040 :: Rumah

52 9 1
                                    

"Aku ingin kau menetap,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin kau menetap,

seperti pulangnya tuan kepada rumah.

Yang mendamba kepada dekap."

Sore itu, seluruh kota yang memiliki sejuta kehangatan harus rela diselimuti mendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu, seluruh kota yang memiliki sejuta kehangatan harus rela diselimuti mendung. Hawa dingin menyeruak di setiap sudut jalanan. Menciptakan suasana senyap dan resah yang menyatu dalam benak. Meskipun begitu, Jogja masih memiliki rasa istimewanya tersendiri.

Januar mengamati pigura kecil di meja sebelah ranjang kamarnya. Dipindainya wajah kecil sang adik dengan dirinya yang saling berpelukan manis. Mereka baru berpisah beberapa minggu, namun meskipun Sekar kerap mengiriminya pesan, Januar tetap merindukannya setiap hari. Rasa kehilangan itu tak kunjung pudar, seolah-olah setiap detik menjauh dari adiknya semakin memperdalam sepi yang dirasakannya. Namun, pigura itu menjadi penghubung rasa yang tak terlihat, mengingatkan Januar pada momen-momen bahagia yang pernah mereka bagikan. Di tengah kesibukan dan jarak yang memisahkan mereka, Januar menyadari bahwa ikatan mereka tak tergoyahkan oleh waktu dan ruang. Ia menarik napas dalam, menyimpan rasa rindu itu di dalam hati, sementara harapannya untuk bertemu kembali dengan Sekar semakin besar.

Belasan tahun sudah berlalu. Sekar tumbuh menjadi gadis yang manis. Meski waktu kian menggerus masa, namun kasih sayang yang Januar miliki untuk sang adik tidak pernah hilang sedikit pun. Sebagai seorang kakak, ia ingin mengikuti ke mana pun kaki kecil Sekar melangkah—menjaganya. Menuju kebebasan, hal yang paling diharapkan Sekar di antara ikatan keluarga yang begitu erat ini.

Beberapa bulan lalu, saat mengetahui adiknya mengalami kecelakaan, Januar tak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Setiap hari ia membayangkan hal-hal buruk yang bisa saja menimpa adiknya. Tapi, di antara kemalangan itu, Sekar tampak lebih bahagia dengan kehadiran orang-orang baru di sekitarnya. Ada Bagas, Kamal, serta banyak orang yang berdiri tepat di samping Sekar. Mereka menghibur sang adik kemudian menerbitkan senyuman paling indah di wajahnya.

Januar selalu bersyukur mengetahui bahwa adik kecilnya selama ini selalu dikelilingi banyak orang baik. Itu pasti balasan dari Tuhan karena kebaikan Sekar pada dunia ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang