17.

4 0 0
                                    

"Hidup itu sulit, tak seindah dunia dongeng, banyak lika liku di setiap alurnya" _ Clara.

*******

Bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu, kini Clara dan teman temannya sedang memakan makanan mereka dengan khidmat.

Di sebelah tempat mereka, ada Bara dan teman temannya, ada juga Karin, Dewi, dan Mita.

Saat sedang asik dengan makanannya, tiba tiba ada yang meneriaki nama Clara.

"Ey Clara! Sini!" ujar Rendi. Teriakan Rendi sukses membuat Clara tersedak, dia mengambil air dan segera meneguknya. Sasa yang ada di sebelah Clara, membantu menepuk punggungnya.

Setelah tenggorokannya lega, Clara menatap nyalang ke arah pelaku yang membuat dirinya tersedak.

"Eh biasa aja dong, gak usah teriak! Lemes banget mulut Lo, padahal meja aja sebelahan," ujar Clara.

"Gak usah marah, gue di suruh Abang Lo noh," ujar Rendi.

"Kenapa si Bara gak manggil sendiri? Emang dia raja? Lo juga, di suruh suruh malah mau mau aja, kayak babu," ujar Clara, tak habis pikir dengan Rendi.

"Heh cupu! Gak usah banyak bacot ege! Buruan sini, masih untung kita mau bergaul sama Lo," ujar Karin.

"Yee, siapa juga yang mau temenan sama Lo, entar gue ketularan centil," ujar Clara.

"Lo!" Geram Karin.

"Ehm. Udahlah Clara, buruan sini," ujar Bara pada akhirnya. Dan dengan patuh Clara menghampiri mereka.

"Giliran Bara yang manggil, langsung kesini," cibir Boby. Karin memandang Clara dengan sinis.

"Lo, Lo mau godain cowok gue ya? Kenapa kalo dia yang panggil Lo langsung ke sini?" Sinis Karin.

Clara yang mendengar perkataan Karin, menyentil dahi gadis itu, membuat sang empu kesakitan.

"Gak usah Ngadi Ngadi, ya kali gue suka sama Abang sendiri, kalaupun iya, ngapain juga gue godain cowok orang? Lo pikir gue mau jadi pelakor? Hei! Di kamus gue gak ada ceritanya rebutan cowok, cowok di dunia ini banyak," ujar Clara dengan santainya.

"Ya kan Lo cuma adek tiri, siapa tau Lo malah suka sama Abang Lo sendiri," ujar Karin tak mau kalah.

"Nah ini nih, pasti Lo sering baca novel atau nonton film yang kakak adek saling suka, makanya Lo jadi kayak gini," ujar Clara.

"Ma-mana ada," ujar Karin mengelak, dia menghindari tatapan Clara.

"Gak us-" perkataan Clara terhenti saat melihat lima orang perempuan menghampiri meja mereka, penampilan kelima gadis itu sangat menor, dengan baju sekolah mereka yang ketat.

"Heloo, ada apa nih? Ana boleh gabung gak?" Ujar perempuan yang paling menor. Dia berbicara dengan suara di imut imut kan.

Clara yang melihat mereka, hendak meledakkan tawanya, namun segera dia tahan. Lain halnya dengan Karin dan teman temannya, mereka sudah menatap nyalang gadis gadis itu.

"Ngapain kumpulan cewek cewek pik me di sini? Mau caper? Iya?" ujar Karin.

"Ya jelas lah, mau apa lagi selain cari perhatian?" ujar Clara menyahuti perkataan Karin.

Karin menoleh ke arah Clara, lalu memelototi gadis itu.

"Eh Lo gak diajak, ngapain nyaut?" Ujar Karin.

"Idih pelit banget Lo, kalo yang begini gue juga semangat, gue pengen asah kemampuan berbicara gue," ujar Clara.

"Oke, hari ini kita akur, ayo kita kalahkan cewek cewek pick me itu," ujar Dewi.

"Okee!" Ujar Clara dengan semangat empat lima. Ke empat gadis itu pun akhirnya saling berjabat tangan. Bara dan yang lainnya, hanya bisa melongo melihat kelakuan ke empat gadis yang biasanya saling mengatai, kini malah bekerja sama.

"Hellou, you pikir bisa kalahin kami? Tentu aja gak bisa, kita kan.." ujar Ana, ketua dari perkumpulan itu.

"Five A," teriak kelima gadis itu. Gadis gadis itu bernama, Ana, Amber, Abel, Abigail, Anita.

"Eh badut Abal Abal, gak usah teriak teriak bisa? Lo tau? Teriakan kalian itu bahkan bisa mecahin kaca," Ujar Clara, dia mengusap usap telinganya yang berdengung.

"Badut Abal Abal? Kok bisa," ujar Karin, dia berharap Clara akan mengeluarkan ucapan yang pedas.

"Yah, badut emang lebih baik dari mereka, seenggaknya badut gak pakai pakaian ketat, mereka ini merusak citra perbadutan," ujar Clara.

Setelahnya Clara dan yang lain tertawa terbahak bahak, membuat ke lima gadis yang mengaku sebagai 'Fife A' itu kesal, setelahnya mereka pergi dengan menghentakkan kaki.

"Hei jangan gitu jalannya! Nanti lantai ini rubuh!" Teriak Karin.

"Ehm, sekarang misi udah selesai, jadi kita musuhan lagi," ujar Karin setelahnya.

"Oke!" Balas Clara yang kini telah memasang wajah permusuhan.

Melihat tingkah diluar nalar kedua gadis itu, yang lain hanya bisa menghela napas dan menggeleng tak habis pikir.

"Dasar perempuan," gumam Bara.

********

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, saat ini Clara, Bara, dan yang lainnya sudah ada di parkiran.

Saat sedang bercanda, lagi lagi ana dan teman temannya datang, masih dengan memasang wajah imut.

"Selamat siang," sapa Ana dengan malu malu kucing.

"Astaghfirullah, datang lagi si biang masalah, hufft," gumam Clara berusaha sabar.

"Kak Samuel, bisa anterin Ana gak?" Kali ini Ana berniat untuk mendekati Samuel, si pemuda cuek yang terlihat tidak suka perempuan.

Dewi yang mendengar perkataan Ana pun marah, dirinya tidak terima karena Ana berani mendekati Sam disaat ada dirinya, yah meskipun dia tidak mempunyai hubungan apapun dengan Samuel.

"Heh Ana! Ngapain Lo deketin Samuel? Dia punya gue ege!" Pekik Dewi tidak terima.

"Apa sih kak Dewi, aku kan cuma mau diantar kak Samuel," ujar Ana, setelahnya gadis itu cemberut.

"Apa Lo pasang muka kayak gitu? Lo kira cantik? Lo kira imut pakai ekspresi kayak gitu? Lo kayak orang lagi nahan boker tau!" Pekik Dewi, perkataan Dewi sukses mendapat respon tawa dari yang lainnya.

"N-nahan boker? Demi apa? Bwahahahaa," tawa Karin tak dapat di bendung lagi, disusul dengan tawa yang lainnya.

"Asli deh, heran gue Lo makan apa Na, muka Lo tiap hari perasaan kayak orang lagi nahan boker," mengabaikan tawa teman temannya, Dewi melanjutkan mengganggu Ana.

Ana kesal, ia pun menoleh pada Samuel dengan wajah prihatin, ia mencoba menarik perhatian Samuel. Namun sayang, orang yang diharapkan akan membelanya malah memasang wajah datar.

"Kak Sam gak ada niatan buat belain aku? Why?" Tanya Ana.

"Sok sok an inggris ya lu," ujar Karin.

"Aku kan memang keturunan inggris," ujar Ana dengan wajah sombong.

Sedangkan Clara yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya memilih untuk mengakhiri perdebatan mereka dengan satu kalimat pedas.

"Udahlah kalian berdua sama aja, gak usah berantem perkara cowok doang, kalian itu sama aja. Satunya cewek pick me, satunya lagi badut emperan, dan ya, gue mau pulang ege! Ngapain kalian bertengkar coba?"

"Mulai udah mulut julid Clara," batin mereka.

Bersambung.........

Cewek Konyol Dan Pangeran Pulu-pulu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang