Janji (Taeri)

24 2 0
                                    


WARNING TYPO

SELAMAT MEMBACA

LENGHT ONESHOT

Janji






Seperti hari – hari yang sudah berlalu, kau masih saja tak kunjung tiba aku memperhatikan waktu dan terus menunggu. 24 tahun sudah semenjak kita berjanji dihari itu sudah terlampau lama sampai aku sudah mulai gemetar ketika mengenakan jasku yang beberapa kali sobek juga jam tangan ku yang usang dimakan waktu. Kaca mataku kini mulai menebal kacanya, pandanganku juga tak sudah tak sejernih dulu. Namun ketika aku memejamkan mata aku selalu melihat wajah cantikmu, senyum manis dan bagaimana langkah kecilmu riang ketika aku menghampiri. Kini tanganku tak kuat lagi untuk memelukmu erat, aku hanya bisa terus menunggumu. Namun kini kaulah yang akan menjemputku, mungkinkah? Mungkin saja, aku hanya pesakitan yang begitu merindukanmu sampai aku lupa jika kau sudah pergi semenjak hari itu.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Jakarta, 12 Maret 1967

Namanya Bagaskara Mahaprana, prajurit komando unit 5 yang bertugas khusus untuk mengamankan negara dari teroris. Pria berpangkat kapten itu tampak gagah dengan seragam hitam dan senapan laras panjangnya. Dia berjalan gagah mendahului prajuritnya. Dengan senyum manis namun khas pria ini dikenal ganas di medan perang namun penuh cinta untuk seorang gadis muda bernama Seruni.

Gadis mungil dengan rambut panjang sepinggang ini berhasil membuat Bagas kalah telak dengan tatapan pertama, suara khas yang mendayu membuat Bagas terpukau. Jejak waktu yang mereka lewati begitu banyak, seringnya pertemuan mereka membuat cinta itu tumbuh dengan sendirinya, dan hubungan romantis itu pun terjadi.

Kisah mereka menjadi ceritanya yang cukup menarik untuk dibahas banyak orang, entah itu dibarak dan dimanapun. Bagaskan tersenyum lebar ketika keasihnya telah tiba dengan rambut yang dia kepang dua, rok coklat juga kemeja putih bermotif bunga kecil berwarna senada dnegan roknya tengah berjalan menghampiri dengan rantang yang di tenteng.

Bagas berdiri dan merentangkan tanganya, Seruni tersenyum dan berlari kecil menghampiri pelukan yang sudah di buka untuknya. Seketika dekapan hanagt itu terasa begitu nyaman dan enggan untuk melepaskannya.

Entah kenapa hari itu semuanya terasa begitu lambat, makan siang hari itu ditutup dengan janji.

" besok siang, entah pukul berapa aku akan menunggumu di sebelah danau datanglah aku ingin menunjukan sesuatu." Seruni yang tengah mengelus rambut Bagas itu menatap kekasihnya.

" apakah itu?, kau tidak ingin memberitahuku hari ini saja." Bagas bangun dari tidurnya di duduk kemudian menyentuh pipi Seruni lembut, usapan tangan Bagas dan tatap dalamnya membuat gadis itu terlena.

" datang saja, akan ku sematkan cincin dijari manismu." Ungkapan yang baru saja di dengarnya membuat hati Seruni rasanya akan meledak namun rona merah itu tak bisa dia sembunyikan.

Ketika sedang asyik bersama, ledakan keras terdengar cukup kencang dan Bagas lansung berdiri. Dia mengambil senjatanya, hendak berlari namun tanganya segera Seruni tarik, Bagas pun berbalik dan melihat wajah kekasihnya yang tampak ketakutan.

" tenang saja, aku akan kembali. Aku mencintaimu, Seruni." Gadis itu hanya terdiam dan memperhatikan punggung Bagas yang berlalu, semakin pudar dan akhirnya tenggelam dalam kepulan asap tebal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BTS SHORT STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang