16

2.6K 257 8
                                    

Maverick keluar dari dalam mobil miliknya saat sampai di halaman Mansionnya, tatapan itu mengarah pada beberapa penjaga yang berada di luar sekarang, tak ada yang menghubunginya itu artinya pemuda itu baik-baik saja bersama dengan Gyan di rumah, itu awal yang bagus semoga saja ke depannya pemuda bernama Kalvin itu mau terus menjaga anaknya demi kebahagiaan si bungsu.

"Apa Gyan atau Haidar keluar hari ini?" tanya Maverick saat melewati penjaga yang dengan setia menunduk saat ia ingin masuk ke dalam mansion.

"Tuan kecil ataupun Tuan muda tak keluar hari ini Tuan. Tadi saya melihat Tuan kecil sempat datang ke kamarnya Tuan muda tapi saat keluar dia menangis, untuk penyebab itu semua saya kurang tahu. Mungkin Anda bisa bertanya pada pemuda yang bertugas menjaga Tuan kecil."

Maverick menganguk mengerti setelah mendengar itu semua, ia tahu betul apa yang terjadi sehingga membuat Gyan menangis, mungkin perkataan Haidar melukai balita itu kembali, padahal ia sering mengatakan pada si bungsu agar sedikit menjauhi kakaknya itu tapi yang namanya anak kecil pasti selalu lupa atau bahkan memang Gyan ingin bertemu Haidar untuk menunjukan pada kakaknya itu juga dia sudah memiliki pengasuh sekarang? Itu semua mungkin saja terjadi sampai membuat anaknya itu menangis.

Ia sendiri merasa bingung harus sampai kapan perang dingin ini Haidar lakukan pada adiknya sendiri, dan harus bagaimana lagi dirinya menjelaskan jika ini semua bukan sepenuhnya salah Gyan bahkan balita itu sama sekali tak tahu apa-apa tentang alasan kenapa kakaknya itu membencinya, mungkin jika tahu maka balita itu akan bersedih, sebab si bungsu juga tak rela mommynya pergi sebelum bisa bermain bersama dengannya sedangkan Haidar selama 12 tahun sudah merasakan kasih sayang seorang mommy.

Pria itu berjalan ke arah kamar si bungsu dulu agar bisa melihat bagaimana kondisinya sekarang setelah menangis karena perbuataan kakaknya sendiri, ia melihat dari cela pintu kamar balita itu saat mendengar suara dari dalam sana, untung saja ia belum masuk sepenuhnya sehingga bisa mendengar apa yang tengah mereka bicarakan.

"Tata Idal nda malahin tata tan? Tata fine?"

Itu suara Gyan yang terdengar, membuat ia merasa yakin jika balita itu khawatir dengan pemuda yang sering dia panggil kakak baik oleh anaknya itu, mungkin balita itu takut kakak baiknya di jahatin oleh Haidar? Mungkin saja.

"Aku baik kok, tadi setelah bicara sama kakak kamu aku langsung datang ke sini untuk melihat bagaimana keadaan kamu."

Maverick terdiam saat mendengar suara Kalvin, itu artinya pemuda itu bicara dengan Haidar tadi? Apa yang mereka bicarakan? Apa anaknya itu marah setelah mendengar pemuda itu menasehati dia padahal mereka tak saling mengenal? Karena selama ini setiap kali ada yang ingin melakukan itu semua pasti Haidar akan marah besar dan tak ingin di temui, ia jadi semakin penasaran akan apa yang mereka katakan.

"Tata Idal nda malah cama tata?"

Bahkan anaknya itu sendiri tahu bagaimana dingin dan juga kasarnya kakaknya itu sampai mengatakan hal seperti itu pada Kalvin, Haidar memang sangat susah untuk di dekati bahkan dirinya sendiri kesusahan.

"Nggak, tadi aku cuman bicara tapi dia cuman diem doang. Setelah aku bicara banyak, aku datang ke sini tanpa melihat bagaimana tanggapan dia,"

Maverick merasa pemuda itu cukup berani juga karena masih mau bicara dengan anaknya walaupun tadi pagi dirinya sudah melakukan hal yang mungkin saja membuat Kalvin sakit hati di buatnya.

"Tata telen! Tata Idal biaca na malah tau! Tapi cama tata dia nulut! Telen!"

"Tata eman yang telbait! Gian tayang tata!"

Ah, ia juga merasakan hal yang sama dengan Gyan secara tiba-tiba, dari balita itu yang biasanya menolak semua pengasuh yang ingin bertemu dengan anaknya itu, tapi malah mau pemuda itu menjadi pengasuhnya hanya dalam dua kali pertemuan saja dan sekarang Kalvin juga berhasil bicara dengan Haidar tanpa merasakan amarah dari anak pertamanya itu. Ini sungguh luar biasa walaupun untuk sebagian orang biasa saja tapi menurutnya ini cukup mengejutkan, apa yang sebenarnya pemuda itu miliki sehingga membuat kedua anaknya mendadak menjadi penurut?

Maverick beranjak dari sana setelah cukup lama terdiam mendengarkan apa yang mereka berdua katakan barusan, ia bertambah penasaran dan bertanya-tanya apa yang membuat kedua anaknya seperti ini pada pemuda itu? Apa yang dia miliki dan tak ia miliki? Ia merasa selama ini dirinya begitu menyayangi kedua anaknya bahkan selalu menuruti semua hal yang mereka inginkan tapi kenapa harus dengan pemuda itu mereka luluh?

Ia akan berdiam diri di dalam kamarnya lebih dulu sebelum menemui pemuda itu saat merasa Gyan sudah tidur, ia akan menanyakan semuanya tanpa tersisa apa pun dan melihat apa yang Kalvin miliki sehingga membuat kedua anaknya begitu menurut dengan pemuda itu.

Pria itu melepas jas kerja miliknya sehingga hanya menyisakan kemeja berwarna putih saja, ia terdiam di dalam kamar miliknya dengan tatapan mengarah pada foto mendiang sang istri, ia begitu bingung saat ini dalam satu hari sudah banyak perubahaan yang pemuda itu bawa di dalam hidupnya dan juga kedua anaknya, selama ini tak ada yang bisa melakukan itu semua tapi pemuda ini? Dari sekian banyaknya orang kenapa harus Kalvin? Pemuda yang hidupnya saja banyak masalah, bagaimana bisa membuat orang lain lebih baik?

"Apa yang sebenarnya akan terjadi, sayang? Apa kamu tahu tentang ini semua? Beri tahu mas jika memang kamu tahu agar mas bisa mempersiapkan semuanya. Mas takut dia orang jahat yang mungkin saja melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan hati dari kedua anak kita yang masih tak tahu apa-apa itu." ujar Maverick, bahkan saking merasa bingungnya ia sampai memikirkan jika mungkin saja pemuda itu orang jahat yang bisa saja melakukan sesuatu untuk kepentingannya sendiri, padahal ia sendiri tahu pertemuan pertama mereka sama sekali tak di sengaja tapi karena Kalvin di tahan ayahnya, jika memang pemuda itu orang jahat bisa saja dia datang ke sini tanpa harus di tahan ayahnya lebih dulu atau bahkan sampai di kasari. Hidup pemuda terlalu suram untuk mau melakukan hal menyakitkan seperti waktu itu.

"Hm? Jangan lupa untuk memberitahu mas ya? Agar rasa bingung ini tak bertahan lama, kamu tentu tahu bukan jika mas sangat tak suka jika harus merasakan rasa penasaran terlalu lama." ujar pria itu seperti orang bodoh sekarang, rasa bingungnya membuat ini semua sampai terjadi, sepertinya ia harus segera bertemu pemuda itu tak nyaris gila dengan pikirannya sendiri seperti sekarang.

Bersambung...

Votmen_

Paman Duda {BXB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang