2

4.8K 363 8
                                    

Kedua mata bulat itu terlihat bingung, karena melihat rumahnya kedatangan dua mobil asing menurutnya, selama ini tak ada mobil yang datang ke rumahnya sama sekali sehingga saat melihat ini semua ia merasa aneh, apa yang sebenarnya terjadi saat ini? Itulah yang ada di dalam pikirannya sekarang terlebih ini sudah lumayan larut, siapa yang mau datang bertamu malam-malam seperti ini?

Dengan perasaan ragu kedua kaki itu melangkah masuk ke dalam halaman rumah kedua orang tuanya, berharap bisa mendapatkan petunjuk tentang kedatangan mobil asing ini ke rumahnya, mungkin jika sudah sering di kunjungi oleh mobil-mobil mewah seperti ini maka ia akan terlihat biasa saja tapi selama ini tak ada satu pun mobil datang ke sini tapi hari ini? Sudah tentu ia merasa aneh bukan? Hanya orang bodoh yang tak bertanya-tanya saat merasakan keanehan ini.

Tangan itu dengan pelan mulai membuka pintu yang ada sebelum terdiam saat melihat beberapa orang dengan pakaian serba hitam tengah menahan kedua orang tuanya dengan salah satu dari mereka duduk di sofa yang ada, apa yang sebenarnya terjadi saat ini?

"Katakan di mana barang berharga yang kalian miliki di rumah ini selain rumah ini? Saya sudah cukup berbaik hati dengan terus memberi kalian waktu tapi sampai saat ini masih belum bisa melunasi semuanya, apa yang kalian lakukan selama ini? Menikmati waktu yang saya berikan tanpa berusaha sama sekali?" ujar pria dengan pakaian serta mewah itu, jika di lihat dari sini menurut Kalvin orang itu kisaran umur 60 tahun lebih mungkin, tapi siapa mereka? Orang yang selama ini memberi pinjaman untuk orang tuanya?

"Kami hanya miliki rumah ini saja Tuan, tolong beri sedikit waktu lagi saya berjanji akan segera melunasi semuanya," ujar ibu dengan berlutut di hadapan pria itu, membuat Kalvin terdiam, ia tak ingin ibunya melakukan itu semua tapi apa yang dirinya bisa lakukan? Pemuda lemah sepertinya bisa apa?

"Apa kalian tak memiliki hal lainnya? Seperti anak misalnya atau cucu? Apapun itu mungkin saya bisa melihat lebih dulu orangnya, jika saya tertarik maka kalian akan mendapatkan sedikit tunjangan waktu,"

"Anak? Kami hanya memiliki satu anak dan dia sangat tak berguna! Percuma saja selama ini kami merawat dan membesarkan dia karena bukannya membantu kami dia malah menambah beban saja," sang ayah angkat bicara, membuat Kalvin menunduk, apapun yang dirinya lakukan pasti akan salah di mata kedua orang tuanya, setelah ia sering memberi uang hasil kerja kerasnya bukannya memberi semangat, mereka malah mengatakan jika itu semua masih kurang dari biaya hidupnya selama ini, padahal sejak dulu ia tak pernah minta untuk di lahirkan.

"Di mana anak kalian itu? Rumah ini terlihat sepi."

"Siapa kalian? Kenapa kalian datang ke rumah kami malam-malam kayak gini?" ujar Kalvin yang sekarang mulai berjalan mendekat, tak ada gunanya diam mendengarkan apa yang mereka katakan sejak tadi, sekarang saatnya ia mengetahui semuanya tanpa tersisa apapun itu.

"Ah? Kau anak mereka?" pria itu beranjak dari tempat duduknya sebelum mendekati Kalvin, meraih dagu pemuda itu agar menatap ke arahnya sebelum tersenyum.

Kalvin menepis tangan itu dari wajahnya, tatapan itu terlihat sangat risi dan tak nyaman, ini pertama kalinya ada seseorang yang menyentuhnya sembarangan.

"Wah kau berani juga ya? Selain manis kamu juga pemberani sampai-sampai menepis sentuhan dariku. Kau tau anak manis, banyak orang yang ingin di sentuh olehku dengan suka rela tapi kau?" Pria itu tersenyum penuh arti, pemuda ini berbeda dan ia menyukai itu semua.

"Aku bukan barang murahan yang bisa di sentuh-sentuh oleh orang asing! Terlebih sama kamu! Orang aneh!" ujar Kalvin dengan berani, selama ini ia tak pernah merasa takut pada hal apapun itu, karena menurutnya semua manusia itu sama saja jadi tak ada yang perlu di takuti sama sekali.

"Melihat tingkahmu yang bertambah manis, aku jadi ingin sekali membawamu pergi dari sini dan memberimu hukuman akibat menentang perkataanku,"

"Aku nggak bakalan mau ikut sama kamu! Orang jahat!" ujar Kalvin, menurutnya orang yang memperlakukan orang tua seenaknya itu orang jahat.

"Tuan bisa mengambil dia asalkan semua hutang kami di hilangkan!" ujar ayah dengan mudahnya, jika tahu anaknya itu banyak di sukai oleh banyak orang, jika tahu itu semua sejak awal maka dari dulu sudah dirinya jual.

"A-ayah?" Kalvin tak salah dengar bukan? Apa yang barusan ayahnya itu katakan? Ia akan menjadi anak yang baik dan selalu menurut dengan apa yang mereka katakan tapi jangan seperti ini!

"Kenapa? Itulah tujuanmu di besarkan untuk bisa menjadi anak yang berguna untuk orang tuamu. Percuma saja kami membesarkan kamu jika tak bisa di manfaatkan sebaik mungkin, jadi lah anak yang menurut sekarang. Kamu ingin melihat ibu dan ayahmu tenang tanpa terlilit hutang bukan? Maka menurut saja tanpa membantah sedikitpun." Sang ibu ambil bicara, sejak dulu saat tahu dirinya tengah mengandung, jujur saja ia tak merasa senang karena dengan mengandung maka kebebasannya untuk bekerja terhalangi, banyak hal yang ia lakukan agar kandungannya itu keguguran tapi nyatanya anaknya itu masih bertahan, ternyata untuk ini semua alasan Kalvin tak bisa dirinya gugurkan dulu.

Kalvin terdiam, selama ini ia mengira mungkin kedua orang tuanya hanya butuh waktu untuk bisa menyayangi dirinya seperti orang tua yang lainnya tapi nyatanya itu semua tak akan pernah bisa di ubah. Jika awalnya sudah rusak maka akan sulit untuk di perbaiki itulah kedua orang tuanya.

Lengan kecil itu di cekal membuat Kalvin tersentak sebelum menatap ke arah samping di mana pria kasar itu tengah mencekal lengannya, ia berusaha melepaskan itu semua tapi rasanya sangat sulit, rasa sakit yang ia rasakan sekarang bukannya terlepas.

"Tawaran yang menarik, tapi jika sampai anak manis ini tak menurut dan jadi anak yang baik di rumah saya nanti maka kalian yang akan bertanggung jawab atas itu semua." ujar pria itu dengan senyuman miring miliknya, ia sangat senang akan tawaran ini setidaknya nanti jika pemuda itu tak menurut maka keluarganya bisa ia hancurkan, namun jika di lihat-lihat lagi sepertinya pemuda ini sangat menyayangi keluarganya jadi mungkin saja dia akan jadi anak baik nantinya.

"Bawa dia sekarang." ujar pria itu setelah merasa tak ada jawaban apapun, yang terpenting mereka tahu dengan siapa mereka berurusan saat ini sehingga tak akan berani melakukan hal aneh.

Kalvin hanya diam saat di bawa oleh beberapa orang dengan pakaian hitam, ia masih terlalu syok akan apa yang barusan terjadi.

Bersambung..

Votmen_

Paman Duda {BXB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang