Upaya 20

29 1 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, keputusan Damian mulai membuahkan hasil. Meskipun ada beberapa bisikan di antara para bangsawan mengenai pengusiran Lord Balthor, banyak yang juga merasa terinspirasi oleh ketegasan Meylin dan Damian. Mereka mulai memahami bahwa kepemimpinan Meylin adalah tentang keadilan dan kesetaraan.

Meylin terus berusaha mendengarkan aspirasi rakyat dan mendukung perubahan yang telah direncanakannya. Dia merasa ada peningkatan kepercayaan dari para rakyat dan bangsawan yang bersedia membantu dalam proyek-proyek baru.

Suatu malam, saat Meylin dan Damian berdiskusi di perpustakaan, Meylin berkata, "Aku merasa ada perubahan yang positif. Banyak orang mulai berani bersuara dan menyuarakan kebutuhan mereka."

Damian tersenyum. "Itu adalah hasil dari kepemimpinanmu, Meylin. Ketika orang-orang melihat bahwa kau mendengarkan dan beraksi, mereka merasa terlibat."

Meylin mengangguk, "Tetapi kita masih memiliki banyak tantangan. Kita harus tetap waspada terhadap ancaman dari luar, dan mungkin dari dalam juga."

"Jangan khawatir, kita akan melawan setiap ancaman yang datang," jawab Damian. "Bersama-sama, kita bisa membangun kerajaan ini menjadi lebih kuat."

Meylin merasa tenang dengan dukungan Damian di sisinya. Dia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi bersama, mereka bisa mengatasi setiap rintangan yang ada. Dengan semangat baru, Meylin bersiap untuk langkah berikutnya dalam membangun kerajaannya.

Ketika suasana di istana mulai stabil, kabar mengejutkan datang dari gereja. Seorang saintess yang terkenal dengan kebaikan dan pengabdiannya kepada rakyat, Saintess Liora, dituduh melakukan penyimpangan dan dikhianati oleh gereja. Berita ini segera menyebar di kalangan bangsawan dan rakyat.

Meylin mendengar kabar ini saat sedang berada di ruang kerja istana. Dia merasa hatinya bergetar mendengar berita itu. "Bagaimana mungkin gereja bisa melakukan hal seperti ini? Saintess Liora adalah lambang harapan bagi banyak orang," ucapnya kepada Damian, yang sedang menelaah dokumen.

Damian menatapnya dengan serius. "Kita tidak bisa langsung percaya pada berita ini. Harus ada penyelidikan yang mendalam sebelum kita mengambil sikap."

Namun, Meylin sudah merasa tergerak untuk bertindak. "Aku ingin menemui Saintess Liora. Jika dia tidak bersalah, aku harus mendukungnya."

Setelah berkoordinasi dengan pengawal, Meylin pergi ke gereja, tempat di mana Liora ditahan. Saat sampai di sana, dia melihat banyak orang berkumpul, beberapa menangis, sementara yang lain terlihat marah. Rasa ingin tahunya membuat Meylin segera melangkah maju.

Di dalam gereja, Liora duduk di sebuah ruangan kecil, wajahnya terlihat lelah. Ketika Meylin masuk, sorotan matanya langsung mengarah padanya. "Ratu Meylin," ucapnya pelan, seolah tidak percaya bahwa ratu datang menjenguknya.

"Mengapa ini terjadi, Liora?" tanya Meylin dengan lembut. "Aku tahu kau tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan rakyat."

Liora menggeleng, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu, Ratu. Aku hanya melakukan tugasku, membantu orang-orang yang membutuhkan. Tiba-tiba, mereka menuduhku berkhianat pada gereja dan mencoba merusak nama baiknya."

"Siapa yang mengada-ada ini?" Meylin bertanya, marah. "Aku akan memastikan bahwa kebenaran terungkap."

"Saya tidak tahu, tetapi mereka tampaknya dipengaruhi oleh beberapa bangsawan yang merasa terancam oleh pengaruhku," kata Liora. "Aku khawatir jika mereka berhasil menjatuhkanku, banyak orang yang mengandalkan aku akan kehilangan harapan."

Meylin menggerakkan kepala, bertekad. "Kau tidak sendirian, Liora. Aku akan melindungimu. Kita harus mencari tahu siapa yang berada di balik semua ini."

Fate of the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang