Upaya 1

274 16 0
                                    

"Gila, ini sih momen paling dramatis yang pernah aku lihat!" seru Mira, sahabatku, sambil merekam video dengan ponselnya. Kami berdiri di tepi kolam renang, dan aku, Dira, berdiri di atas tepi dengan berani.

"Dira, jangan! Kamu bisa jatuh!" teriak Mira, matanya membulat.

Tapi aku sudah terlanjur bertekad. "Aku harus mencoba! Kita butuh konten viral, kan?"

Dengan semangat yang menggebu, aku melompat. Rasanya seperti terbang, sebelum semuanya menjadi gelap.


***


Ketika aku membuka mata, aroma bunga melati mengisi udara. Dengan bingung, aku mencoba mengingat apa yang terjadi. Nyeri yang menjalar di kepalanya membuatnya mengerang pelan. 

"Mira?" aku berteriak, tetapi suaraku terasa berbeda—lebih tegas dan berat. Aku bangkit dan menyadari aku sedang berada di ruangan yang megah, dikelilingi tirai emas dan lampu-lampu kristal.

Langit-langit di atasnya terlihat megah, dipenuhi ukiran emas yang berkilauan di bawah cahaya lilin.

"Apa... di mana aku?" gumamnya, kebingungan.

"Di mana ini?" gumamku, sambil menatap cermin besar di depanku. Apa? Ini aku? Riasan wajahku sempurna, gaun berwarna ungu muda melengkung indah di tubuhku. Namun, saat aku melihat lebih dekat, aku terkejut. Di belakangku ada lambang kerajaan yang megah.

Dia segera duduk, mencoba memahami situasi di sekelilingnya. Pemandangan mewah dan megah itu terlalu asing. Bantal sutra, tirai berat, karpet tebal di bawah kakinya—ini bukan kamarnya.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dan seorang pelayan wanita dengan wajah gugup melangkah masuk. 

"Yang Mulia, Anda sudah bangun. Raja sedang menunggu di ruang makan."

"Yang Mulia? Raja?" Meylin menatap pelayan itu dengan mata melebar. 

"Tunggu, siapa aku?"

Pelayan itu tampak bingung sejenak, namun buru-buru menunduk lagi. 

"Anda adalah Ratu Meylin, Yang Mulia."

Jantung Meylin berdegup kencang. Nama itu... Meylin. Dia mengenali nama itu dari suatu tempat. Lalu semua ingatan mulai menyerbu masuk. Ini tidak mungkin. Nama itu, ratu yang ditakuti, dibenci oleh semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri—Ratu Meylin dari Kerajaan Veloria. Itu adalah tokoh dari novel yang dia baca seminggu lalu!

"Aku... terperangkap dalam novel?" bisiknya. Matanya berkeliaran di sekitar ruangan, mencari tanda-tanda bahwa ini semua hanya mimpi buruk. Tapi tidak. Ini terlalu nyata.

"Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?" tanya pelayan itu, tampak semakin gugup.

"Ya... aku baik-baik saja," Meylin mencoba menenangkan diri. 

"Kau bilang Raja sedang menunggu? Baiklah, aku akan ke sana."

Pelayan itu mengangguk, lalu memanggil beberapa pelayan lain untuk membantunya berdandan. Saat mereka sibuk, Meylin berusaha keras untuk mengingat alur cerita dari novel itu. Ratu Meylin adalah sosok yang dibenci oleh rakyat dan dikhianati oleh bangsawan. Suaminya, Raja Damian, sangat dingin dan tidak pernah benar-benar mencintainya. Dia menikahinya hanya untuk kepentingan politik.

Namun, dengan pengetahuan tentang masa depan, Meylin tahu apa yang akan terjadi. Dia tahu siapa pengkhianatnya, siapa yang berpotensi menjadi sekutu, dan bagaimana akhir dari kerajaan ini. Aku bisa mengubah takdirku. Aku harus mengubah citraku dan mendapatkan hati Raja Damian, pikirnya.

Fate of the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang