Kalvin hanya diam duduk di dalam mobil yang sekarang tengah membawanya entah kemana, ia merasa hidupnya tak ada artinya sama sekali saat pilihannya bahkan harus di tentukan oleh kedua orang tuanya, bahkan untuk bicara sama ia tak bisa, hidupnya begitu sengsara selama ini dan sekarang akhirnya akan seperti ini juga. Ia tak tahu bagaimana nantinya, hanya satu yang ada di dalam pikirannya sekarang, pasti hidupnya akan jauh lebih menderita lagi sekarang ini.
Bagaikan seekor hewan di beri tali, ia hanya bisa pasrah saat dirinya di tarik jatuh ke dalam jurang saat ini, hidupnya akan semakin menderita ia sudah tahu itu.
"Kenapa kau hanya diam saja? Di mana keberanianmu tadi? Kau pasti masih merasa syok melihat apa yang orang tuamu lakukan tadi bukan? Nyatanya anak mereka saja bisa mereka jual hanya untuk melunasi hutang mereka. Pertunjukan yang luar biasa sekali tadi, andai saya bisa melakukan itu juga pada anak saya pasti akan jauh lebih mudah semuanya tapi sayangnya dia begitu keras." ujar pria itu dengan menatap ke arah samping di mana pemuda manis yang ia inginkan tadi berada, pemuda itu hanya diam saja tanpa bicara, padahal tadi dia paling banyak bicara.
"Ini udah sering terjadi, aku nggak kaget sebenernya hanya merasa bingung aja. Kenapa kamu pengen mengambilku? Orang tuaku aja nggak pernah mau aku ada di dunia ini tapi kamu malah mau mengambilku, kamu sehatkan?" ujar Kalvin, ia mulai merasa heran kenapa pria ini mau mengambilnya sedangkan orang tuanya sendiri tak ingin menerimanya tapi mereka? Ini sungguh di luar pemikirannya sama sekali.
"Jadi sejak tadi kau masih belum paham apa niat saya ingin membawamu pergi dari tempat itu? Saya bukan orang baik yang akan membebaskan kamu dari tempat itu, justru ini awal mula dari kehancuranmu jadi bersiaplah. Kau akan menjadi budak nantinya, mereka tak tahu atau memang bodoh. Hutang mereka hanya 5 m dan saya bisa memperkerjakan kamu sampai bisa mendapatkan uang yang lebih dari itu. Pemuda polos dan juga manis sepertimu ini mungkin saja akan di beri harga 50 juta permalam? Saya sudah pernah membawa satu pemuda sepertimu juga beberapa tahun yang lalu dan itu menghasilkan banyak keuntungan, saya mempunyai firasat jika kau juga akan membawa begitu banyak uang untuk saya." ujar pria itu, ia memang sangat menyukai pemuda manis, tapi dari pada memakai mereka ia lebih memilih memperkerjakan pemuda itu sehingga bisa menghasilkan uang yang berlibat ganda untuknya, dirinya bisa menyewa jalang jika memang di butuhkan.
"Kalau begitu kamu pekerjakan aku di sana selama mungkin, tapi setelah uang 5 m itu terlunasi tolong lepaskan aku. Aku nggak mau bekerja pada pria sepertimu," ujar Kalvin, ia termasuk pemuda yang cukup judes aslinya tapi terhalang tampang polos saja selama ini, jadi jika sampai dirinya tak menyukai seseorang maka akan langsung dirinya katakan tanpa basa-basi sedikitpun.
Plak!
"Semakin di diamkan ternyata mulutmu ini beracun juga ya? Tunggu kita sampai di tempat itu agar kau tahu, bahkan di sana bicara sedikit saja kau tak akan bisa nantinya." ujar pria itu setelah memberi satu tamparan pada wajah manis itu, ia tak akan segan-segan melakukan kekerasan jika sampai orang yang ada di dalam kendalinya memberontak, ia akan terus menekan orang itu agar mau menjadi anak baik dan bekerja untuknya.
Kalvin terdiam saat mendapatkan tamparan itu, ingin sekali membalas tapi sepertinya itu hanya akan sia-sia saja melihat begitu banyak anak buah dari pria ini, lebih baik ia hanya diam saja tanpa bicara sampai kapanpun itu sesuai permintaan pria itu, lagi pula bicara butuh tenaga bukan? Sedangkan saat ini ia tak ada tenaga sama sekali.
"Tuan, ada pesan dari Tuan Maverick, dia meminta Anda untuk datang ke Mansion hari ini juga karena ingin membicarakan hal yang sangat penting," sela pengawal yang ada, membuat pria itu mengangkat satu alisnya, ini sangat jarang sekali sebab Maverick Abian atau sering kali di sebut orang Mave itu sangat susah untuk di temui bahkan untuknya sendiri sebagai orang tua dari pria itu.
"Apa yang anak sok dewasa itu inginkan sebenarnya? Setelah bersikap seakan-akan tak membutuhkan ayahnya lagi sekarang dia meminta saya untuk datang ke sana? Bukannya seharusnya seorang anak yang datang menemui ayahnya bukan sebaliknya? Sering kali saya mau merasa heran melihat bagaimana tingkahnya itu datang tapi saat sadar itu hasil dari didikan saya sendiri, saya menahan itu semua. Nyatanya kami sama, kalau begitu bawa saya ke sana, saya merasa penasaran apa yang sekarang ingin dia katakan. Setelah pulang dari sana barulah kita datang ke tempat yang sudah saya katakan tadi." ujar pria itu dengan kekehan miliknya sendiri, ia merasa bangga sebenarnya tapi ada rasa heran juga di dalam hatinya.
Keadaan hanya hening karena tak ada yang berani angkat bicara, bahkan Kalvin yang sejak tadi bicara hanya diam saja juga, menatap ke arah tangannya yang tengah di ikat, pria bodoh ini malah mengikat tangannya bukan kaki, jika mau ia bisa kabur tapi sepertinya itu pilihan yang sangat beresiko untuknya, bisa mati ditempat.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di dalam halaman sebuah rumah mewah, membuat Kalvin yang sejak tadi merasa kagum hanya bisa bergumam dalam hati tentang bagaimana megahnya rumah ini, seperti istana yang ada di dalam sebuah dongeng anak-anak, ia tak pernah tahu jika ada rumah seperti ini di dunia, atau memang dirinya yang kurang update tentang perubahaan yang ada di dunia ini?
"Akh!"
Demi apapun Kalvin terkejut bukan main saat merasakan tangannya di tarik begitu saja dengan kasarnya, andai ini bukan di area orang lain mungkin ia sudah membalas, selama ini ia tak pernah di ajari untuk menjadi orang bodoh dengan diam saat di perlakukan kurang mengenakan dari orang lain.
"Ikut masuk dan diam saja tanpa bicara apapun itu kalau kamu tak ingin mulutmu sobek." ujar pengawal itu dengan menarik lengan Kalvin sangat kasar, membuat pemuda itu begitu kesusahan mengimbangi langkah lebar milik pria berbadan besar itu, sudah bibirnya sobek, sekarang kakinya akan terkilir sebentar lagi akibat berjalan cepat padahal kakinya tak secepat itu, bahkan ia sama sekali tak fokus jika mereka sudah ada di dalam Mansion.
Bugh!
"Akh!"
Apa yang Kalvin duga memang terjadi, ia terjatuh dan kakinya terkilir saat ini, rasanya begitu menyakitkan demi apapun itu!
"Heh! Nda boyeh ditu!"
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Paman Duda {BXB}
RomanceTumbuh menjadi anak yang tak di inginkan kedua orang tuanya membuat Kalvin Vendra harus menerima semua hal yang orang tua lakukan, termasuk menikah dengan seorang duda yang memiliki dua anak, pria yang memiliki sifat yang sangat dingin bahkan tanpa...