Maverick keluar dari kamar miliknya, ini semua sudah tak bisa ia tahan terlalu lama lagi karena semakin di tahan maka rasa bingungnya semakin luar biasa sampai membuatnya pusing sendiri, lebih baik melakukan semuanya duluan agar perasaannya bisa lebih tenang, seperti ini lah dirinya.
Jika apa yang menggangu pikirannya tak segera di selesaikan maka semuanya akan berantakan, pikiran serta hatinya tak bisa tenang sama sekali, bahkan bernapas dengan baik pun rasanya susah sekali di lakukan.
Tangan itu terulur untuk mengetuk pintu kamar anaknya itu sebelum terdiam menunggu pintu itu terbuka, sampai terlihat sosok pemuda itu yang membukakan pintu untuknya, tatapan mereka bertemu sekarang, kedua mata bulat yang terlihat mati itu hanya menatapnya dalam diam, sedangkan tatapan miliknya terlihat sangat tajam pada Kalvin saat ini, ia butuh semua penjelasan yang ada agar hatinya tenang sekalipun harus berbuat kasar.
"Apa Gyan sudah tidur?" tanya pria itu secara langsung, ia tahu ini sudah saatnya anaknya itu tidur makanya bertanya hal itu pada Kalvin sekarang.
"Iya, sudah. Barusan setelah bicara denganku," ujar Kalvin yang merasa heran, ada apa dengan pria di depannya ini? Wajah serta penampilannya terlihat sangat berantakan, membuatnya merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi? Apa ada masalah di kantor? Walaupun pria ini sempat kasar padanya tapi entah kenapa rasa pedulinya sebagai sesama manusia selalu ada untuk orang yang membutuhkan.
"Bisa kita bicara sebentar? Ada hal yang ingin sekali saya tanyakan padamu, bisa di bilang ini sangat penting." ujar Maverick tanpa basa-basi sedikitpun, ia ingin semuanya segera selesai agar rasanya jauh lebih tenang lagi nantinya.
Kalvin menganguk dengan pelan sebelum keluar dari dalam kamar balita itu, karena ia tak ada alasan untuk menolak bukan? Takutnya nanti di kasarin lagi atau di bentak, lebih baik menghindari dari pada kejadian lebih dulu nantinya, toh sekarang hidupnya milik pria ini tak ada hak untuknya menolak sama sekali.
Maverick berjalan lebih dulu sebelum berdiam saat mereka sampai di halaman luas di Mansion miliknya, tubuh itu berbalik agar bisa menatap ke arah pemuda yang ternyata jauh lebih pendek dari dirinya, ia baru menyadari ini semua sejak pertemuan pertama mereka waktu itu.
"Selama saya pergi ke kantor tadi, apa saja yang sudah kalian lakukan di dalam Mansion ini?" tanya Maverick, ia ingin menanyakan hal ini lebih dulu sebelum lanjut dengan yang lainnya juga nanti.
Kalvin terdiam menatap ke arah pria di depannya sekarang, memangnya harus mengatakan semuanya secara detail? Ia mengira hanya jadi pengasuh yang baik saja sudah lebih dari cukup ternyata harus menjelaskan semuanya juga, demi apa pun bicara dengan pria ini membuatnya merasa segan, kesan pertama saat mereka bertemu sudah membuatnya merasa berbeda waktu itu.
"Kami main di dalam kamar tadi, sebelum Gyan meminta buat datang ke kamar kakaknya yang bernama Haidar kalau nggak salah? Saat kami datang ke sana dan Gyan yang ingin dekat dengan kakaknya itu tapi kakaknya malah mengatakan hal yang kasar. Dia mengatakan jika dia nggak mau deket sama orang yang sudah menjadi penyebab kematian dari ibunya," ujar Kalvin menjelaskan apa yang sudah terjadi tadi selama pria itu pergi ke kantor, semuanya sudah ia jelaskan secara detail serta lengkap.
Pria itu terdiam, perkataan yang sama setiap kali Haidar dan juga Gyan bertemu, pasti anak pertamanya itu akan mengatakan hal serupa pada adiknya sendiri, di depannya, ia tak menyangka jika Haidar bahkan berani mengatakannya di depan orang lain, pasti pemuda ini langsung mengerti bukan konflik apa yang tengah terjadi antara kakak serta adiknya ini?
"Apa Haidar memukul Gyan? Selama ini dia hanya berani mengatakan hal itu saat ada saya ikut bersama dengan mereka, saya tak pernah mengira jika dia juga berani mengatakannya padamu," ujar Maverick, ia jadi takut saat tahu tentang ini semua, bagaimana jika Haidar juga sudah berani menyakiti adiknya sendiri karena merasa muak tadi? Jika itu semua memang terjadi maka dirinya akan memberi anak pertamanya itu pengertian kembali, sangat susah menjadi ayah tunggal untuk dua anak yang tengah memiliki konfik di antara mereka berdua.
"Dia nggak sampai main tangan kok, karena aku udah duluan suruh Gyan keluar dari dalam kamar itu tadi. Bukannya mau ikut campur atau bagaimana tentang masalah hidup kamu dan kedua anakmu. Tapi aku merasa jika Haidar menyimpan begitu banyak rasa sakit di dalam hatinya untuk adiknya sendiri, mungkin karena kepergian mommynya di sebabkan oleh Gyan? Dari perkataannya aku langsung tau apa yang tengah terjadi antara mereka berdua, entah ini semua sudah terjadi lama atau baru tapi tadi sebisa mungkin aku mengatakan semua hal yang memang aku ketahui selama ini pada Haidar. Walaupun dia nggak kasih reaksi apapun tapi semoga saja dia memikirkan semuanya kembali," ujar Kalvin dengan menatap ke arah pria di depannya sekarang sampai tatapan mereka bertemu, ia tahu pasti tak mudah menjadi orang tua tunggal untuk dua anak bukan? Terlebih tak ada yang membantu pria ini sama sekali selama ini.
Maverick terdiam, mungkin hal ini yang membuat kedua anaknya menyukai pemuda ini? Perkataannya terdengar sangat halus dan juga lembut sehingga membuatnya larut dalam itu semua apa lagi kedua anaknya.
"Apa yang kamu katakan pada Haidar tadi?" tanya pria itu kembali, ia terlanjur penasaran apa yang pemuda itu katakan pada anaknya tadi?
Kalvin menunduk untuk nengingat apa yang sudah ia katakan tadi, " aku bilang sama dia jika ini semua terjadi karena takdir, kalaupun bisa memilih pasti Gyan juga nggak mau jadi penyebab kematian dari ibunya sendiri bukan? Ini semua takdir yang melakukan, kita nggak bisa menolak walaupun ingin sekali menolak semuanya. Aku juga bilang sama Haidar kalau mungkin saja ibunya akan merasa sedih di atas sana karena melihat kedua anaknya berjauhan seperti ini, dia cuman diem aja saat aku bilang itu semua tadi," ujar pemuda itu dengan mengatakan semuanya secara singkat dan juga padat, tak perlu terlalu detail.
"Memang benar, setelah kematian mommynya, Haidar jadi tak ingin di dekati dan sering menyalakan adiknya sendiri atas kepergian mommynya itu. Padahal ini bukan kesalahan Gyan sama sekali, karena dia nggak tahu apa-apa. Sejak tiga tahun yang lalu saya sudah sangat sering memberinya pengertian tapi sampai detik ini semuanya tak berubah sama sekali." ujar Maverick, ia jadi mengatakan apa yang ada di dalam hatinya selama ini, karena demi apa pun menjalani semuanya sendirian itu sangat lah sulit, terlebih dengan dua anak juga, itu menambah kesan kesulitan yang ada di sini.
Bersambung..
Votemen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman Duda {BXB}
RomanceTumbuh menjadi anak yang tak di inginkan kedua orang tuanya membuat Kalvin Vendra harus menerima semua hal yang orang tua lakukan, termasuk menikah dengan seorang duda yang memiliki dua anak, pria yang memiliki sifat yang sangat dingin bahkan tanpa...