5

4K 323 9
                                    

"Heh! Nda boyeh ditu!" ujar Gyan menatap para pengawal itu dengan tatapan mata memicing miliknya, kakak baik tak boleh di jahatin!

Kalvin menatap ke arah samping di mana ada balita yang tadi ia temui, apa yang tengah balita ini lakukan di tempat ini? Apa ini rumah dari anak kecil ini?

"Tata beldili! Cini Gian bantuin! Talian jahat! Gian batalan tacih tau daddy talo ada olang jahat di cini!" ujar balita itu dengan membantu kakak baik untuk berdiri, kedua mata bulat itu mengarah pada tangan kakak itu yang terlihat memerah dan di ikat! Kenapa mereka melakukan ini semua? Tunggu sampai dirinya memberitahu daddynya maka mereka semua akan dalam masalah lihat saja!

"Kau siapa anak kecil? Berani sekali bicara seperti itu pada orang yang lebih tua dengan nada tinggi lagi!" Pengawal itu menarik tangan Gyan lumayan kuat sampai membuat balita itu terhuyung ke depan, membuat Kalvin langsung mendekat agar bisa memastikan kondisi balita itu baik-baik saja.

"Akkk!!! Daddy! Paman! Meleka jahat!" teriak Gyan dengan sangat kencang saat melihat kakak baik itu malah menghalangi di depannya, ia baru ingin menendang mereka!

Tak lama dari itu terdengar suara langkah kaki lumayan banyak dari Maverick berada di sana begitupun dengan ayah dari pria itu, tatapan mereka terlihat sangat terkejut saat tengah fokus bicara malah ada suara teriakan dari Gyan.

"Kenapa sayang?" tanya Maverick khawatir, ia menatap beberapa orang berbadan besar yang ada di sini sekarang serta seorang pemuda yang terlihat ingin melindungi anaknya, apa yang tengah terjadi saat ini? Melihat situasi ini ia merasa ada hal baru yang akan ayahnya itu lakukan saat ini juga.

"Daddy! Meleta jahat! Tadi meleta talik-talik tata na campai jatuh! Teluc talik tangan na Gian uga campai catit laca na! Catit banet!" ujar Gyan dengan kedua mata berkaca-kaca miliknya, tangan kecil itu terarah pada daddynya agar bisa menunjukan memar merah yang ada di sana, tubuhnya berkulit sangat putih jadi luka sedikitpun akan terlihat.

"Apa yang kalian lakukan dengan anak saya, huh? Apa kalian merupakan anak buahnya ayah? Tolong ajari untuk tak melakukan hal yang gegabah karena satu kesalahan saja bisa membuat mereka mati saat ini juga begitupun dengan ayahnya sendiri. Ayah tahu sendiri betapa sayangnya saya pada Gyan bukan?" ujar Maverick yang tatapan tanpa ekspresi miliknya, hubungannya dengan ayahnya itu sudah tak sehat selama ini dan jika hari ini pria itu mati maka dirinya akan sangat di untungkan di sini, sekalian mengurungi penduduk liar di dunia ini.

"Mungkin anakmu yang salah lebih dulu maka dari itu mereka melakukan ini semua. Mereka tak akan mungkin melakukan hal yang di luar perintah dariku," ujar pria itu dengan santai, peringatan dari anaknya itu sama sekali tak ia hiraukan bagaikan angin lalu semata.

"Jika mereka tak melakukan ini semua lalu siapa yang melakukannya? Tak mungkin bukan Gyan melukai tubuhnya sendiri? Jelas ayah tak buta bukan walaupun matamu itu sudah berumur." ujar Maverick dengan mengelus memar yang ada di tangan anaknya itu, ia akan mengobatinya nanti tapi bukan sekarang, pria tua ini harus tahu batasannya karena sejak ibunya pergi dulu hubungan mereka tak sebaik anak dan ayah di luar sana.

"Baiklah ayah minta maaf kalau begitu dan akan mengirim dokter ke sini agar bisa mengobati cucu tercintaku ini. Kau tak perlu merasa cemas huh? Sekarang ayah sedang banyak pekerjaan jangan mengganggu waktu yang berharga ini." ujar pria itu, lebih baik menyelesaikan semuanya dari pada semakin panjang nantinya, ia tahu benar bagaimana watak dari anak tunggalnya itu, tak akan pernah mau mengalah pada seseorangpun meskipun itu ayahnya sendiri.

Pria itu menatap ke arah samping sebelum menarik pemuda itu agar mengikutinya, dari pada terus bicara dengan Maverick yang tak akan ada habisnya lebih baik ia pulang dan mengurus pemuda manis ini.

Sedangkan Kalvin yang hanya diam saja sejak tadi tersentak saat merasakan tarikan di lengan miliknya, bisa di pastikan area sana terluka sekarang. Ia hanya takut mati sia-sia tanpa melakukan sesuatu apapun yang menguntungkan di dunia ini, jika tidak maka bisa di pastikan saat ini juga dirinya akan memberontak.

"Tata! Tata mau temana! Jangan itut glenpa! Glenpa jahat! Tata itut cama Gian aja ya? Tita main!" seru Gyan saat melihat kakak baik di tarik oleh kakeknya, daddynya sering mengatakan jika kakeknya itu orang jahat tapi kenapa sekarang kakaknya itu ikut bersama kakeknya? Pasti nanti kakak baik akan di jahati juga, ia tak akan pernah membiarkan itu semua terjadi, kakak baik tak boleh pergi!

Tangan kecil itu memeluk kakak baik dari samping sangat erat setelah mengatakan itu semua membuat Kalvin menghentikan langkahnya begitupun dengan ayah dari Maverick.

"Ambil anakmu itu jangan sampai dia membuat gudang uang ayah pergi, sudah cukup selama ini sikapmu kurang baik, jangan sampai anakmu juga seperti itu." ujar ayah dari Maverick, ia bisa menerima semuanya tapi jika sampai mangsanya kabur karena hal ini maka anaknya itu harus membayar semuanya.

"Sayang, lepasin kakaknya nanti kita cari orang lain yang bisa main sama kamu hm? Nanti kita cari yang banyak-banyak," ujar Maverick heran, ini pertama kalinya anaknya itu melakukan ini semua karena sebelumnya jika ayahnya membawa seseorang datang ke sini maka balita itu akan terlihat biasa saja tapi sekarang? Sungguh di luar pikirannya sama sekali, apa yang membuat anaknya ini bisa melakukan ini semua?

"No! Gian mau tata na daddy! No olang lain! No!" ujar Gyan dengan kedua mata bulat miliknya yang terlihat serius sekarang, ia ingin bicara dengan kakak baik yang sudah membantunya tadi dan melepaskan kakak itu dari kakeknya yang jahat itu!

Maverick menatap ke arah lain beberapa saat untuk menahan rasa kesal miliknya, jika sifat keras kepala ini keluar maka semua usaha akan sia-sia saja selain menuruti apa yang balita itu inginkan, ia ingin marah tapi ini semua sama seperti sifat aslinya juga.

"Berapa harganya?" ujar Maverick pada akhirnya, kebahagiaan anaknya jauh lebih penting dari hal apapun itu di dunia ini.

"Kau ingin membeli pemuda ini? Dia bisa menghasilkan begitu banyak uang dari yang akan kau bayarkan, jadi ayah tak tertarik."

"Bagaimana jika saat pertama kali bekerja pemuda ini mati? Bukankah itu akan sia-sia saja? Uangmu akan hangus tanpa kembalian apapun jadi pikirkan ulang," ujar Maverick dengan senyuman miring miliknya, apapun yang dirinya atau anaknya inginkan harus di dapatkan tanpa pengecualian apapun itu.

Pria itu terdiam, ucapan anaknya itu biasanya tak main-main, bagaimana jika itu semua memang menjadi kenyataan? Ia akan kehilangan uang 5 m jika itu semua terjadi.

"Ayah membelinya 5 M, jika kau mau ambilan dengan harga yang lebih dari itu, jika kau tak sanggup maka bermimpilah." ujar pria itu pada akhirnya, terlalu beresiko apa yang anaknya itu katakan, jadi lebih baik mengatakan ini semua.

Tatapan Maverick mengarah pada pemuda yang sejak tadi mereka bicarakan seperti barang jualan, tubuh itu sedikit berisi dan memang lumayan manis, mungkin jika sekarang anaknya itu hanya membutuhkan pemuda itu beberapa saat saja maka akan ia pekerjakan saja nantinya namun jika memang Gyan ingin pemuda itu berada di sini maka biarkan itu semua, anaknya itu jarang sekali meminta sesuatu, persetan dengan pilihan pemuda itu.

"7 M? Jika kau tak ingin maka tak masalah." ujar Maverick, harga ini mungkin cukup melihat bagaimana tubuh pemuda itu, bekerja seumur hiduppun tak akan mungkin bisa membayar semuanya.

"Ambil lah."

Tubuh kecil itu di dorong begitu saja tanpa perasaan apapun sebelum ayah dari Maverick itu beranjak dari sana dengan para pengawalnya.

Bersambung...

Votmen_

Paman Duda {BXB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang