Upaya 21

27 0 0
                                    

Setelah pertemuan dengan Uskup Orlan, Meylin kembali ke istana dengan tekad yang membara. Dia tahu bahwa tidak hanya reputasi Liora yang dipertaruhkan, tetapi juga masa depan gereja dan kedamaian di kerajaannya. 

Meylin bertekad untuk memperjuangkan keadilan dan mengungkap kebenaran di balik tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar itu.

Malam itu, saat semua orang terlelap, Meylin mengumpulkan para penasihat terdekatnya di ruang kerja. 

"Kita perlu merumuskan rencana. Aku ingin menyelidiki lebih dalam tentang siapa yang bisa jadi dalang di balik semua ini," katanya, suaranya penuh semangat.

Lord Ashwin mengangguk. 

"Aku memiliki beberapa informasi mengenai para bangsawan yang tampaknya terlibat. Mereka mungkin punya motif untuk menjatuhkan saintess."

"Siapa saja mereka?" tanya Damian, menajamkan perhatian.

Ashwin melanjutkan, "Salah satu yang terlibat adalah Lord Renard, seorang bangsawan yang dulunya bersaing dengan Liora dalam hal pengaruh. Dia juga memiliki hubungan dekat dengan Uskup Orlan."

Meylin mencatat nama tersebut. "Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang hubungan mereka. Jika kita bisa menunjukkan bahwa mereka berkolusi, kita bisa membalikkan keadaan."

Keesokan harinya, Meylin memutuskan untuk menyamar dan menyelidiki secara langsung. Dengan bantuan Damian, mereka merancang rencana untuk masuk ke salah satu acara yang dihadiri oleh Lord Renard. 

Di sana, mereka berharap dapat mengumpulkan informasi lebih lanjut.

Dengan penampilan yang sederhana dan identitas yang disamarkan, Meylin dan Damian pergi ke pertemuan tersebut. 

Di dalam aula megah, suara gelak tawa dan perbincangan mengalun riuh. Meylin merasa berdebar, tetapi dia tahu ini adalah langkah penting.

Setelah beberapa saat, mereka berhasil mendengar percakapan antara Lord Renard dan beberapa bangsawan lainnya. 

"Kita perlu memastikan Liora tidak dapat kembali ke posisinya," ujar Renard dengan nada sinis. "Dengan dia di luar, kita bisa mengendalikan gereja lebih mudah."

Meylin mendengarkan dengan cermat, merasakan kemarahan yang menggebu. 

"Ini sudah lebih dari sekadar tuduhan. Mereka berusaha menghancurkan orang yang tidak bersalah," bisiknya pada Damian.

Damian mengangguk, tatapannya serius. 

"Kita harus merekam pembicaraan ini. Jika kita bisa menunjukkan bukti, itu akan sangat membantu."

Meylin dan Damian bersembunyi di balik tirai, merekam percakapan tersebut dengan hati-hati. Mereka berdua tahu bahwa ini bisa menjadi titik balik dalam perjuangan mereka.

Setelah berhasil mengumpulkan bukti, Meylin kembali ke istana dengan semangat baru. Dia segera mengundang Uskup Orlan untuk menghadiri pertemuan darurat di hadapan para bangsawan.

Ketika Uskup Orlan tiba, dia terlihat gelisah. Meylin tidak membuang waktu. 

"Uskup, kami memiliki bukti bahwa Lord Renard dan beberapa bangsawan lain terlibat dalam konspirasi untuk menjatuhkan Saintess Liora," ucapnya, mengeluarkan rekaman pembicaraan yang didapat.

Suasana ruangan menjadi tegang. Beberapa bangsawan terlihat terkejut, sementara yang lain mengerutkan kening.

"Ini adalah fitnah!" teriak Uskup Orlan, meski suaranya bergetar. "Kami tidak bisa membiarkan informasi ini mempengaruhi keputusan gereja."

"Namun, ini adalah kebenaran," Meylin membalas tegas. "Jika kalian tidak bertindak, maka kepercayaan rakyat terhadap gereja akan hancur."

Lord Renard, yang saat itu berada di ruangan, terlihat sangat marah. 

Fate of the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang