Chapter 16 (Eh...?)

50 23 21
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama 5 jam, akhirnya mereka berhenti di tujuan sebenarnya. Mereka sampai di Situ Cileunca pada pukul 09.50, syukurlah tidak terdapat kendala selama perjalanan. 

Saat berkumpul di area parkir, panitia mulai mengabsen setiap kelompok. Khawatir jika ada yang terpisah ataupun tertinggal. Setelah itu, mereka pun pergi menuju area perkemahan yang sudah disiapkan untuk meletakkan barang, lalu berkumpul di Gazebo besar yang menjadi titik kumpul.

"Karena masih ada waktu yang tersisa, kita kuis dulu ya! Yang bisa jawab, dapat hadiah" Ucap Kanata selaku panitia.

"YAY KUIS"

"KAAAAK UDAH KAK"

Dan, Gazebo terisi oleh suara ricuh mahasiswa.

• • •

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 sebagai tanda waktu makan siang sebelum ke acara selanjutnya. Seluruh mahasiswa yang sebelumnya pergi melihat-lihat, berkumpul untuk makan siang. Tentu saja tidak harus berkelompok, agar dapat berbaur dengan yang lainnya.

Akairu dan Rahaina yang melihat Arlis baru selesai mengambil makan siangnya, langsung berlari menghampirinya layaknya seorang anak yang mengejar ibunya. Arlis menegur kedua teman mininya itu.

"Jangan lari-lari, nanti jatuh aku ketawain loh"

"Ehehe, habisnya kangen Arlis" Ucap Akairu dengan cengiran khasnya.

"Alay kamu Ru, kita tiap hari ketemu loh" Ucap Rahaina. 

Mereka bertiga pun mencari tempat yang tidak jauh dari prasmanan, jaga-jaga jika ingin menambah porsi. Mereka pun duduk di dekat tepian gazebo, lalu makan bersama sembari menanyakan aktivitas kelompoknya.

"Tadi di bus kalian, ada yang mabuk ga?" Tanya Arlis. Rahaina menggelengkan kepalanya lalu menyunggingkan senyuman jahilnya sembari menatap Akairu.

"Ga ada dong lis. Cuman, tadi ada kejadian yang WAH" Ucap Rahaina. AKairu mencoba untuk tetap tenang dengan perkataan temannya itu, yang sayangnya tidak bertahan lama.

"Apa tuh?"

"Si bontot, nyender ke orang yang mau dia SAINGIN" Ucap Rahaina sembari memberikan penekanan pada kata 'Saingin' atau bisa dibilang menyaingi.

"Harun?" Tanya Arlis lagi, Rahaina menganggukkan kepalanya.

"Betul, mana pas Kairu mau bangun, disuruh nyender lagi sama orangnya" Ucap Rahaina sembari melihat reaksi Akairu.

Pffft, salting beneran dia

Saat mendengarkan ucapan Rahaina, Akairu yang sedang meminum air mineral, tersedak tanpa alasan. Wajahnya yang sebelumnya biasa saja itu berubah menjadi kepiting rebus, lagi.

Njir...BENERAN DONG TADI?! 

"Aduh. Udah pernah saling nyender belum dek? Jangan ya dek ya. Nanti sama-sama bingung jadinya" 

"Ahahaha, liat mukanya makin merah lis"

"Loh iya, olololo kenapa nih si kecil? Panas lagi ya? atau apanih~"

Akairu memilih untuk tidak mendengarkan kedua temannya yang sedang menjahilinya itu, dia pun fokus makan sembari merapalkan kalimat keramatnya.

Ga mungkin gua suka kan ya? Ga mungkin lah. Kan ga ada alasan gua buat suka sama dia. Ga mungkin ga mungkin, cuma malu doang ini pasti. Sayangnya, saat Akairu masih merapalkan kalimat keramatnya itu, dia mendengar suara yang dia kenal sedang membicarakan teman titannya itu.

"Nin, kayaknya kalau lu sama Harun, bakalan cocok banget deh"

Loh...inikan suaranya Jinan, yang tadi gua pinjemin jaket gua ke dia

"Mana ada cocok Ji, gua sama dia aja ga ada interaksi sama sekali"

"Nah justru itu! Kita comblangin lu berdua, kali aja jadi kan? Betul atau tidak Bi?" Ucap Jinan yang bertanya kepada Sagara. 

"Jangan, takutnya dia ada pacar. Gua males debat Ji, Gar" 

"Akai maksud lu? Tenang aja, dia mah cuma temenan"

"Udah ya Anindita Natasha, kamu duduk manis aja. Biar Gua sama Bian yang urusin itu"

"Ih...yaudahlah, terserah kalian. Jangan sampai bikin anak orang bohong sama dirinya sendiri tapi ya" Ucap mahasiswi yang bernama Anindita kepada Sagara dan Jinan.

Akairu yang sebelumnya sedang melahap makanannya dengan tenang, tiba-tiba berhenti.  Nafsu makannya menghilang secara tiba-tiba, terdapat suatu emosi yang kini bergejolak di dalam dirinya. Tatapannya berubah, dari yang sebelumnya berbinar penuh antusias, kini menjadi sendu namun tajam disaat yang bersamaan. Kepalanya pusing, bukan karena sakit, melainkan karena ia berusaha untuk menahan air matanya yang tiba-tiba ingin keluar.

Eh...?  Mereka mau comblangin temennya sama dia? Gapapa kan harusnya? Tapi kenapa gua malah bereaksi sebaliknya... 

"Lis, Hain, Aku cuci tangan bentar ya. Udah kenyang soalnya" Ucap Akairu pergi meninggalkan kedua temannya yang kebingungan. Pasalnya, Makanan yang ada di piring Akairu masih banyak.

Kan gua ga ada perasaan sama dia..

• • •

Setelah jam makan siang berakhir, Seluruh mahasiswa mulai membersihkan gazebo. dimulai dari mengumpulkan botol mineral, hingga membersihkan remah-remah makanan entah darimana.

Setelah selesai, mereka pun berkumpul di area kemah sesuai dengan kelompok. Salah satu panitia pun memberikan tugas yang lain kepada mereka.

"Jika kalian pikir setelah ini akan ada waktu luang, Kalian salah besar. Kalian harus mencari bahan-bahan untuk membuat makan malam hari ini. Jika sampai jam 4 belum ada yang menemukan bahan-bahannya, maka kita semua tidak akan makan malam hari ini" Ucap Radit.

LAH?! GA ADA DI RUNDOWN INI BANG

"Ada, cuman emang disana tulisannya 'Hidden Game'" Ucap Radit seolah-olah mengetahui isi pikiran adik tingkatnya.

"Maaf kak, untuk lokasinya dimana saja? Kita nyari nya bareng-bareng, atau berkelompok lagi?"

"Pertanyaan yang bagus. Kalian akan melakukannya dengan kelompok yang lain, Misalnya kelompok 1 dengan kelompok 2, bisa semuanya nyari, bisa mencar juga. Lalu untuk lokasinya, tidak jauh dari sini. Panitia lain juga udah kirim lokasinya di grup" Ucap panitia tersebut.

Dan, sesi pencarian bahan makanan pun dimulai

• • •

Halo semuanya! Dengan Harainkai di sinii

Dari sini, kalian udah bisa nebak belum apa yang akan terjadi selanjutnya?

Gimana pendapat kalian tentang chapter kali ini? Jangan lupa untuk vote dan komen yaa. Love you all!

MOONSTAR [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang