Chapter 15 (Bersandar)

80 26 23
                                    

Flashback on

"Tapi sekarang udah gapapa sih, kan gua kebal. No sakit sakit club" Akairu menyombongkan diri, padahal ia masih merasakan kepalanya yang makin pusing hingga merasakan mual.

"Palingan kalo lu tiba-tiba mabuk di bus, gua ga akan kaget sih"

"Anjirlah"

Flashback of

• • •

Dan benar saja yang diucapkan Kalangit. Setelah makan, Akairu merasa jika apa yang ia makan sebelumnya akan sia-sia. Ia pun mencoba untuk memakan permen agar meredakan mualnya itu.

Mual banget anjir...langsung naik ke bus aja kali ya? Tapi jaket gua masih di jinan, gua gasuka bau bus nya..

Dengan terpaksa, Akairu memilih untuk masuk kedalam bus dan memilih duduk di kursi dua orang. Dia memilih duduk di dekat jendela sembari menghirup minyak angin untuk mengurangi rasa mualnya. Merasa mualnya sudah berkurang, dengan segera ia pun meminum obat sakit kepala, lalu mencoba untuk memejamkan kedua matanya, kembali menuju alam mimpi.

Disisi lain, Shenna tidak menemukan sosok Akairu di sekitarnya. Dia pun mencoba untuk bertanya kepada teman-temannya.

"Kalian liat Kairu ga? Dia ga ada disini soalnya" Setelah Shenna menanyakan posisi Akairu, Ran dan yang lain pun bingung. Tetapi seseorang memberitahu dimana temannya itu berada.

"Dia di bus, keknya mabuk sama pusing. Disini terlalu berisik buat orang yang pusing kepalanya" Kalangit memberitahu tempat temannya itu kepada yang lain, setelah itu mereka pun mengucapkan terimakasih dan Kalangit meminta tolong kepada salah satu temannya yang gorden atau gordenada di sana.

"Naren, temenin gih. Disana cuma ada dia, mana dianya lagi lemah" Yang dipanggil Naren pun mengiyakan ucapan temannya itu dan pergi menyusul Akairu.

Saat masuk ke dalam bus, ternyata benar yang dikatakan Kalangit, hanya ada Akairu di dalam, itupun di kursi belakang. Dia pun berjalan menghampiri temannya itu lalu memberikan jaketnya yang hanya mengenakan setelan lengan panjang.

"Udah tau lu lagi sakit, masih aja kasih jaket lu ke orang lain" Akairu terbangun saat mendengar seseorang berbicara kepadanya sembari memberikan jaketnya. Dia pun memakai jaketnya lalu melemparkan pertanyaan pada lawan bicaranya.

"Tau dari mana lu Har?"

"Gua duduk di belakang lu tadi" Ucap Harun. Seseorang yang dipanggil 'Naren' oleh Kalangit tadi ternyata Harun. Dia pun duduk di sebelah temannya itu, lalu menutupi jendela bus dengan tirai.

"Tidur lagi aja Kai, tapi jangan nyender ke kaca. Nyender ke gua aja" Ucapnya sembari memainkan game online nya itu. Akairu yang hanya ingin tidur dengan tenang, memilih untuk mengiyakan ucapan temannya itu. Dia pun menyandarkan kepalanya di pundak temannya.

Ga aneh kan begini..?

Gua cuma gaenak sama temen gua, itu aja.

Saat semua orang sudah berkumpul di bus dan melanjutkan perjalanan, teman-temannya baru sadar dengan kehadiran Harun dan Akairu yang tidak ada tanda tanda. Saat Ran dan Shenna menoleh ke belakang mereka, mereka dapat melihat teman kecilnya itu tengah tertidur lelap di pundak Harun.

Ini...mereka beneran temenan kan? Kok kayak... Seakan mengetahui apa yang dipikirkan Shenna dan Ran, Harun menjelaskan yang terjadi.

"Pusingnya dateng lagi, ditambah kondisi badannya masih panas. Pas awal berangkat, dia pinjemin jaketnya ke mahasiswi lain. Ga lucu kalo kepalanya makin pusing gara-gara tidur nyender jendela. Jelas?"

"Kita diem loh?"

"Keliatan dari mata lu pada"

Padahal mata lu ke dia juga keliatan...

• • •

Jauh di dalam lubuk hatinya, dirinya sangat menyukai sosok yang tanpa sadar membuatnya memperhatikan sosok itu lebih jauh. Tetapi dirinya masih belum menyadari, apakah hanya sekedar kagum, atau benar benar menyukai. Dirinya tidak tahu. Bahkan hatinya dipaksa untuk tidak mengetahui hal itu.

Jika mereka mengatakan mulut lebih jujur dibandingkan apapun. Hal itu memang benar. Tetapi dibandingkan mulut, mata dan insting lebih jujur. Saat melihat seseorang berada dalam kondisi yang tidak baik, instingnya menyuruh seluruh tubuh untuk berada di sisinya, matanya tidak ingin melihat hal lain, selain orang itu.

Dia tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Tetapi, satu hal yang dia yakini, dia tidak bisa melupakan orang itu dengan mudah. Sosok yang melihatnya sebagai dirinya, sosok yang tanpa sadar menyinarinya layaknya matahari, sosok yang menjadi Bintang saat ini. Sosok yang sedang bermimpi indah di pundaknya itu.

Sinar matahari menyinari sosok yang masih tertidur lelap, sosok tersebut membuka matanya karena terganggu dengan sinar matahari yang menyilaukan matanya. saat ia melirik ke arah jendela, ternyata matahari sudah menampakkan dirinya. Dengan kesadarannya yang masih mengambang, dia pun menggeserkan tubuhnya untuk menutupi jendela dengan tirai. Namun pergerakannya terhenti ketika tangan yang lebih besar dari tangannya itu menarik dirinya untuk kembali ke pundak yang sejak tadi menjadi tempat ternyamannya.

Lagi-lagi, rasa kantuknya lebih besar dibandingkan rasa terkejutnya. Lalu, mereka kembali memasuki alam mimpi yang begitu indah, ditemani oleh sinar mentari. Sadar atau tidaknya mereka, kita akan melihatnya nanti. Untuk saat ini, biarkan mereka berada di posisi ternyamannya, dengan sebuah tangan yang menghalangi sinar matahari mengenai gadis kecil yang sedang bersandar padanya.

Only today and tomorrow...

• • •

Sinar mentari semakin menyinari bumi membuat keduanya terbangun dari mimpi panjangnya. Tidak berani melihat satu sama lain, mereka mengalihkan penglihatannya menuju pemandangan yang sangat indah di sebrang jendela.

Langit yang begitu cerah dihiasi dengan gumpalan awan, ditambah dengan kebun teh yang mulai terlihat di sepanjang jalan. Sepasang mata dark brown nya berbinar melihat pemandangan seindah itu, dengan cepat dia pun mengabadikannya melalui kamera sembari bergumam.

"Cantik banget, Awannya cantik, Langitnya cantik, Semuanya cantik. Ga nyesel gua bangun"

Setelah mengagumi keindahan bandung, Akairu kembali duduk lalu mengirimkan gambar kepada kakaknya

1st Halingga

KAAAAK REEEE

(Send picture)

Fix sih ntar ajak adek kesini sama ayangmu

Kapan-kapan

MAKSUD?!

"Loh Lin? Dah mendingan lu?" Ucap Kalangit saat melihat Akairu kembali seperti dirinya yang biasa. Akairu membalasnya dengan senang.

"Bukan mendingan lagi inimah, udah sehat!"

"Ya iyalah, kan ditemenin TEMEN mu. Makanya langsung SEHAT" Bukannya bersyukur atas membaiknya Akairu, Rahaina dan Shenna malah menjahili temannya itu.

"Ah mboh, karep mu lah mbak" Ucap Akairu, sebenarnya jantungnya saat ini bekerja dua kali lipat dari biasanya, wajahnya pun mirip dengan kepiting rebus. Tetapi ia tahan sebisa mungkin agar tidak terlihat oleh temannya itu, walaupun dalam hati, ia berteriak.

LU NGAPAIN HARUN NARENDRA AKARI?!

• • •

Halo semuanya! Dengan Harainkai di sini!

Jangan tanya keadaanku setelah ini, AKU UDAH JADI MARSHMELLOW KEBAKAR T^T

So, gimana pendapat kalian tentang ceritaku di atas?

Jangan lupa vote dan comment ya! Love you all

MOONSTAR [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang