10.

283 21 5
                                    

hi! MISS MEEEE? aku cuma mau nyurahin apa yang ada di kepalaku sejak beberapa bulan lalu. yah, INI BENERAN TERAKHIR. terakhir dan kalian ngga bakal punya pertanyaan lagi tentang ini. bubyeeee🩷

---

Setahun lalu, Tay baru mengerti, bahwa hidup seseorang—dengan donor jantung sepertinya, hanya bisa bertahan sekiranya selama sepuluh tahun setelah operasi dilakukan.

Ini, ini... tahun kesepuluh,

itu berarti, dalam beberapa saat, entah sehari, dua hari, satu minggu, tak sampai enam bulan lagi,

Tay bisa bertemu kasihnya.

Hari-hari milik seorang Tay Tawan, cerah, setelah informasi tersebut sampai di telinga. Waktu yang telah ditunggunya sejak lama,

saat yang ia elukan,

masa penantiannya,

sebentar lagi usai.

Ada banyak hal yang kemudian pria itu lakukan, lebih banyak dihabiskan untuk menolong sesama, dan bertemu dengan orang-orang yang menyayanginya.

Dengan harapan bahwa, perpisahan mereka,

tak semenyakitkan yang dirinya jumpa.

Tak seperih layaknya langkah yang New ambil untuk menghilang dari pandangannya, dan memutuskan tak menolehkan kepala,

seluruhnya.

Akan ia ukir kenangan-kenangan indah di sini, untuknya menyambut memori indah yang akan kembali ia lukis bersama New di sana.

Thitipoom itu... masih menunggunya, 'kan?

Pria itu... tak memutuskan untuk terlahir kembali lebih dulu lalu mencintai insan lain yang bukan dirinya, 'kan?

Pun jika iya, Tay tak peduli.

Ia akan memohon pada Tuhan untuk ditempatkan di kehidupan sama dengan orang itu—memaksa, mendesak, memastikan.

Tawan akan mengejarnya hingga ujung dunia sekalipun, menguntit si putih susu, dan menuntut cinta persis seperti yang lelaki itu berikan padanya di kehidupan sekarang,

dengan ia yang menebus semua rasa bersalahnya,

dibalas dengan segala kasih yang bisa dicurahkan hanya untuk New yang tanpa dua.

Di kehidupan yang itu, biarlah Tawan merelakan semua hidup yang dimiliki demi Thitipoom seorang,

ketika hari itu tiba, Tay berjanji bahwa New tak akan merasakan penderitaannya di masa ini,

dirinya, kali ini, sang Vihokratana-lah yang akan mengambil semua rasa sakit yang mendera.

Sebagai balas budi si putih susu telah melakukan banyak hal untuknya.

Tawan siap dengan semua rasa sakitnya.

Tay berserah atas semua takdir yang nanti akan menimpa,

asal New bersamanya.

"...Tay sepuluh tahun cuma acuan, kita bisa cari pendonor lain —"

"Dan ngebiarin gue hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah untuk kedua kalinya? Lo mau? Gue nggak mau, Mas, capek. Lagian, udah ada yang nunggu gue di atas, Papa, New, gue mau... ketemu mereka. Please."

Sejak penolakannya kala itu, ada begitu banyak hal pula yang terjadi dalam hidup seorang Tay Tawan setelah cukup lama tidak berkutat dengan rasa sakit—karena lemah jantungnya.

Right From The Start ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang