PENYELIDIKAN

2 1 0
                                    

BAB 16 

Linda terbangun dari pingsannya, setelah merasakan sakit luar biasa di bagian paling pribadinya. Dia menengok ke kiri. Remang-remang pandangannya melihat dua orang yang sedang berdiri menatapnya. Lalu dia menengok ke kanan. Linda melihat seseorang berbaring di meja sebelahnya, seorang laki-laki.

Itu Sammy. Ada apa ini.

Dia mencoba bangun. Namun tangan dan kakinya terikat kuat. Dia memberontak manarik dua tangannya kuat-kuat. Namun tali tambang yang besar itu melilit tak tergoyahkan di pergelangan tangannya. Karena tarikannya yang kuat menyebabkan pergelangan tangannya terluka akibat gesekan dengan tali tambang itu.

Linda menoleh ke kanan dan berteriak. Dia berusaha membangunkan Sammy. Teriakan dari mulutnya yang tersumpal tidak mampu membuat Sammy tersadarkan. Dia kembali berusaha menarik tangannya kuat-kuat. Tapi tetap saja, tali itu tak kendur sedikit pun.

"Linda..". Wanita itu mendekat. Mendesah sambil meraba tubuhnya.

"Errgg.. eergggh..", teriakan dalam sumpalannya tak mampu meluluhkan hati wanita kejam itu. "Kamu tahu Linda. Organ-organ dalam kamu pasti mahal harganya", wanita itu terkekeh rendah.

"Lihat tubuh kamu ini", ucapnya sambil meremas buah dada mengkal milik gadis itu. "Begitu fresh. Muda. Dan sehat. Tentunya organ-organ dalamnya bagus. Harganya pasti mahal"

Suara gadis malang itu tercekat. Menangis. Mulai sadar apa yang akan terjadi. Dan mulai mengetahui penyebab teman-teman kosnya hilang. Dia sekali lagi berteriak. Tapi yang terdengar hanya erang-erangan serak yang tidak membantunya sama sekali.

Usahanya itu ditertawai oleh pak Renggono. Pria tua itu sangat menikmatinya. Sementara Sammy mulai sadarkan diri. Sama seperti Linda, dia tidak tahu apa yang terjadi. Sammy menoleh ke kiri, melihat Linda menangis histeris seraya menarik tangannya.

Dia cepat tersadar. Tangan dan kakinya juga terikat. Dan Sammy juga mulai menarik-narik tangannya. Tarikan kuatnya tidak mengendurkan ikatan tali tersebut. Sammy berteriak sekencang-kencangnya. Walaupun dengan mulut tersumpal, teriakannya jauh lebih kencang dari teriakan Linda. Pak Rengono mendekati tubuhnya, pria tua itu menampar keras wajah Sammy. Hingga menimbulkan bunyi tepakan yang nyaring.

Takut menimbulkan kegaduhan karena teriakan Sammy. Pak Renggono segera beraksi. Pria tua itu mengambil golok tajamnya. Dan secepat kilat dia menebas leher Sammy. Belum putus. Tubuh Sammy mengejat-ngejat tak karuan. Linda semakin histeris dan ketakutan. Matanya melotot menyaksikan pemandangan mengerikan di sampingnya. Gadis itu menggelepar tak menentu. Sesekali kepalanya menoleh ke arah Sammy yang lehernya sudah terbelah. Darah menyembur kemana-mana. Tak menungu waktu lama, pak Renggono kembali beraksi. Dia kembali menebas leher Sammy hingga putus. Dan terlepaslah kepalanya, jatuh ke bawah.

Linda semakin katakutan. Dia menjauhkan kepalannya dari meja di sebelahnya. Sempat melihat kepala Sammy yang terjatuh ke bawah. Dia menangis sejadi-jadinya. Menangisi nasibnya yang ditentukan oleh golok tajam itu. Mulutnya tak berhenti berteriak, berharap penghuni kos yang lain mendengarnya.

"Satunya lagi. Waktu kita tidak banyak"

Linda yang mendengar ucapan wanita itu. Kembali berteriak. Berusah lebih kencang dari sebelumnya. Namun suaranya sudah habis, tenaganya sudah berada pada batas akhir. Tidak kuat lagi berteriak kencang. Suaranya tenggelam oleh ketakutannya sendiri. Linda pasrah. Kepalanya mendongak. Dia menatap nanar pak Renggono yang sudah berdiri di sampingnya. Menatap penuh dendam dan kebencian.

Pria tua yang sudah kemasukan iblis paling kejam itu mengayunkan golok tajamnya. Dan seketika terpenggalah kepala Linda. Jatuh kebawah.

LINGKARAN KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang