Tidur tenang Kalvin terganggu saat merasakan bisikan di telinga miliknya bahkan sampai membuat pemuda itu membuka kedua matanya dengan sangat berat hati sebab rasanya matanya sulit sekali di buka terlebih tubuhnya terasa begitu sakit saat ini, mungkin ini efek dari kejadian semalam? Di mana tubuhnya di dorong, di kasari, di pukul oleh pria tua itu, untungnya masih bisa tidur nyenyak, jika tak bisa mungkin akan mimpi buruk, apa ini faktor karena dirinya berada di tempat yang nyaman? Mungkin saja.
"Tata? Tata udah banun?" tanya Gyan yang sejak tadi berbisik di telinga kakak baik agar segera bangun, karena hari ini ia akan menunjukan pada kakaknya jika sekarang dirinya sudah mempunyai teman dan pengasuh baru!
"Hah?" Kalvin masih kurang fokus karena baru bangun dan langsung mendapatkan semua pertanyaan itu, demi apa pun nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya saat ini.
"Tata na cudah banun?" tanya Gyan ulang, ia sama sekali tak merasa kesal karena kakak baik kurang fokus.
"Sudah. Kamu udah mandi?" tanya Kalvin saat menatap ke arah balita itu lebih lama lagi, pakaian Gyan terlihat sangat berbeda dari semalam sehingga membuatnya sadar jika balita itu sudah mandi saat ini.
"Cudah dong! Tadi Gian minta tolong cama paman buat caliin baju buat tata na! Jadi tita tunggu pamannya datang dulu balu tata na bica mandi~" ujar Gyan dengan semangat miliknya, saat ia bangun tadi mereka saling memeluk satu sama lainnya sehingga membuatnya sangat senang, ini pertama kalinya ada orang yang mau berteman dan menjadi pengasuhnya maka ia senang sekali.
Kalvin mengerjab beberapa kali untuk mencerna semuanya sebelum ia tersadar jika saat ini dirinya berada di dalam Mansion yang ia datangi bersama pria kasar dan tua itu. Dirinya di jual belikan di sini sehingga sekarang bisa berada di dalam kamar Gyan seperti ini, menjadi pengasuh balita itu.
"Udah berapa lama kamu bangunnya?" tanya Kalvin penasaran, banyak anak kecil yang sangat tak menyukai mandi pada pagi hari karena dingin tapi balita ini? Ah! Ia lupa jika Gyan anak orang kaya pasti mandinya menggunakan air hangat bukan dingin sepertinya dulu.
"Dali jam 5 tadi! Gian bicitin tata na bial banun tapi nda banun-banun! Teluc celagi nunggu tata na mau banun, Gian minta tolong paman buat caliin baju buat tata na! Dan banunin tata agih! Dan boom! Tata na banun cetalang!" ujar Gyan dengan menjelaskan apa yang sudah ia lakukan tadi sebelum kakak baik bangun, sangat lama bisa membuat kakak itu bangun dari tidurnya sehingga membuatnya pusing sendiri tadi!
Pemuda itu menggaruk belakang kepalanya sendiri saat mendengar itu semua, selain kurang mengerti tentang apa yang balita itu katakan ia juga cukup terkejut saat tahu hari sudah mau siang, ini pertama kalinya ia bangun jam delapan pagi seperti ini, pasti balita itu kesulitan untuk membangunkan dirinya.
Terdengar suara ketukan di pintu kamar itu membuat Kalvin langsung turun dari atas tempat tidur akibat terkejut, tatapan itu mengarah pada Gyan yang tengah membuka pintu sebelum terlihat pria yang semalam membelinya masuk. Bukan pria tua itu tapi ayah dari Gyan, pria duda yang ia kira masih mempunyai istri tadinya.
"Ini pakaianmu. Di sini para pelayan ataupun pengawal semuanya menggunakan pakaian serba putih dan hitam jadi kau juga harus menggunakan hal yang sama. Sama satu lagi," ujar Maverick dengan memberi kode agar pembantunya itu meletakan beberapa pakaian yang sudah ia bawa tadi, mengeluarkan barang yang akan dirinya berikan pada pemuda pendek itu sebelum mengenakannya.
"Hah? Ini kalung apaan?" tanya Kalvin heran, ia terlalu fokus menatap wajah pria itu sehingga tak sadar jika di kenakan sesuatu di lehernya! Ini seperti kalung anjing, tapi kenapa di berikan untuknya? Ia bukan anjing! Andai bisa ingin sekali ia menjambak pria berwajah datar ini sebab sudah melakukan ini semua padanya.
"Ini kalung anjing, masa kamu tak tahu? Bedanya kalau anjing punya tali sedangkan kamu hanya kalungnya saja. Tapi ini bukan kalung biasa, kalung ini bisa memberi tanda jika kau keluar dari Mansion ini sendirian. Kau akan tercekik oleh kalung ini dan ini hanya bisa di buka oleh saya jadi nikmati hadiahmu ini. Saya tak ingin barang seharga 7 M hilang begitu saja." ujar Maverick menjelaskan semuanya, setelah melihat anaknya terlihat begitu nyaman berada di samping pemuda itu, ia memutuskan untuk melakukan ini semua agar pemuda itu selalu dalam pengawasannya.
"Aku bukan hewan! Apa nggak cukup hakku untuk hidup kamu ambil? Sekarang kamu ngelakuin ini semua seperti aku ini hewan ..." ujar Kalvin, suara itu tercekat di akhir, kenapa semakin ke sini hidupnya semakin menyedihkan?
"Lebih baik seperti ini dari pada kau harus menjadi pria penghibur yang selalu melayani nafsu begitu banyak orang bukan? Ini hanya hal biasa, kau akan terbiasa nantinya, hanya butuh waktu saja." ujar Maverick, ia sama sekali tak peduli, sekarang kebahagiaan anaknya jauh lebih baik walaupun harus menyakiti orang lain, terkesan egois tapi itu lah manusia.
Kalvin menunduk, ia ingin sekali menangis atau bahkan memaki saat ini jika tapi rasanya tak bisa, selama ini hidupnya selalu terasa sangat tak adil dan sekarang harus merasakan ini juga? Sampai kapan ini semua terjadi? Jujur ia lelah, semakin di tahan rasanya semakin luar biasa sakitnya.
"Daddy! Daddy nda boyeh ditu ihh! Lepacin nda!" ujar Gyan yang sejak tadi melihat apa yang daddynya itu lakukan, mereka tak boleh melakukan itu semua karena kasihan kakak baik! Pasti dia sedih bukan?
"Hm? Gyan tak mau kan kakak baiknya kabur dari sini dan nggak mau menjadi teman kamu lagi? Kita harus melakukan ini semua sayang." ujar Maverick dengan senyuman miliknya, anaknya itu sangat mudah sekali merasa kasihan pada orang lain sehingga membuat orang seenaknya saja.
Balita itu menganguk dengan pelan, ia tak ingin kakak baik sampai pergi dan tak ingin bersamain bersama dengannya lagi, mereka baru saja kenal!
"Tapi talung na itu nda catit tan? Anti tata bait na cetatitan daddy!" ujar Gyan memastikan, walaupun ia setuju kakak baik memakai kalung itu tapi harus ada kejelasan itu sakit atau tidak.
"Apa itu sakit?" tanya Maverick pada pemuda itu walaupun kedua mata bulat itu seakan enggan melihatnya, ia tak peduli ini semua agar anaknya itu tahu saja.
"Kakak baiknya tak bilang itu sakit jadi semuanya baik-baik saja hm? Kamu main saja ya, daddy akan segera berangkat kerja." ujar Maverick saat tak ada jawaban sama sekali dari pemuda itu, ia tahu pasti rasanya sangat muak menjadi pemuda itu tapi ia tak peduli.
"Ote! Ati-ati!" ujar Gyan dengan senyuman manis miliknya.
Bersambung..
Votmen_
#menurut kalian Maverick ini bendera apa ges?🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman Duda {BXB}
RomanceTumbuh menjadi anak yang tak di inginkan kedua orang tuanya membuat Kalvin Vendra harus menerima semua hal yang orang tua lakukan, termasuk menikah dengan seorang duda yang memiliki dua anak, pria yang memiliki sifat yang sangat dingin bahkan tanpa...