"The little girl named alleia"

30 14 5
                                    

SELENOPHILIA FROM ATLANTA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELENOPHILIA
FROM ATLANTA

Ijun yang sudah lama terlelap tiba-tiba menggeliat tak nyaman setelah mendengar sesuatu yang begitu ribut persis didekat telinganya. kerutan muncul di kedua alisnya. 

Ada yang aneh, pikirnya.

Seingatnya tak ada siapapun yang tidur dengannya semalam. 

Matanya bergerak tak tenang menjeling kesamping tanpa menolehkan kepalanya. Dengan jelas, ia tentu bisa merasakan keberadaan seseorang disampingnya. Tidak hanya dari dengkuran tetapi dari hembusan nafas teratur dari seseorang yang sedang tertidur. Ijun bertanya ragu dari dalam hatinya. Siapakah yang kemungkinan, mengisi tempat kosong disisi kasur disampingnya setelah lama ditinggal pemiliknya, bang haikal. 

Bang mark kah? Bang jamal? Chen?  Luke? Luna? Papa jhon? Atau.. 

Karna merasa buntu dan disengat dengan rasa penasaran. Ijun menoleh, menarik wajahnya kesamping, tepat berhadapan dengan seseorang yang berada disebelahnya.

Jiwanya melengos untuk sesaat, jantung berdentam tak karuan dan tubuhnya dengan refleks terbang begitu saja, melompat dari kasur dan mendarat diatas ubin yang dingin.

Beberapa kali ijun bergerak mengucek matanya, sekedar memastikan jika ia tak salah melihat. Atau menampar pipinya untuk sekedar memastikan bahwa saat itu ia hanya bermimpi atau tidak. Namun, rasa sakit itu menjalar bersama dengan rona merah membekas dipipinya. kesadarannya yang sepenuhnya kembali, dan kehadiran seseorang yang begitu mendadak. Membuatnya tertegun. 

Kehadiran itu begitu nyata, seseorang yang sudah lama tidak mengisi tempatnya itu berada disana. Tertidur dengan tenang bersama dengkuran nyaringnya. 

Ijun bangkit dengan langkah gontai ia berhamburan keluar dari kamar dan menerjang masuk ke kamar disebelahnya. Tempat dimana, nana dan ren masih terbaring pulas pagi itu.  

"bang ren!! bang ren!!" teriaknya membangunkan, tak peduli hadiah apa yang akan diberikan ren padanya, karna sudah mengganggu tidur milik pemuda itu. Tetapi, syukurnya ren hanya mengerang, dan bergumam lalu menggeliat. Seolah menantikan apa yang akan dikatakan ijun sebelum ia memutuskan untuk membuka matanya. 

"BANG HAIKAL, BANG?!! ADA DIKAMAR!!! BANG HAIKAL, ADA DIKAMAR BANG!!" teriaknya heboh dengan suara meninggi beberapa oktaf sampai terbatuk-batuk setelahnya. Dan kebetulan baiknya, hal itu cukup membuat kedua mata ren sepenuhnya membelalak. Untuk sesaat ijun berpikir bahwa ren akan melemparnya keluar lewat jendela. Tetapi untungnya itu tidak terjadi, melainkan ren sesaat menatapnya lama, seolah menggeledahnya. Mencari-cari bukti apa yang bisa membuatnya percaya dengan ucapan ijun barusan. Dan tatapannya, sama sekali tak menunjukkan bahwa ia percaya. 

Tetapi dengan gigihnya, ijun kembali mengulangi kalimat-kalimatnya lagi, 

"ijun, gue benci kartun pinokio karna gue benci orang-orang yang suka bohong. Awas kalau lu bohong, gue jahit beneran mulut lu ya?!!"

Selenophilia From Atlanta | Dark Fantasy genre ✨🦄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang