Chapter 26 (Sadar?)

12 3 0
                                    

Kabar baik yang diterima mahasiswa fakultas ilmu dan budaya pada akhir semester 2, karena kedua mahasiswa dari fakultasnya menjadi mahasiswa dengan IPS tertinggi di angkatan dan juga tertinggi di fakultas, sebesar 3,80. Siapa lagi jika bukan Harun Narendra Akari, dan salah satu mahasiswi jurusan sastra Indonesia.

Saat ini, Harun tengah menidurkan kepalanya di atas meja. Menunggu pergantian mata kuliah semester 3 yang katanya jauh lebih sulit. Memikirkan jenis mata kuliahnya saja sudah membuat kepalanya sakit sekali, bagaimana jika dihadapkan langsung dengan mata kuliah itu. Tiba-tiba, Sagara datang dengan pertanyaan yang membuatnya semakin pusing.

"Har, habis ini kita nongki dulu berempat di tempat biasa ya" Ucap Sagara, mengajak temannya untuk mampir sebentar bersama yang lainnya.

"Gua sama Anin lagi?"

"Ya iya lah, pake nanya lagi" Harun memutar bola matanya dengan malas. Dia pun mulai mengatakan hal yang sebenarnya kepada Sagara, perihal percomblangannya dengan Anindita.

"Gua gabisa lanjut sama Anin, Gar. Udah lewat satu tahun, dan gua masih ga ada perasaan apapun ke dia" Ucap Harun dengan yakin.

"Yakin lu? Sedikit pun ga ada?"

"Ga ada, Gar"

"Jangan bilang, selama ini lu suka sama seseorang?"

"Entahlah, Sebenarnya gua juga bingung. Selama gua bareng Anin, gua ga ngerasain apa-apa selain kurang yakin sama keputusan gua. Rasanya, diri gua itu ga terima kalau gua sama dia, tapi gua gatau alasannya apa. Maaf.." Ucap Harun dengan penjelasan yang singkat, namun Sagara sedikit mengerti dengan apa yang dia maksud.

"Ya iyalah, orang yang lu suka aja bukan Anindita" Keduanya menoleh kearah sumber suara yang tiba-tiba masuk kedalam pembicaraan mereka.

"Apa maksud lu Kal?" Tanya Sagara kepada Kalangit.

"Gua yakin, setelah gua kasih tau orangnya. Tatapan matanya bakalan berubah dari yang biasanya lu liat pas dia lagi ngobrol sama Anindita, Gar" Ucap Kalangit. Senyumnya mengembang saat melihat ekspresi kedua temannya.

"Selain lu yang dapat IPS tertinggi, Halin juga dapat. Yang dimana, Lu dan Halin, atau Akairu Hagia Halingga, merupakan mahasiswa dengan IPS tertinggi di angkatan dan juga di fakultas" Ucap Kalangit. Yang membuat Sagara terkejut.

"Jadi, yang lu maksud tuh Akai, Kal?"

"Entahlah, liat aja reaksinya" Saat keduanya menoleh ke arah Harun, Sagara terkejut dengan reaksi yang temannya tunjukkan. Sedangkan Sagara, tersenyum tipis.

See? Eyes can't lie.

Kedua matanya yang sebelumnya terlihat tajam namun sendu, kini sedikit membulat yang terlihat lebih lembut. Binar matanya yang sebelumnya nyaris tidak terlihat, kini terlihat jelas, seperti gelembung kecil yang menghiasi ruangan. Senyumnya terlihat lebih leluasa, seperti tidak ada beban dalam senyuman itu, hanya ada ketulusan dan bangga.

Lu berhasil menuhin ambisi lu, Kai. You do it.

Sagara teringat dengan raut wajah saat Malam Kreativitas tahun lalu, ketika ada Akairu di dekatnya. Raut wajahnya sama persis seperti saat ini, tidak ada bedanya sedikit pun.

"HAH, YANG BENER AJA?!"

"APAAN WOY"

Nice reaction, Sagara

"Har, kenapa lu ga bilang?" Harun menoleh ke arah sagara yang terkejut atas reaksinya. Dia pun melemparkan tatapan penuh pertanyaan kepada temannya.

"You like her, Akairu Hagia Halingga" Ucap Sagara.

MOONSTAR [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang