Upaya 8

87 5 0
                                    

Perubahan yang dilakukan oleh Ratu Meylin mulai terlihat nyata di seluruh kerajaan. 

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Meylin bukan hanya memperbaiki citra di mata masyarakat, melainkan juga di lingkaran bangsawan, terutama dalam hubungannya dengan Raja Damian. 

Meskipun sudah memberi kebebasan kepada Meylin untuk menangani urusan dalam negeri, 

Damian masih bersikap dingin. Setiap pertemuan mereka selalu penuh formalitas dan rasa canggung, seperti dua orang asing yang dipaksa tinggal bersama.

Hari itu, Meylin mengundang para bangsawan wanita kembali ke istana untuk menghadiri perjamuan teh kedua. Kali ini, selain menjalin hubungan yang lebih erat dengan mereka, Meylin juga ingin mengetahui bagaimana reaksi para bangsawan terhadap kebijakan yang ia jalankan.

"Yang Mulia Ratu benar-benar luar biasa," ujar Lady Helene, salah satu bangsawan muda yang mulai menjadi penggemar setia Meylin. "Sekolah di wilayah kami sudah selesai dibangun, dan anak-anak kami sangat bersemangat untuk belajar."

Lady Rosamund, yang dulu menjadi salah satu kritikus keras Meylin, kini juga tampak lebih lunak. 

"Aku harus akui, aku sempat ragu, tetapi melihat hasilnya langsung, kebijakan Yang Mulia benar-benar mengubah banyak hal. Terutama di bidang kesehatan, kami memiliki fasilitas yang jauh lebih baik sekarang."

Meylin tersenyum tipis. Meskipun belum sepenuhnya mendapatkan dukungan penuh, setidaknya beberapa bangsawan wanita mulai mengakui usahanya. 

"Aku hanya ingin memastikan bahwa kita semua dapat merasakan manfaatnya, baik dari kalangan bangsawan maupun rakyat biasa. Kerajaan ini milik kita semua, dan aku yakin kita bisa membuatnya lebih baik."

Lady Viola, bangsawan yang lebih tua dan sering bertindak sebagai penasihat informal di kalangan bangsawan wanita, menyesap tehnya sebelum berbicara. 

"Namun, Yang Mulia, tidak semua bangsawan menyukai perubahan ini. Beberapa dari kami masih merasa cemas bahwa fokus Yang Mulia lebih banyak kepada rakyat biasa. Mereka khawatir bahwa dengan perhatian berlebih kepada mereka, kepentingan bangsawan akan terabaikan."

Meylin tahu bahwa hal ini akan muncul, dan ia sudah mempersiapkan jawabannya. 

"Aku mengerti kekhawatiran itu, Lady Viola. Namun, izinkan aku menjelaskan. Kesejahteraan rakyat tidak bisa dipisahkan dari kesejahteraan kerajaan. Bangsawan adalah penopang utama kerajaan, dan rakyat adalah fondasinya. Jika fondasinya kuat, kita semua akan mendapatkan manfaatnya. Selain itu, para bangsawan tidak dikesampingkan. Aku ingin mereka turut serta dalam proses ini, memberikan kontribusi yang lebih nyata kepada wilayah mereka."

Lady Rosamund menambahkan, "Itu benar, Viola. Dengan mendukung kebijakan Yang Mulia, kita sebenarnya juga memperkuat kekuasaan kita di wilayah masing-masing. Semakin kuat wilayah kita, semakin besar pengaruh kita di kerajaan."

Lady Viola mengangguk setuju, tetapi ada satu topik yang belum disebutkan, sesuatu yang para bangsawan wanita ini pasti sedang pikirkan. 

"Namun, Yang Mulia, ada satu hal lagi yang menjadi pembicaraan di kalangan kami."

Meylin meneguk tehnya, menyiapkan diri untuk topik yang lebih pribadi. 

"Silakan, Lady Viola. Aku ingin mendengar semuanya."

Viola menarik napas panjang sebelum melanjutkan. 

"Hubungan Yang Mulia dengan Raja Damian. Kami semua tahu bahwa perubahan yang Anda lakukan di kerajaan sangat signifikan, tetapi... sebagian besar dari kami juga bertanya-tanya kapan Yang Mulia akan benar-benar mendapat dukungan penuh dari Raja."

Suasana dalam ruangan menjadi tegang. Semua wanita menunggu reaksi Meylin. 

Ini adalah pertanyaan yang sudah lama dihindari, tetapi tidak bisa diabaikan lagi. Meylin mengerti betul bahwa kekuatan seorang ratu juga bergantung pada hubungannya dengan raja. Dukungan Damian yang lebih besar akan memuluskan jalannya.

Meylin tersenyum, berusaha menyembunyikan kecanggungannya. 

"Aku dan Raja Damian masih dalam proses memahami satu sama lain. Namun, aku percaya bahwa seiring waktu, dia akan melihat bahwa perubahan ini adalah untuk kebaikan kita semua. Peran kami mungkin berbeda, tetapi tujuannya tetap sama, yaitu memastikan kerajaan ini makmur dan kuat."

Lady Helena, yang lebih muda dan polos, berkata dengan antusias, "Tentu saja! Siapa yang tidak akan mendukung Yang Mulia setelah melihat semua perubahan baik ini?"

Namun, Viola yang lebih bijaksana hanya menatap Meylin dengan tatapan lembut tetapi tegas. 

"Yang Mulia, kami semua berharap yang terbaik untuk Anda. Kerajaan ini sangat membutuhkan kekompakan di antara penguasa tertingginya. Jika Yang Mulia bisa lebih dekat dengan Raja, aku yakin semua orang akan lebih mudah menerima perubahan yang Anda bawa."

Setelah pertemuan itu selesai, Meylin merenung di kamarnya.

 Hubungannya dengan Damian memang menjadi tantangan terbesar. Sejauh mana pun dia berusaha mengubah kerajaan, jika Damian tetap dingin dan jauh, selalu ada tembok besar yang menghalangi.


Malam itu, saat makan malam bersama Damian, Meylin memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih berani. Biasanya, mereka makan dalam keheningan, tetapi kali ini, Meylin ingin mengubah itu.

"Damian," panggil Meylin pelan namun tegas.

Raja Damian yang sedang memotong daging di piringnya menoleh dengan alis sedikit terangkat. "Ada apa?"

Meylin menarik napas dalam-dalam. 

"Aku ingin membicarakan tentang perubahan yang sedang aku lakukan di kerajaan."

Damian menatapnya tajam, tetapi kali ini ia tidak menyela. 

Meylin melanjutkan, "Aku tahu kau telah memberiku keleluasaan dalam mengelola urusan dalam negeri, tetapi aku ingin kau tahu bahwa aku melakukan semua ini bukan hanya untuk rakyat atau bangsawan, tapi juga untukmu. Untuk memastikan bahwa kerajaan yang kau pimpin akan terus kuat dan makmur."

Damian meletakkan pisau dan garpunya, menatap Meylin lebih serius. 

"Lalu apa yang kau inginkan dariku?"

"Aku ingin lebih dari sekadar keleluasaan," jawab Meylin jujur. "Aku ingin kau mendukungku, tidak hanya sebagai raja, tapi juga sebagai suami. Kerajaan ini akan lebih kuat jika kita bisa bekerja bersama."

Damian mengamati Meylin dalam diam sejenak, sebelum berkata pelan, "Kau telah melakukan banyak hal baik, Meylin. Tapi aku perlu waktu untuk mempercayaimu. Hubungan kita... tidak dimulai dengan baik."

Meylin mengangguk, menyadari hal itu. 

"Aku tahu, Damian. Tapi aku yakin kita bisa membangun sesuatu yang lebih baik dari sekarang."

Damian tidak menjawab, tetapi untuk pertama kalinya sejak pernikahan mereka, Meylin melihat secercah keraguan di matanya, seolah-olah tembok dingin yang selama ini memisahkan mereka mulai retak, meski hanya sedikit.

Perlahan-lahan, harapan mulai tumbuh dalam hati Meylin. 

Ia tahu bahwa ini baru langkah kecil, tetapi itu cukup. Dengan dukungan Damian yang mungkin datang suatu hari nanti, ia yakin perubahan yang ia mulai akan benar-benar mengakar di kerajaan—dan di hati suaminya.

Fate of the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang