.
"Oy Karin!" Panggil Clara saat sudah di dekat gadis itu.
Karin dan lelaki itu menoleh pada Clara dan mengernyit bingung, Karin dengan muka juteknya mengangkat sebelah alis.
"Apa?" Tanya Karin.
"Parah sih Lo! Tega banget Lo jadi orang sumpah, kurang apa Abang gue sih? Udah lah ganteng, kaya lagi," ujar Clara, Karin dan lelaki itu semakin bingung.
"Siapa dia?" Tanya lelaki itu.
"Gak tau, orang gila kayaknya, yauda ayo pergi," ujar Karin sembari menggandeng tangan lelaki itu.
"Eh mau lari kemana? Udah selingkuh malah mau lari, ayo ikut gue ke Bara, biar gak jadi bucin tolol itu Abang gue, biar tau kelakuan pacarnya," ujar Clara sembari memegang lengan Karin. Lelaki itu terlihat kaget dan menatap Karin.
"Kamu sudah punya pacar?" Tanya om itu dengan ekspresi terkejut. Belum sempat Karin menjawab, Clara menyela.
"Maaf menyela ya, tapi dia emang udah punya pacar om, dan pacarnya itu Abang saya, tapi dia malah selingkuh sama om, lagian om itu kan udah tua, ngapain jalan-jalan sama anak muda sih om?" Ujar Clara yang di akhiri pertanyaan.
"Maksud lo apa?!" Pekik Karin tidak terima.
"Tenang dulu, sepertinya disini ada salah paham," ujar si lelaki.
"Salah paham bagaimana sih om?" Tanya Clara bingung.
"Arggg Clara! Bisa gak sih, sehari aja Lo tenang gitu? Dia bapak gue ege! Dengar ini, dia bapak gue, ayah gue, ayah kandung gue! Bukan selingkuhan gue, denger gak Lo?" Ujar Karin yang sudah kesal.
Clara mengangguk-angguk kecil.
"Hm oh gitu, dia ayah Lo, hmm. Eh? A-ayah? Om ini Ayah Lo? Bukan selingkuhan Lo?" Tanya Clara berturut turut dengan ekspresi cengo.
"Hm iya, dia ayah gue," ujar Karin dengan ekspresi datar. Dengan wajah melongo, Clara menoleh ke Ayah Karin yang langsung tersenyum setelah di tatap olehnya.
"O-om beneran Ayahnya Karin?" Tanya Clara hati hati, yang dibalas anggukan.
"Hehe maafin Clara ya om, Clara gak sengaja tadi, maaf ya om kalau Clara gak sopan," ujar Clara sambil menyalami Ayah Karin.
"Clara.....masih ada urusan om, Clara pamit dulu, permisi.." ujar Clara, setelahnya gadis itu langsung berlari terbirit-birit dengan wajah memerah malu.
Sedangkan di mansion.
Rendi, Dodit, Romi, dan Boby sedang bergelung dengan ember dan tali, entah apa yang akan mereka lakukan.
"Eh tapi gimana kalau nanti kenak nya ke orang lain?" Tanya Rendi yang terpikirkan sesuatu.
"Orang lain siapa? Om Bagas dan Tante Naura? Gak akan sih, kan kata Bara mereka ada di luar dan gak akan pulang selama satu Minggu," ujar Romi.
"Ok, berarti kita sekarang aman dong," ujar Dodit.
"Yah, kita emang harus balas perbuatan cewek songong itu," ujar Boby.
Yah, mereka memang berencana membuat jebakan untuk Clara dan memberikan pelajaran pada gadis itu.
Setelah selesai dengan jebakan yang telah di buat, mereka duduk bersama dan melakukan kegiatan seperti tidak ada apa-apa.
Beberapa menit kemudian, dari luar sana terdengar teriakan Clara.
"Aaaa! Pergi sana! Dasar anjing gila! Jangan kejar gue!" Pekik Clara yang ternyata di kejar anjing.
Di dalam rumah, Bara dan kawan-kawan langsung menatap pintu, menunggu saat-saat yang mereka inginkan.
Terlihat kenop pintu berputar, menandakan bahwa ada seseorang yang akan masuk. Tepat saat pintu terbuka, satu ember air dan tepung jatuh secara bersamaan.
Rendi, Dodit, Romi, dan Boby langsung memekik senang.
"Hahaha rasain! Emang enak? Bisa bisanya Lo ngerjain kita tadi," pekik Boby
"Hahaha! Rasain tuh, cosplay jadi gorengan kan!" Ujar Rendi, di sambut tawa yang lainnya.
Hingga Romi yang menyadari sesuatu, menepuk bahu Rendi dengan panik.
"Ren Rendi! Ren, jangan ketawa lagi Ren," ujar Romi dengan tatapan takut.
"Apa sih Romi? Gak lihat gue lagi ngakak?" Ujar Rendi yang kesal.
"Stop kata gue mah, lihat itu," bisik Romi sambil menunjuk pintu masuk. Rendi menurut, dan melihat ke arah pintu, seketika pemuda itu mematung.
Dengan tatapan masih tertuju ke pintu, Rendi menepuk bahu Boby dan menunjuk ke arah pintu dengan takut takut.
Mereka bertiga sudah berhenti tertawa, membuat Dodit merasa keheranan.
"Eh kalian kenapa? Kok tiba tiba berhenti ketawa?" Tanya pemuda itu. Dengan kikuk, Boby menolehkan wajah Dodit ke arah pintu, membuat pemuda itu terbelalak.
"Om! Tante?!" Pekik Dodit saking terkejutnya. Sedangkan di belakang Bagas dan Naura, ada Clara yang penampilannya acak-acakan, ia tengah menjulurkan lidahnya mengejek.
Bersambung.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Konyol Dan Pangeran Pulu-pulu
Teen FictionClara, gadis berpenampilan nerd yang suka membuat ulah, tiada hari tanpa membuat onar dan bertingkah konyol baginya. Terlebih lagi, saat ibunda tercintanya menikah lagi, Clara semakin menjadi-jadi tingkah konyolnya. "Hehehe, mari kita ber-eksperimen...