Chapter 22 (Jealous?)

14 2 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00, yang mengharuskan mahasiswa Universitas Bimandra untuk pergi meninggalkan lokasi yang selama ini menjadi arena untuk kegiatan Malam Kreativitas. Dengan teratur, seluruh mahasiswa masuk ke dalam bus sesuai kelompoknya.

Lagi-lagi, Akairu memilih untuk duduk di dekat jendela. Hanya saja, kali ini ia memilih untuk duduk di kursi untuk 3 penumpang, tentu saja di sampingnya terdapat Kalangit yang sedang memainkan handphone nya. Akairu memiliki ide untuk menjahili temannya itu.

"Yang izinin lu duduk disitu siapa bang?" Ucap Akairu dengan nada yang menyebalkan. Sayangnya, dia salah memilih lawannya kali ini.

"Donatur lu? Kalo bukan donatur, gausah ngatur" Ucap Kalangit yang membuat Akairu kesal.

"MAKSUD?!"

"Salah pilih lawan lu, Halin"

"Bodo amat, ga denger"

Saat bus berjalan, Akairu memilih untuk mendengarkan musik dan membaca komik. Sesekali ia melihat kearah Harun yang posisi duduknya lebih jauh darinya.

Dirinya tidak bisa fokus membaca, ketika ia melihat Harun yang sedang bersenda gurau dengan Anindita. Dadanya terasa sesak, kepalanya pusing karena suatu emosi yang sangat ia kenal. Dia pun bertanya kepada Kalangit.

"Lang, Temen lu sama Anin beneran di comblangin?"

"Kayaknya iya deh"

Mendengar jawaban Kalangit, Akairu kembali teringat dengan ucapan temannya saat mereka di pinggir danau.

"Walaupun nantinya dia akan menjalin hubungan dengan Anindita?"

Sakit banget kalau beneran kejadian...

Kalangit yang melihat Akairu tengah menundukkan kepalanya dengan kedua matanya yang menyipit, dia pun menghibur temannya, tentu dengan membuatnya tersulut emosi.

"Lah, malah galau ni bocah" Ucap Kalangit.

"Gua ini sih yang galau" Akairu menjawab ucapan Kalangit dengan ketus.

"Galau kok sendirian sih? Suka nya juga sendirian ya? Kasian banget deh"

Tentu saja Akairu yang mendengarnya sudah seperti tisu yang terbakar, kepanasan.

"Itu mulutnya bisa difilter ga?!"

"Mana bisa, udah setelan pabriknya begini kok" 

Bugh!

Akairu memberikan pukulannya kepada pundak temannya itu, dengan tenaga yang cukup kuat. Tentu saja Kalangit meringis kesakitan.

"Sakit anjir, lumayan juga tenaga lu cok"

"Salah sendiri mancing emosi orang"

"Lah kocak, gua aja ga bawa pancingan. Gimana mau mancing coba"

"BUKAN ITU WOY!"

"HAHAHAHA"

Mendengar keributan di belakang, Harun pun menoleh ke sumber suara. Ia melihat Kalangit dan Akairu yang sedang bertengkar. Tatapannya terlihat sendu, tentu saja dia tidak menyadari hal itu. Tentu saja Anindita melihat raut wajahnya itu, senyum tipisnya terlihat.

Cemburu kah dia?

Udah kayak apa aja dah mereka, berisik banget..

"Kepanasan nih ceritanya?" 

Mendengar ucapan Anindita, Harun pun melemparkan tatapan tidak terima dengan ucapan temannya itu.

"Mana ada, cuma risih aja sih" Ucap Harun. Anindita semakin menjahili temannya itu.

"Risih karena Akairu lagi asik sama Kalangit?"

"Kagak"

"Ucapan sama mata, berbanding terbalik ya jawabannya" Sindir Anindita.

Perasaan, mata gua masih kayak biasa deh...

• • •

Halo semuanya! Dengan Harainkai disini!

Kali ini aku updatenya dengan sesingkat mungkin. Kepepet deadline tugas soalnya :')

So, gimana pendapat kalian?

Jangan lupa vote and comment yaa, love you all!

MOONSTAR [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang