Upaya 13

55 5 0
                                    

Beberapa minggu setelah festival yang meriah, kehidupan di istana tampak tenang. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Sebuah rumor mulai beredar di kalangan para bangsawan dan pelayan istana, merembes seperti api yang menyala di tumpukan jerami.

Meylin sedang berada di taman istana ketika ia mendengar dua pelayan berbicara di belakangnya.

"Katanya Raja Damian dekat dengan seorang wanita bernama Delfina."

Meylin menahan napas, mencoba menyimak lebih baik. 

"Delfina? Aku belum pernah mendengar namanya sebelumnya."

"Saya dengar dia sangat cantik dan pandai. Banyak yang mengatakan bahwa mereka sering terlihat bersama," lanjut pelayan lainnya.

Meylin merasa hatinya berdenyut. Cemburu melanda dirinya. Ia tahu bahwa Damian adalah raja yang terhormat dan akan berusaha menjaga hubungan baik dengan keluarganya, tetapi mendengar rumor seperti itu membuatnya merasa tidak nyaman.

Sehari kemudian, saat sarapan di ruang makan, Meylin menemukan Damian sedang berbincang dengan seorang wanita muda dengan rambut pirang panjang yang dikenali sebagai Delfina. Mereka terlihat akrab, dan tawa mereka menghiasi suasana pagi.

Meylin mencoba tersenyum, tetapi rasa cemburu menggelayuti hatinya. 

"Selamat pagi, Yang Mulia, Delfina," sapanya, berusaha menahan nada suaranya agar tetap tenang.

Delfina memalingkan wajahnya dan tersenyum. 

"Selamat pagi, Ratu Meylin. Damian baru saja menceritakan tentang festival yang luar biasa."

Damian tersenyum lebar. 

"Delfina memang datang untuk mengunjungi kita setelah mendengar kabar tentang perayaan itu."

Meylin merasa sedikit lebih lega, tetapi rumor masih mengganggu pikirannya. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan ketidaknyamanannya di depan mereka. 

"Aku senang kalian saling mengenal. Mungkin kita bisa berbincang lebih banyak tentang hal-hal menarik di antara keluarga."

Saat percakapan berlangsung, Meylin merasakan sesuatu yang tidak nyaman. Sebuah keraguan menggelayuti pikirannya. Kenapa Damian begitu akrab dengan Delfina? Apakah ada yang lebih dari sekadar keluarga?

Beberapa hari kemudian, saat Meylin sedang berlatih di taman, Galen, pasangan Delfina, akhirnya tiba di istana. Namun, kedatangannya telat dan suasana terlihat canggung. 

Meylin tidak bisa menahan rasa cemburu yang semakin membesar saat melihat bagaimana Delfina tampak gembira saat menyambut Galen.

Galen adalah seorang pemuda yang tampan dengan sikap percaya diri. "Maafkan aku, Delfina. Perjalananku lebih lama dari yang kuperkirakan," katanya, memeluk sepupunya dengan erat.

Meylin merasa seolah ada jarum menusuk hatinya. Kenapa ia merasa terpinggirkan? Bukankah ia adalah Ratu? Namun, ketidakpastian itu semakin membakar api kecemburuannya.

"Damian, mungkin kita harus mengadakan perjamuan untuk merayakan kedatangan Galen," kata Delfina dengan ceria. "Aku ingin memperkenalkannya kepada semua orang."

Meylin berusaha tersenyum, tetapi rasa sakit di dalam hatinya semakin mendalam. 

"Tentu saja. Itu ide yang bagus," jawabnya datar.

Ketika perjamuan diadakan, Meylin merasa terasing. Ia duduk di samping Damian, tetapi pikirannya melayang pada interaksi antara Damian dan Delfina. 

Galen tampaknya sangat menyukai perhatian Delfina, dan ini membuat Meylin merasa seperti orang ketiga dalam hubungan yang seharusnya harmonis.

Fate of the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang