Apa yang terjadi setelah Ayana dan Alfi tahu jika mereka saling menyukai? Mereka memilih untuk menjauh. Berkomunikasi hanya untuk hal-hal penting saja. Selain itu, jangankan untuk berbicara, bertatapan saja tidak. Mereka sama-sama menghindar karena pada sejatinya mereka merasa sekarang bukanlah waktu yang tepat. Apa yang mereka inginkan? Tentu saja kalau sama-sama sudah siap adalah sebuah pernikahan. Tapi sekarang keadaan mereka tidak bisa untuk menikah. Ayana dan Alfi masih menjadi seorang mahasiswa. Lebih baik fokus dengan pendidikan lebih dulu.
Meskipun begitu, ada kalanya Ayana dan Alfi tidak sengaja bertemu di lingkungan kampus. Mereka sama-sama salah tingkah. Bahkan Alfi pernah tidak sengaja terpeleset di depan Ayana. Tentu saja kejadian yang memalukan sekali. Tapi Ayana sangat mengkhawatirkan Alfi.
Beberapa orang mengetahui bahwa Ayana dan Alfi saling menyukai. Tapi mereka juga sama-sama heran, kenapa Alfi dan Ayana semakin menjauh? Tapi mereka tidak ingin ikut campur.
Hal seperti ini terjadi sampai Alfi lulus dari kampus. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Ayana masih berada di semester tujuh tapi Alfi sudah lulus dan akan wisuda sebentar lagi. Ayana membuat beberapa buket bunga untuk senior-seniornya yang wisuda termasuk untuk Alfi. Tentu saja buket bunga untuk Alfi terlihat lebih besar dan sedikit lebih bagus. Mungkin karena Ayana memang punya niat untuk memberikan kepada Alfi.
Apa setelah Alfi wisuda mereka akan bertemu? Entahlah, Ayana tidak berharap banyak. Mungkin perasaan kagumnya hanya sampai disini saja. Alfi akan memasuki kehidupan yang sibuk dengan pekerjaan. Dia akan semakin dewasa, pikirannya juga semakin dewasa. Ayana jelas tertinggal dibanding dengan sosok perempuan yang akan ditemui oleh Alfi nanti.
"Jangan nangis dong," ujar Yola sambil menyenggol bahu Ayana.
"Siapa yang nangis?"
Yola tertawa kecil. "Kalau jodoh nggak kemana."
Ayana percaya hal itu. Tapi apa dia dan Alfi berjodoh? Entahlah, orang yang sama-sama suka juga bisa tidak berjodoh. Tapi mau bagaimana lagi?
"Ini pasti buket buat Kak Alfi?" tebak Yola.
Ayana tersenyum malu. Kemudian ia mengangguk.
"Bagus banget. Effort kamu nggak main-main sih." Yola memberikan dua jempol kepada sang teman. Padahal buket bunga bisa dibeli agar tidak ribet, tapi Ayana memilih untuk membuatnya sendiri.
"Lebih murah kalau buat sendiri." Ayana mencari-cari alasan.
"Iya deh."
Hari wisuda datang juga. Banyak junior yang juga datang untuk memberi selamat kepada senior yang sudah lulus lebih dulu. Yola juga membawa beberapa buket bunga untuk diberikan kepada senior-senior mereka.
Ayana bingung, bagaimana cara ia memberikan buket bunga kepada Alfi? Langsung diberikan saja? Atau harus ada yang Ayana ucapkan lebih dulu. Dia sangat-sangat bingung.
Ayana lebih dulu melihat Verno. Dia mendekat dan langsung memberikan buket serta ucapan selamat wisuda. Verno mengucapkan terima kasih. Ditangan Verno sudah banyak buket bunga. Jelas saja karena selama ini dia menjadi salah satu senior yang sangat baik.
"Lagi nyari Kak Alfi ya?" Verno juga sama pekanya dengan Yola. Jadi melihat bagaimana gelagat Ayana, dia bisa menebaknya dengan mudah.
"Iya, Kak." Ayana menjawab dengan malu-malu.
"Sebentar lagi keluar. Kak Alfi lagi bicara sama dosen dulu."
Ayana mengangguk. Sembari menunggu Alfi keluar, Ayana memberikan buket bunga kepada senior yang lain. Akhirnya tinggal satu buket yang tersisa.
Dari jauh Ayana bisa melihat Alfi bersama seorang perempuan dan pria paruh baya. Alfi tampak dekat dengan perempuan itu. Ayana jadi tidak ingin menghampirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/269907504-288-k680965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Coincidence
RomantikPerusahaan tempat Ayana bekerja kedatangan kepala divisi TI (Teknologi Informasi) yang baru. Hal yang mengejutkan adalah kepala divisi yang baru merupakan laki-laki yang pernah membuat Ayana jatuh hati saat berada bangku kuliah. Ayana kira takdir b...